Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kuingin Meraih Cahaya

27 April 2012   03:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Cahaya kok diraih, kurang kerjaan saja!” Beneran aku ngakak sendiri ketika menuliskan judul ini. Tapi memang itulah cita-citaku. Cita-cita yang muncul setelah berjuang keras demi mendapatkan sebuah mainan: kamera dslr. Meraih cahaya tentu bukan dengan tangan lho. Meraih cahaya yang menjadi cita-citaku adalah bagaimana aku bisa menggambar cahaya dengan kamera yang aku miliki.

Geli juga ketika mengingat pengalaman pertama kali memiliki kamera. Begitu kamera dibuka dari dus, langsung main hajar saja. Hingga suatu ketika ada seorang temen mengingatkanku untuk membaca terlebih dahulu buku manualnya. Byuhhhh... Ternyata ada banyak istilah teknis yang bikin kepalaku berkunang-kunang. Meski membaca berulang-ulang, ternyata aku tetep ga dong juga. Susah memang kalau kapasitas isi kepala dudul begini. Dari pada pusing, maka dalam sharingku ini aku menghindari istilah-istilah teknis. Selain itu, aku takut kesleo. Aku yakin ada banyak photografer di sini. Oleh karena itu, tujuanku nulis ini ya hanya ingin berbagi plus menjawab tantangan di grup KAMPRET.

Aku belajar motret dengan banyak melihat. Dari internet, saya bisa mendapat ribuan foto yang ciamik. Dengan melihat foto-foto itulah aku kemudian belajar. Jatuh bangun aku berusaha mengamati, mempelajari, dan mencoba mempraktekkan hasil pembelajaran itu. Yah, lagi-lagi kapasitas kemampuan menangkap media pembelajaran menjadi alasanku untuk menutupi kekurangan. Sejatinya, lebih nyaman dengan jurus aspret. Hehehehe...

[caption id="attachment_184544" align="aligncenter" width="567" caption="foto 1a"][/caption]

Dalam proses belajar, aku sadar bahwa kalau mau motret cahaya harus sungguh diperhatikan. Ya iyalah, lha inti motret kan menggambar cahaya. Ada beberapa sumber cahaya yang bisa digunakan. Mulai dari matahari, lampu, lilin, flash. Rasaku, semua benda yang bisa menghasilkan cahaya bisa digunakan sebagai sumber cahaya untuk pemotretan. Dari berbagai sumber itu, aku paling suka dengan cahaya alamiah yang ada dan terlihat oleh mataku. Secara pribadi, saya kurang suka menggunakan flash atau sejenisnya. Alasannya sederhana sih, aku gak punya. Dari berbagai sumber alami sebagaimana yang ada dalam benakku, aku paling suka dengan cahaya matahari. Asyik saja bermain-main dengan cahaya yang berasal dari matahari. Setiap kali motret dengan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber cahaya, aku dituntuk kreatif. Tidak usah tanya hasilnya. Dijamin pasti ndledek.. hehhehee...

[caption id="attachment_184543" align="aligncenter" width="600" caption="matahari sumber cahaya"]

1335503878169126701
1335503878169126701
[/caption]

Menurut yang aku tahu, aneka sumber cahaya itu bisa menghasilkan pencahayaan yang keras dan lembut. Bahkan, dalam satu foto, kombinasi intensitas cahaya keras dan lembut itu bisa menjadi satu bagian yang membentuk harmoni. Belum lagi kalau ditambah dengan cahaya yang terpantulkan oleh benda yang ada dalam foto itu. Entah dipantulkan oleh air atau benda lain. Aku suka dengan foto sunshet ini [1a]. Menurut saya sih, foto yang aku hasilkan ini mengandung ketiga unsur itu. Sumber cahayanya adalah sinar matahari. Di sekitar matahari itulah intensitas cahaya keras muncul. Sedangkan intensitas cahaya lembut muncul karena adanya awan yang sedikit menghalangi sinar matahari. Di bagian bawah, sawah dengan sedikit genangan air memantulkan obyek yang ada di atasnya.

