Mohon tunggu...
Fiksiana

Jembatan Khatulistiwa

17 Agustus 2017   21:44 Diperbarui: 18 Agustus 2017   11:19 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sebagai Negara multikultural dan Negara berkembang mempunyai resiko yang besar untuk menghadapi kemajuan serta beban dan tanggung jawab yang banyak untuk mencerdaskan serta melindungi seluruh elemen masyarakatnya, terutama, untuk melindungi para jiwa muda sebagai generasi emas bangsa. Apabila generasi mudanya saja sudah tidak memedulikan serta tidak menganggap akan pentingnya ilmu pengetahuan, bagi bekal mereka di masa mendatang sebagai tanggung jawab, juga sebagai penentu mau seperti apa ? dan bagaimana bangsa Indonesia ini di masa yang akan datang. Semua itu berada di tangan para pemudanya. Untuk itu sebagai langkah yang paling mendasar seluruh elemen masyarakat, mulai dari orang tua, guru, lingkungan, serta deretan pemerintahan harus turun tangan langsung untuk mendongkrak semangat para pemudanya. Jiwa mudah masih membara untuk menggali ilmu yang sebanyak-banyaknya.

" Pohon kelapa
Pohon pepaya
Jiwa muda
Jiwa yang berkarya "

Langkah awal yang paling mendasar tersebut bisa dimulai dengan gerakan wajib membaca. Ya membaca, walau dalam pikiran beberapa orang bahwa membaca merupakan sesuatu yang sangat tidak terlalu penting. Akan tetapi, membaca merupakan suatu jendela menuju kesuksesan. Semua cucu Adam yang terlahir di dunia ini seluruhnya pintar, mereka sama-sama mempunyai akal pikiran serta hawa nafsu, yang membedakan semua itu hanyalah pada kemauan serta pola pikir mereka apakah mereka mau atau tidak untuk menjemput kesuksesan mereka.

Untuk itu, kebijakan yang diambil pemerintah untuk mewujudkan semua harapan, cita-cita, serta keinginan yang menggebu-gebu. Deretan pemerintah mendeklarasikan gerakan wajib membaca. Seperti gerakan pemerinta yang baru-baru ini mendeklarasikan gerakan " Ayo baca " juga sesering mungkin untuk berkunjung ke perpustakaan. Perpustakaan adalah sarana yang sangat vital dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan dari masa ke masa mengalami perkembangan yang signifikan sesuai kemajuan zaman dan kebutuhan penggunanya. Perpustakaan sebagai aset vital akan tumbuh kreatif dan mampu bersaing jika dihargai dan ditempatkan dalam wadah serta struktur strategis. Paradigma perpustakaan yang kini berkembang yaitu dari fisik ke dunia digital, dari manual ke otomasi, dari monomedia ke multimedia, dari lokal ke global dan dari isolasi ke kolaborasi, memungkinkan perpustakaan untuk membantu mewujudkan visi dan misi pemerintah untuk mewujudkan generasi emas bangsa mencapai taraf internasional. 

Saat ini perpustakaan digital makin kencang gaungnya, dan hampir semua sekolah, kampus, dan pemerintahan meningkatkan perpustakaan sebagai penunjang sarana dan prasana pendukung kegiatan belajar mengajar. Baik perpustakaan milik negeri maupun swasta, lembaga pemerintah maupun swasta berlomba-lomba mengembangkan perpustakaan digital. Mengapa semua ini terjadi? Karena arus globalisasi dan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi dalam mengakses informasi. Masyarakat semakin kritis dan ingin mengakses informasi secara cepat, tepat, akurat dan tentunya mudah. Sejauh ini solusinya dapat terpenuhi dengan mengkases informasi di Perpustakaan Digital.

