Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan featured

Refleksi | Pentakosta, Tidak Lari dari Kenyataan Hidup

20 Mei 2018   14:07 Diperbarui: 31 Mei 2020   08:29 3565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: christianity.com/jesus/early-church-history

Hari ini, Minggu 20 Mei 2018 merupakan Hari Pentaskota yang dirayakan oleh semua umat Kristen disemua Gereja. Dirayakan sebagai peringatan turunnya Roh Kudus Tuhan keatas murid-murid Yesus dan menjadi hari bersejarah karena membawa perubahan luar biasa, dengan 3000an orang dibaptis dalam Roh Kudus, dan menandai lahirnya umat Kristen untuk meneruskan "karya keselamatan" bagi dunia ini.

Secara kalender gerejawi, Pentakosta ini merupakan puncak dari rangkaian perayaan masa-masa raya paskah. Dimulai sejak beberapa minggu masa pra-paskah, diteruskan dengan perayaan paskah, kebangkitan Yesus dari kubur, kemudian dilanjutkan dengan peringatan kenaikan Yesus Kristus ke Surga pada hari ke 40 setelah kebangkitannya, dan hari ke 50 setelanya, yaitu Hari Pentakosta.

Bila memperhatikan semua simpul-simpul perayaan itu, menunjukkan bagaimana Allah memenuhi semua janjiNya kepada murid-muridnya. Masa kesengsaraan sampai penyiksaan dan kematian serta kebangkitanNya menegaskan dan meyakinkan murid-murid setiaNYA tentang pemeliharaan Allah dalam hidup mereka.

Ini tentu situasi yang tidak mudah  dan sangat sulit  bagi murid-murid  setiaNYA. Bayangkan, mereka bersama-sama sekian puluh tahun, dan mereka aman-aman dan nyaman-nyaman saja ketika selalu bersama dengan Sang Guru. 

Berbagai mujizat dialami dan kesulitan apapun bisa diatasi. Wajar saja murid-murid begitu bangga dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Raja diatas segala Raja. Dan sebagai manusia mereka tentu terus berharap Yesus akan memimpin dunia ini sampai akhir zaman. Tetapi, rencana Allah beda dengan rencana murid-murid. Yesus harus kembali ke Surga sesuai rencana Allah.

Murid-murid begitu ketakutan semua, dan puncaknya dimulai saat Yesus di Salib, lalu mati dan dikubur. Putus asa tidak bisa dihindari, bahkan ketika Yesus bangkitpun semua murid-murid antara yakin dan tidak yakin bahwa sesungguhnya Yesus sudah bangkit dari kubur, sebagai pemenuhan janji Allah bahwa Yesus sudah mengalahkan kematian itu. Inilah simpul dan simbol kunci bagi iman percaya orang Kristen bahwa ada kehidupan setelah kematian. Ada kebangkitan, sesuai apa yang sudah berkali-kali difirman oleh Allah sendiri, baik dai Perjanjian Lama dan terutama Perjanjian Baru sendiri. 

Pulihlah kepercayaan dan keyakinan murid-murid itu bahwa Yesus masih bersama-sama dengan mereka. Berbagai kejadianpun mereka alami kembali ketika Yesus menampakkan diri disejumlah tempat dan dalam berbagai kejadian. Agar murid-murid tetap teguh keyakinan dan keimanan mereka. 

Tapi, ini semua tidak lama, hanya 40 hari saja, karena Yesus Kristus harus naik ke surga sesuai janji firman Allah. Inilah puncak kegalauan muri-murid Yesus dan mereka harus ditinggalkan kembali.

Sungguh sebuah situasi yang sulit dan tidak mudah menerima begitu saja secara logika. Tetapi itulah yang dialami oleh murid-murid itu. Sekarang betul-betul mereka ditinggalkan dan harus menapaki jalan kehidupan tanpa kehadiran Yesus. 

Mampukah murid-murid melakukan itu? Galaukah mereka? Panikkah mereka? Sebagai manusia, saya yakin mereka semua ketakutaan, apalagi menghadapi berbagai perlawanan dunia ini, yang menolak kehadiran Yesus selama masih hidup, bahkan musuh-musuh mereka juga tidak kurang banyak.

Lagi-lagi Allah memenuhi janjiNya itu. Ditengah-tengah kegalauan mereka "turunlah Roh Kudus" atas mereka. Percayakah mereka ? Mula-mulanya takut karena Roh Kuduh itu turun dan memenuhi mereka dalam bentuk lidah-lidah api. Dan suara itu begitu kencang berkata kepada mereka agar jangan takut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun