Mohon tunggu...
Yudith Rondonuwu
Yudith Rondonuwu Mohon Tunggu... lainnya -

Jurnalis Jr, Simple girl

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Manusia Psycho karena Zaman

7 November 2012   15:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:48 4607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Psycho alias orang yang jiwanya sakit atau terganggu. Biasanya orang psycho itu mudah terobsesi dengan satu hal, sadis dan cenderung menutup dirinya. Psycho itu ada bermacam-macam, tergantung bagaimana dia menyikapi suatu masalah.." (Sebuah pengertian "psycho" yang aku kutip dari sebuah situs bebas di internet)

Seperti penyakit kanker aku merasa orang yang masuk kategori "psycho" itu ada stadium atau tingkatannya. Bukan itu saja seperti ada kategorinya...

Menurut aku (ini opini)...

Psycho itu umumnya ada tingkat I (bisa disembuhkan), II (sulit disembuhkan), III (sangat sulit disembuhkan) dan IV (tidak bisa disembuhkan kecuali muzizat). Seperti kanker tentu saja stadium IV yang paling berbahaya dan disebut-sebut sudah tidak ada obatnya. Bersyukur ada beberapa orang ada yang mengaku sembuh kanker berkat muzizat. Yah, ilmu kedokteran pun percaya bahwa penyakit yang tidak ada obatnya hanya bisa disebuhkan oleh "Muzizat" dan Muzizat itu adalah milik Tuhan Sang Pencipta.

Kembali soal Psycho.. Aku tertarik berpikir dan merumuskan sendiri sikap-sikap manusia yang sudah bisa dikategorikan psycho. Aku membahas psycho khususnya dalam fenomena sosial terkait hubungan percintaan antara dua insan manusia dan banyak terjadi pada anak muda bahkan hingga usia 30-an. Bukan pada "psycho" yang suka ambil barang orang, ngintip orang mandi dan lain-lain yang aneh2... Aku lebih melihat psycho yang menjalar pada hubungan keluarga atau orang yang sakit jiwa di dalam keluarganya. Tentu saja yang lebih terkait pada masalah keluarga yang sekarang ini faktanya hanya sedikit KELUARGA UTUH yang bertahan.

Tentu berangkat dari sejumlah orang-orang yang ada disekitarku dan dari informasi-informasi yang aku peroleh dari berbagai sumber termasuk di internet.  (Prinsip: memanfaatkan internet untuk hal positif).

Aku melihat ada banyak perubahan gaya hidup manusia yang di hidup di bawah ABAD 21. Khususnya mereka yang hidup diatas tahun 2000. Dan semua perubahan itu merusak nilai-nilai moral satu diantaranya makna sebuah keluarga yang utuh.

Ada banyak hal yang berubah. Ketika kaum gay, lesbi, bisekxual, trangender dan interseks (LGBTI) mulai diakui komunitasnya secara terang-terangan aku (pribadi) merasa dunia ini makin aneh. Keluarga dengan suami dan isteri perempuan atau laki-laki termasuk pria atau wanita yang bisa berhubungan (maaf intim) dengan sesama jenis atau lawan jenis secara bersamaan... Aneh tapi nyata TAPI makin menjamur hingga ke negeri TIMUR yang mengenal AGAMA ini. Di barat dan negara maju lainnya di dunia sudah terjadi dari beberapa tahun silam dan di Indonesia? Pun demikian.  Kota Bali bahkan menjadi pilihan lokasi yang memudahkan pernikahan sesama jenis.

Ada semacam 'pergeseran (bahkan loncatan) perubahan nilai modal' menurut aku (opiniku) yang kini menjadi bagian dari seorang manusia yang sudah terjangkit penyakit (jiwa) "psycho" tingkat III. Jika 'masih berpikir atau coba-coba' untuk menjadi bagian dari kaum LGBTI maka itu sudah termasuk "psycho" tingkat I.

"Psycho" tingkat II menurut aku cocok disematkan pada mereka yang jatuh-bangun dalam usaha untuk tetap atau keluar dari komunitas LGBTI. Sedangkan "Psycho" tingkat IV pantas disematkan pada mereka orang per orangan yang sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.

SIAPA yang PSYCHO disekitar kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun