Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kursi Panjang

15 Juni 2019   18:00 Diperbarui: 15 Juni 2019   20:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada di sudut belokan yang tiap hari mereka melewati. Di depannya ada kursi panjang dari kayu. Mendudukinya bukan hobi tapi rindu. Menatapi kekosongannya adalah sendu. Kursi yang menjadi saksi sahabatku yang berbagi gundah, berbagi resah dalam kedukaan dan kebingungan.

Suatu kali aku pernah duduk bersamanya. Dia yang bercerita hingga ujung matanya bersimbah air mata. Menggumamkan kegeramannya. Inginnya untuk menyatakan tidak. Tapi juga kebisuannya dalam rasa tega yang tidak pernah dimiliki.  

Kursi panjang yang membuat kita tertawa tiap guru langka itu melewati kita yang sedang berdesak desakan canda. Guru yang suka  manyun tiap digoda, galak yang tak pernah menjadi galak buat kita,  tapi selalu di ingat tak pernah terlupa. 

Kursi panjang yang kini lapuk termakan usia, tapi tak pernah lapuk dalam ingatan mereka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun