Mohon tunggu...
Yuli Puspita Sari
Yuli Puspita Sari Mohon Tunggu... Guru - Suka jalan-jalan, Suka nulis kalau lagi rajin.

| IG: @yulipuspita06

Selanjutnya

Tutup

Money

Ketagihan Nabung di Bank Syariah

24 April 2017   09:21 Diperbarui: 24 April 2017   18:00 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Sekarang itu memang yang syar'i-syar'i sedang menunjukkan eksistensinya, misalnya saja banyak istilah yang memakai kata syar'i seperti hijab syar'i, pakaian syar'i, dan hotel syariah.  Pun tidak ketinggalan dengan dunia perbankan, bank syariah bertumbuh dan berkembang di Indonesia seiring dengan kesadaran masayarakat khususnya kaum muslim mengenai konsep syariah dalam bermuamalah.

Ini pengalaman saya yang membuat semakin cinta dengan keuangan syariah. Saya tuh cuma seorang guru SD di sekolah swasta. Ya meskipun gaji guru tidak lebih besar dari seorang buruh lulusan SMA (UMR DKI) saya tetap mensyukurinya. Merencakan keuangan masa depan sangatlah penting dimulai sejak muda. Biarpun saya belum menikah, saya sudah mulai menabung sejak 3 tahun lalu. Saat itu sekolah  tempat saya mengajar bekerja sama dengan salah satu bank syariah besar. Seluruh karyawan dan civitas sekolah diwajibkan membuka rekening di bank syariah. Saya merasa nyaman dan tenang meskipun gaji tidak besar, beda ketika dulu masih berbisnis online shop dan masih pakai bank konvensional. ada perasaan was-was apakah uang saya berkah atau tidak ya. Kemudian saat ada Book Fair (2013) di senayan, saya melihat ada stand Bank Syariah membuka gerai. Mereka menjemput bola dengan mendatangi calon nasabah ke tempat ramai. Ujung-ujungnya saya tertarik untuk memindah bukukan tabungan saya dari Konvensional ke Syariah. Alhamdulillah ada kelegaan setelah itu. Jadi sekarang saya mempunyai lebih dari satu ATM bank syariah.

Mulailah saya mencari informasi tentang layanan perbankan syariah. Yang paling menarik menurut saya adalah program cicil dan gadai emas di salah satu bank syariah. Dengan mengucap bismillah, dan dengan membawa uang dp emas yang akan dicicil saya mendatangi Bank tersebut. Harapan saya cuma satu; bisa menyisihkan sebagian rezeki untuk masa depan. Waktu itu saya mengambil emas yang 25 gram, dengan dp 20% dari harga emas. Ya sekitar Rp.2.500.00 dp nya, dan cicilannya Rp.488.000. Tahun 2014 gaji saya masih di bawah Rp.3.00.000, makanya saya tidak mengambil cicilan yang terlalu besar dulu, takut tidak bisa kebayar.hehe... masa mencicil emas itu dilakukan minimal 2 tahun. Fasilitas auto debet makin memudahkan nasabah dalam program ini, sekaligus membiasakan "nabung paksa" buat yang susah nyimpen uang (seperti saya), hehe..

Alhamdulillah saat ini emaslogam mulianya sudah ditangan. Tidak menyangka juga saya bisa punya emas. Terharu rasanya saat mengambi emas tersebut (maaf agak lebay). Kemudian ada juga momen dimana saya sedang mengalami kesulitan uang, tidak pikir panjang lagi saya lari ke bank syariah untuk menggadaikan emas saya dan langsung uang cash ada di tangan. pokoknya saya cinta perbankan syariah. Setelah emas pertama berhasil dilunasi, saya ketagihan untuk cicil emas lagi di bank yang sama. Hemm...begitulah kalau trust atau kepercayaan sudah tumbuh, sulit berpaling ke lain hati. Saat ini cicilan tersebut telah berjalan selama 6 bulan.

Bagaimanapun juga bertransaksi dengan perbankan syariah membuat tenang dan ibadah kita jadi lebih khusyuk, karena tidak ada riba atau bunga dalam prakteknya. Di bank syariah menggunakan konsep bagi hasil yang dibolehkan dalam islam. Tidak ada salahnya yang belum menggunakan Bank Syariah memikirkan untuk mencoba membuka hati untuk Bank Syariah. Lalu tidak perlu khawatir juga karena Bnk Syariah sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga ada jaminan hukum yang mengikat. Namun, ada juga beberapa hal yang perlu dibenahi oleh pihak bank syariah sendiri terkait dengan masih terbatasnya fasilitas yang di tawarkan.Misalnya saja, aplikasi mobile banking yang masih terbatas fiturnya. Kemudian, masalah stabilitas sistem. Seringkali sistem aplikasi mobile banking mengalami error sehingga mengganggu usernya atau penggunanya. Saat ini sudah berlangsung e-commerce yang menuntuk cepatnya akses transaksi keuangan. Jangan sampai bank syariah kalah bersaing dengan bank konvensional yang bisa memanjakan nasabahnya dengan fitur fitur canggih hanya dalam genggaman tangannya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun