Banyak yang tak mampu kubaca di garis langit,
Tentang bilur cahaya menyusup sumpah dan asa,
Di langit jiwa yang mencari cercah makna,
Belantara yang kian sunyi dari diksi, syair yang lelah
Menepi di cangkir kopi dan hilang lesap digulita malam
Namun, hadir cahaya redup di luar jendela
Kuintip perlahan dedahanan usang selayak pandang
Menerawang jauh ke ufuk
Menanti  bergumul tetes embun di pelupuk mata,
rupa remuk dalam bayang, segenap asa hanyut  kusut
di pangkuan rerumputan perdu,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!