Aneka sumber cahaya yang tersedia bisa terletak dimanapun. Letak sumber cahaya itu bisa alamiah maupun bisa disetting menurut kemauan kita. Sekali lagi, aku lebih suka dengan sumber cahaya alami. Saya merasa ada sebuah tantangan besar untuk menaklukkannya. Letak sumber cahaya tentu akan berpengaruh pada jatuhnya cahaya pada obyek yang hendak difoto.

Arah datangnya sinar yang digunakan bisa dari berbagai sudut. Bisa sinar datang dari bawah, dari atas, dari samping, dari depan, dari belakang. Atau bisa juga sinar datang dari berbagai sudut yang tidak terduga. Nah, dari sisi itulah aku tertantang untuk belajar menciptakan angle yang menurut saya asyik. Tidak mudah. Kadang aku harus dlosoran atau ndodok untuk mengambil sebuah obyek.

[caption id="attachment_173876" align="aligncenter" width="284" caption="1b"]

13354949851980513198
13354949851980513198
[/caption]

Dengan memanfaatkan sinar matahari yang masuk ruangan melalui celah antara atap dan tembok, ak menghasilkan foto ini [1b]. Arah sinar yang mengenai obyek bersudut sekitar empat puluh lima derajat. Aku merasa suka terutama karena efeks cahaya yang mengenai obyek menghasilkan permainan gelap terang yang alami. Oh ya, cerita sedikit. Mengapa aku suka cahaya yang alami. Kebetulan aku suka dengan lukisan. Kesukaan pada seni lukis itulah yang sering terbawa ketika saya menikmati sebuah karya foto.

[caption id="attachment_173877" align="aligncenter" width="432" caption="1c"]

13354950381719971258
13354950381719971258
[/caption]

Foto ini adalah contoh fotoku yang kurasa menggunakan arah cahaya dari atas [1c]. Siang-siang aku sedang jalan-jalan di kebun yang cukup rindang. Entah mengapa, aku tertarik dengan sinar matahari yang jatuh ke rerumputan menerobos celah dedaunan. Langsung saja aku ambil senjata. Kemudian bunga dan salib itu aku tempatkan di tempat jatuhnya sinar. Akhirnya jadilah foto ini. Karena aku sendiri suka, maka foto itu aku jadikan sebagai kartu ucapan selamat Paskah. Tidak perlu mengambil atau mendownload, aku bisa mengucapkan selamat Paskah dengan hasil jepretanku sendiri.

[caption id="attachment_173878" align="aligncenter" width="432" caption="1d"]

13354950791129198539
13354950791129198539
[/caption]

Selain digunakan untuk memperkuat obyek foto, ternyata menarik juga lho memotret sumber cahaya. Entah sumber cahaya dijadikan sebagai obyek utama atau menjadikan sumber cahaya sebagai pemanis foto. Foto ini aku buat karena menarik perhatian saya [1d]. Cahaya lampu yang menerangi jalan setapak ini memberikan kesan unik dan sedikit dramatis. Dengan mencopot filter UV yang aku pakai, ternyata bisa menghasilkan efek flare yang lebih memanjang. Akibatnya, cahaya lampu menjadi lebih menarik.

Akhir kata, berjejaring dengan temen-temen Kampret membuatku belajar banyak. Ide-ide gila ditawarkan untuk menantang anggota lebih maju. Sharing pengalaman menjadi alat ampuh untuk belajar dan belajar. Anda pun bisa memberi masukan kepadaku. Aku akan sangat berterima kasih. Masukan yang diberikan akan sangat berguna bagiku yang masih belajar menggambar cahaya ini.

inilah beberapa hasil foto pembelajaranku:

[caption id="attachment_173880" align="aligncenter" width="432" caption="manfaatin cahaya yang masuk melalui jendela"]

133549528732319324
133549528732319324
[/caption] [caption id="attachment_173881" align="aligncenter" width="432" caption="sumber cahaya berada si belakang obyek"]
13354957431262576631
13354957431262576631
[/caption] [caption id="attachment_173882" align="aligncenter" width="432" caption="siluet"]
13354960081907290698
13354960081907290698
[/caption] [caption id="attachment_173903" align="aligncenter" width="288" caption="memanfaatkan celah bangunan "]
13355070051126738159
13355070051126738159
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun