Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meniti Jalur Tengah Keluar dari Pandemi

10 Mei 2020   03:23 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:47 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyerah pada keadaan di masa sulit di tengah pandemi ini, bukan pilihan. | Ilustrasi: Pixabay/congerdesign

Berdamai! Dalam teori konflik, mekanisme resolusi yang dapat diajukan adalah dialog dan negosiasi. Problemnya, kita berhadapan dengan musuh tak terlihat, yang sulit untuk diajak kedua hal tersebut.

Mungkinkah format berdamai dapat menjadi usul jalan tengah dari situasi pandemi kali ini? Berbagai pendekatan strategi dalam menghadapi pagebluk, telah dilakukan di banyak negara.

Sekurangnya, ada dua kluster besar, sebagaimana Rhenald Kasali sebut, (i) containment -pembatasan secara fleksibel, dan (ii) suppression -karantina fisik sebagai pendekatan keras semi otoriter. 

Sebagai sebuah strategi, keduanya mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Efektifitas dari strategi menghadapi pandemi tersebut, juga memiliki faktor pengaruh yang bermacam-macam.

Bila ditelaah lebih lanjut, kemampuan efektif dalam menerapkan kedua strategi tersebut, disebabkan faktor; (i) kapasitas dan kemampuan negara, (ii) model kepemimpinan, serta (iii) kepercayaan publik.

Kombinasi ketiganya, merupakan unsur penting dalam upaya menguatkan pengaruh persuasi, untuk melakukan suatu tindakan yang disepakati, sekaligus membangun kedisiplinan guna mencapai tujuan.

Membangkitkan Harapan

Menyerah pada keadaan, bukan pilihan. Kita dihadapkan pada pilihan sulit, mengutamakan kesehatan atau dampak ekonomi? Keduanya memiliki konsekuensi dan risikonya tersendiri.

Sebagaimana pilihan, mendahulukan tindakan pembatasan yang masih memungkinkan terjadinya penularan, atau memenuhi kewajiban bagi seluruh entitas publik karena opsi karantina? Simalakama.

Diantara pilihan itu, kita kerap mengambil jalan tengah dengan model mengkombinasikan kedua pilihan tersebut. Maka bisa dipahami bentuk yang diambil sebagai kebijakan memiliki corak ambigu.

Mudik sudah dinyatakan dilarang, tetapi nampak berlawanan dengan kemungkinan adanya arus pulang kampung, dikarenakan kondisi ekonomi sudah tidak bisa dipertahankan. Ruwet bin ruwet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun