Mohon tunggu...
yswitopr
yswitopr Mohon Tunggu... lainnya -

....yang gelisah karena sapaan Sang Cinta dan sedang dalam perjalanan mencari Sang Cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Air dan Fotografi

23 Mei 2013   10:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:09 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_244875" align="aligncenter" width="630" caption="penempatan obyek dan hasil foto (dokpri)"][/caption]

Hunting selalu identik dengan fotografi. Hunting adalah sebuah aktifitas berburu foto. Haruskah aktifitas ini membawa pemotret keluar ruangan dan mencari titik-titik pemotretan yang akan menghasilkan foto yang menarik? Bisa ya dan bisa tidak. Semua tergantung pada genre yang hendak ditampilkan. Pada kesempatan ini, saya ingin bercerita tentang hunting foto macro. Pertanyaannya sama: haruskah kita pergi ke kebun atau ke tempat lain untuk menghasilkan foto macro?

Foto macro berkaitan erat dengan obyek foto yang berukuran kecil, baik makhluk hidup atau benda mati. Tujuan foto macro aalah untuk mengeksplorasi detail dan tekstur yang tidak tampak jelas jika dilihat dengan mata biasa. Kalau diartikan secara lebih mudah, foto macro adalah membesarkan obyek kecil untukk menampilkan keindahan obyek yang ingin diperbesar itu. Bagi saya, foto macro selalu menarik perhatian, simple, dan tidak ribet.

Pada tulisan ini, saya ingin mensharingkan pengalaman mendapatkan foto macro air. Meskipun foto-foto ini bisa juga dikategorikan sebagai still life. Tetapi saya sendiri lebih suka memasukkannya dalam genre macro (mohon maaf jika ternyata pandangan saya ini tidak tepat). Menghasilkan foto macro air tidak perlu pergi ke kebun di pagi hari. Kita bisa menciptakannya sendiri kapanpun kita mau.

[caption id="attachment_244879" align="aligncenter" width="540" caption="beautifull dews"]

13692797752109168712
13692797752109168712
[/caption]

Pertama, peralatan. Yang harus ada jelas kamera lengkap dengan lensanya. Saya menggunakan kamera DsLR. Apakah harus menggunakan lensa macro? Tidak. Kita bisa menggunakan berbagai jenis teknik memotret macro tanpa menggunakan lensa macro. Kita bisa menggunakan filter close-up, riverse ring (membalik lensa), extention tube, atau bahkan menggunakan kaca pembesar. Saya sendiri menggunakan lensa raynox untuk menghasilkan foto macro.

Selain peralatan kamera, dibutuhkan peralatan pendukung yaitu obyek yang akan difoto. Ini penting karena saya hendak menunjukkan bahwa hunting foto macro tidak harus keluar ruangan. Di dalam ruangan pun kita bisa menghasilkan foto macro seperti di luar ruangan.

Untuk menghasilkan air layaknya tetesan embun, saya membutuhkan pipet atau alat lain yang bisa difungsikan seperti pipet. Dalam hal ini, saya menggunakan jarum tinta printer. Berdasarkan pengalaman, jarum tinta printer yang ujungnya runcing lebih mudah dibandingkan yang ujungnya tumpul. Untuk media menempatkan air, kita bisa menggunakan benda-benda yang memiliki lapisan lilin sehingga tetesan air yang akan tercipta bisa bulat. Dalam berbagai percobaan, saya senang menggunakan sulur tumbuhan karena sulur-sulur itu memiliki karakter yang unik. Kadang, saya menggunakan batang rumput yang berbulu.

Untuk mengatur sulur menjadi media yang menarik, bisa digunakan aneka cara. Sulur itu bisa ditempatkan dengan bantuan benda lain sebagai tatakan. Sulur bisa diikat pada kedua ujungnya dengan benang. Kemudian benang itu ditarik. Jadilah sebuah sulur dengan karakter spiral.

[caption id="attachment_244887" align="aligncenter" width="540" caption="trio "]

1369280013747479553
1369280013747479553
[/caption]

Kedua, eksekusi. Setelah peralatan siap, kita gunakan pipet atau jarum tinta printer untuk menempatkan tetesan-tetesan air di atas sulur. Inilah bagian tersulit yang saya alami. Tidak mudah untuk menata tetesan-tetesan air itu hingga membentuk formasi yang menarik. Dibutuhkan kesabaran dan kecermatan. Hal ini perlu supaya tetesan air yang sudah terbentuk tidak jatuh ketika kita hendak menempatkan tetesan air lagi. Kan ga asyik jika sudah terbentuk pola tetesan air, eh pola itu ambyar karena kecerobohan kita sendiri.

Setelah pola terbentuk, kamera yang dipasang di atas tripod disiapkan. Memasang kamera untuk mendapatkan angle yang menarik juga tidak mudah. Ketidakmudahan itu muncul terutama jika kita ingin mendapatkan foto yang memiliki ketajaman sama pada seluruh tetesan air yang telah kita buat. Untuk menghasilkan foto yang optimal kita bisa mencoba berbagai angle.

Untuk memperindah tetesan air, saya biasanya menggunakan media tambahan. Media tambahan ini akan menjadikan foto terlihat lebih menarik. Saya senang menempatkan bunga di belakang tetesan air. Sebelum memotret, saya memastikan bahwa fokus lensa ada di refleksi bunga yang ada di tengah tetesan air. Jika saya fokus pada tepian tetesan air, refleksi yang ada di dalam tetesan air tidak optimal ketajamannya. Maka, saya mengalahkan ketajaman di tepi air berkurang demi mendapatkan ketajaman refleksi.

Ada kalanya, saya menggunakan flash untuk pencahayaan. Ada kalanya tanpa flash.

[caption id="attachment_244888" align="aligncenter" width="540" caption="huruf pun bisa masuk dalam tetesan air"]

13692804241325528378
13692804241325528378
[/caption]

Ketiga, finishing. Setelah memotret, dilakukan proses editing. Pembesaran obyek dipengaruhi oleh jenis lensa yang kita gunakan. Ketika saya menggunakan lensa 58mm tentu memiliki pembesaran berbeda dibandingkan ketika saya menggunakan lensa 100mm. Croping menjadi andalan. Croping juga akan membantu kita dalam mengatur ulang komposisi dari foto yang telah kita hasilkan. Proses editing selanjutnya sangat dipengaruhi oleh kelihaian kita menggunakan berbagai sofware.

Sekian sharing dari saya. Semoga bermanfaat. Bagi teman-teman Kampret, mari terus berbagi cerita lewat foto. Salam.

[caption id="attachment_244889" align="aligncenter" width="540" caption="horeeeeeeeeeeee... rumahku masuk tetesan air"]

1369280530939051006
1369280530939051006
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun