Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Determinisme Teknologi dan Keniscayaan Komunikasi

28 Juli 2018   07:30 Diperbarui: 28 Juli 2018   08:11 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kehidupan berjalan dinamis, manusia selalu berupaya untuk memenuhi seluruh kebutuhannya dengan cara yang termudah. Perkembangan teknologi, menjadi sarana terpenting dalam mengubah pola hidup dan kebudayaan manusia. Bahkan sejak jaman tribal, hingga kini teknologi digital, penggunaan alat bantu yang mempermudah kehidupan manusia terus ditemukan dan diciptakan.

Pada prinsip Mc Luhan (1962) telah menerangkan konsep perubahan cara berkomunikasi, termasuk didalamnya konsep keberadaan manusia beserta dengan teknologi yang dipergunakannya. Dalam pandangan Mc Luhan, manusia dalam populasi masyarakat akan menggunakan konsep budaya dalam penciptaan teknologi, dan sebaliknya, teknologi pada gilirannya akan membentuk budaya baru.

Pandangan tentang aspek komunikasi dan teknologi ini tentu akan selaras, bila dikaitkan dengan apa yang terjadi saat ini, era komunikasi terbuka. Percepatan dan kecepatan persebaran informasi dan kemampuan menjalin komunikasi tanpa jeda, bahkan secara realtime membuat manusia modern dengan teknologinya, membentuk budaya baru -cyberculture, yang distimulasi koneksitas internet.

Lebih jauh lagi, Mc Luhan menjelaskan "medium is the message" yang menyatakan bahwa media adalah cara dari bentuk berkomunikasi. Termasuk media massa, pesan yang disampaikan bukan hanya soal apa yang tercetak dikertas yang bernama koran, tetapi juga tentang bagaimana kehadiran teknologi cetak mengubah cara manusia dalam membangun kesepahaman komunikasi didalam masyarakat. Hal ini sekaligus menyiratkan, bahwa teknologi menjadi sarana kepanjangan tangan manusia.

Tantangan Masyarakat Komunikatif

Ketika situasi modernitas yang dibangun dalam kebaharuan melalui adopsi teknologi yang pada akhirnya membentuk budaya baru, maka menggunakan pendekatan teori kritis yang dikemukakan Habermas menjadi suatu situasi yang menarik. Pada pandangan Habermas, modernitas adalah bentuk baru dari relasi asimetrik parapihak baik dalam kekuasaaan, pun termasuk komunikasi.

Dominasi pengetahuan, adalah bentuk baru dari struktur yang dilahirkan dalam sebuah modernitas. Meski Habermas memberikan konsep tentang public sphere -ruang publik untuk dapat berkomunikasi secara setara, sehingga terbentuk pola partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya hal ini terkait dengan penciptaan fase masyarakat komunikatif dalam kesetaraan kedudukan, sebagai bentuk perubahan tipologi kehidupan bermasyarakat.

Kritik Habermas atas kehidupan yang modern, dititikberatkan pada timbulnya jarak dan jurang kesejangan, sebagai akibat dari dominasi penguasaan atas ilmu pengetahuan yang menjadi basis bagi terbentuknya hegemoni baru. Lebih jauh lagi, dalam kerangka interkoneksi global village ala Mc Luhan, kehadiran teknologi dapat menjadi perangkat bagi penjajahan budaya dan ekonomi.

Teknologi dan dominasi, menjadi instrument imperialisme. Konsentrasi beserta akumulasi ilmu pengetahuan menjadi sumber ketimpangan baru. Penguasaan teknologi membawa budaya yang sarat kepentingan, termasuk perluasan pasar dalam kerangka ekonomi. 

Menjadi model imperialisme semu, berbeda dengan model imperialisme fisik yang melibatkan penundukan melalui perang, maka melalui teknologi terbentuk imperialisme semu, yang diterima melalui akseptasi budaya berteknologi dalam kehidupan keseharian masyarakat di negara objek imperialisme.

Kehidupan manusia bergulir silih-berganti, perkembangan teknologi dan komunikasi berhadapan dengan potensi negatif yang dihadirkan dalam penggunaan teknologi serta budaya baru yang dihasilkan, termasuk diantaranya imperialisme serta berkembangnya era post truth akibat distribusi dalam penyebaran informasi bohong -hoax, sebagai fenomena yang kini terlihat. Teknologi dan komunikasi pada hakikatnya, harus menjadi pendorong bagi pemuliaan nilai-nilai kemanusiaan yang bebas, berkeadilan dalam kesetaraan!.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun