Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

22 Maret 2016, Indonesia Sedang Krisis Air

22 Maret 2016   11:23 Diperbarui: 22 Maret 2016   11:52 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="World Water Day 2016 (globalcolibri.com)"][/caption]

World Water Day merupakan salah satu peringatan hari lingkungan hidup internasional yang dirayakan setiap tanggal 22 Maret tiap tahunnya. Acara ini bertujuan untuk kampanye akan peran penting air bagi kehidupan serta mengajak masyarakat dunia untuk turut serta melindungi pengelolaan sumber daya air.

World Water Day terselenggara atas ide dari United Nations Conference on Environment and Develompent (UNCED) di Rio de Janeiro Brasil pada tanggal 22 Desember 1992. Melalui kesepakatan yang dicapai, kemudian diadakan World Water Day pertama kali pada 22 Maret 1993. Cara ini sampai diperingati hingga sekarang.

Di Indonesia sendiri, World Water Day biasanya dirayakan oleh komunitas pecinta alam atau aktivis lingkungan. Acara ini jarang diketahui oleh masyarakat umum, mungkin karena mereka belum tahu karena minimnya kampanye, atau mungkin mereka terlalu apatis dan sudah merasa nyaman dengan kondisinya, sedangkan masih banyak daerah lain yang sedang mengalami krisis air.

World Water Day tahun 2016 ini mengusung tema “Water and Jobs”. Tema ini diangkat karena hampir 1,5 miliar orang di dunia bekerja di sektor yang terkait dengan air. Namun faktanya mereka yang bekerja di sektor yang signifikan tersebut belum terpenuhi hak-haknya dengan baik.

[caption caption="Ilustrasi krisis air di Alastlogo, Pasuruan. (antaranews)"]

[/caption]

Sedikit cerita mengenai krisis air. Di Pasuruan, tidak jauh dari tempat tinggal saya, terdapat daerah pesisir yang kondisi geografis perbukitan bernama Alastlogo. Daerah kering ini sulit untuk mendapat air bersih, padahal penduduk di sana cukup banyak dan bekerja sebagai nelayan. Dengan pekerjaan yang berpengaruh besar pada kebutuhan pangan masyarakat seperti itu, tidak mungkin untuk memindahkan warga Alastlogo dari daerah yang sudah didiaminya sejak lama karena akan berdampak pada berkurangnya pasokan ikan laut di sekitar Pasuruan.

Selama ini, warga Alastlogo hanya mengandalkan kiriman air dari distributor. Mereka membeli dengan harga 250 ribu per tangki volume 5000 liter. Kebetulan distributor air di Alastlogo adalah ayah saya sendiri yang sebenarnya bekerja sebagai sopir distributor air mineral. Dua hari sekali dia mengirim air kepada warga. Jarak antara Alastlogo dengan sumber air tempat mengisi air tangki adalah sejauh 15 km.

Sebenarnya tak jauh dari Alastlogo terdaat sebuah Danau besar yaitu Ranugrati, namun karena tidak ada sarana untuk mengalirkan air bersih ke Alastlogo, jadi sumber air di Danau Ranugrati tidak bisa dimaksimalkan. Warga Alastlogo sudah terbiasa hidup berdampingan dengan krisis air.

Warga di sana sangat bergantung pada distributor air bersih. Lalu pertanyaannya, bagaimana jika sopir distributor air ada halangan sehingga tidak bisa mengirim air? Ternyata di daerah dataran rendah, dengan banyak sumber air melimpah di sekitarnya, masih bisa mengalami krisis air.

Mengingat air adalah sumber kehidupan yang sangat penting sesuai dengan apa yang dikampanyekan dalam World Water Day. Karena sesuai data yang ada, diperkirakan pada tahun 2050 populasi bumi akan meningkat sebesar 35% dan pasti akan mengalami krisis air jika tidak dilakukan langkah pencegahan dari saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun