Tak kan ada khilaf.Â
Karna aku hanya patik yang tak tahu malu. Serupa serpihan kaca yang berharap menjadi cermin sang putri. Kelewat jauh jarak yang menyekat.Â
Meski, terbersit ingin suatu waktu khilaf bertamu, kamu menyungging senyum termanis sambil duduk menunggu di beranda depan rumahmu.Â
Meski mimpi, ku tak mau bangun lagi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!