Ide tentang konsep dasar perpustakaan digital muncul pertama kali pada bulan Juli 1945 oleh Vannevar Bush. Beliau mengeluhkan penyimpanan informasi manual yang menghambat akses terhadap penelitian yang sudah dipublikasikan. Untuk itu, Bush mengajukan ide untuk membuat catatan dan perpustakaan pribadi (untuk buku, rekaman/dokumentasi, dan komunikasi) yang termekanisasi. Selama dekade 1950-an dan 1960-an keterbukaan akses terhadap koleksi perpustakaan terus diusahakan oleh peneliti, pustakawan, dan pihak-pihak lain, tetapi teknologi yang ada belum cukup menunjang. Pada awal 1980-an fungsi perpustakaan telah diotomasi melalui perangkat komputer, hanya pada lembaga-lembaga besar saja, mengingat biaya investasi yang tinggi. Misalnya pada Library of Congress di Amerika yang telah mengimplementasikan sistem tampilan dokumen elektronik (electronic document imaging systems) untuk kepentingan penelitian dan operasional perpustakaan. Pada awal 1990-an hampir seluruh fungsi perpustakaan ditunjang dengan otomasi dalam jumlah dan cara tertentu.

Fungsi-fungsi tersebut antara lain pembuatan katalog, sirkulasi, peminjaman antar perpustakaan, pengelolaan jurnal, penambahan koleksi, kontrol keuangan, manajemen koleksi yang sudah ada, dan data pengguna. Pada tahun 1994, Library of Congressmengeluarkan rancangan National Digital Library (perpustakaan digital nasional) dengan menggunakan tampilan dokumen elektronik, penyimpanan dan penelusuran teks secara elektronik, dan teknologi lainnya terhadap koleksi cetak dan non-cetak tertentu. Pada September 1995, enam universitas di Amerika diberi dana untuk melakukan proyek penelitian perpustakaan digital. Penelitian yang didanai NSF/ARPA/NASAini melibatkan peneliti dari berbagai bidang, organisasi penerbit dan percetakan, perpustakaan-perpustakaan, dan pemerintah Amerika sendiri. Proyek ini cukup berhasil dan menjadi dasar penelitian perpustakaan digital di dunia.

Sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah, perpustakaan digital bertujuan untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap informasi yang sudah dipublikasikan. Tujuan perpustakaan digital adalah untuk melancarkan pengembangan yang sistematis tentang cara mengumpulkan, menyimpan, mengorganisasi informasi dan pengetahuan dalam format digital. Mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor, serta untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi. Memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perdagangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan, dengan mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi berikutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang penting, dan untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.

Seperti yang sedang santar didengar masyarakat banyak bahwa program diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dibangun sebagian besarnya dengan menggunakan sumbangan dana Corporate Social Responsibility. RPTRA adalah konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai permainan menarik, pengawasan CCTV, dan ruangan-ruangan yang melayani kepentingan komuniti yang ada di sekitar RPTRA tersebut, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, dan lainnya. RPTRA juga dibangun tidak di posisi strategis, namun berada di tengah pemukiman warga, terutama lapisan bawah dan padat penduduk, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh warga di sekitar.

Dengan demikian peran pemerintah sebagai penyedia sarana dan prasarana dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, juga sebagai wadah aspirasi masyarakat sudah sangat banyak. Untuk itu mari kita sebagai masyarakat yang cerdas, juga jiwa muda sebagai generasi melanial ikut turut serta menggunakan dengan bijak semua apa yang telah pemerintah dan banyak orang lainya yang bersusah payah menyediakan jembatan menuju kesuksesan ini dengan sebaik-baiknya. Indonesia juga merupakan salah satu Negara di dunia yang ikut serta dalam perdagangan pasar bebas Internasional, sudah sewajarnya saja apabila banyak masuknya pengaruh budaya asing serta kemajuan teknologi yang sangat signifikan dalam berbagai macam bidang. 

Segalanya menjadi cepat, mudah.. Semua perubahan ini memiliki bermacam pengaruh, entah itu pengaruh positif ataupun pengaruh negative semua itu tergantung pada kita menyiasatinya dengan pandangan serta pola pikir masing-masing. Kita sebagai generasi emas bangsa ini sepatutnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada. Serap dan manfaatkan yang baiknya serta tinggalkan yang buruknya, semua itu berguna untuk masa depan bangsa Indonesia. Mari bersaing dengan sehat dan jadikan Indonesia ini sebagai Negara yang berkualitas.

Merdeka !!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun