Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Beda Nasib Saga Transfer Mahal

2 September 2017   10:03 Diperbarui: 2 September 2017   17:54 2488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coutinho. Skysport.com

Pada bursa transfer musim panas 2017 ini, terjadi banyak saga transfer berharga mahal, yang melibatkan talenta kelas dunia misalnya, Neymar, kapten timnas Brasil yang hengkang dari Barcelona ke PSG sebagai pemain termahal dunia dengan ongkos 222 juta euro. Ada juga Ousmane Dembele, pemain muda berbakat asal Prancis yang hengkang dari Borussia Dortmund ke Barcelona dengan harga 147 juta euro.

Pada prosesnya, kedua transfer berharga wah ini memiliki skema kronologi yang mirip; terjadi tarik ulur, akibat penolakan klub asal si pemain untuk melepasnya. Karena, peran si pemain dinilai vital, atau harganya kurang cocok. Di sini, klub pembeli lalu bergerak secara diam-diam.

Mereka menjalin kesepakatan prakontrak personal dengan si pemain. Setelah kesepakatan terjalin, si pemain lalu mengajukan permohonan transfer. Jika permohonannya ditolak, si pemain akan melancarkan 'jurus pamungkas' dengan cara membuat ulah di tim. Sehingga, suasana dalam tim menjadi keruh. Jika sudah begini mau tak mau klub akan mengizinkan si pemain pindah. Transfer pun beres.

Pada kasus Neymar, 'jurus ngambek', yang dilakukannya adalah, bersitegang dengan rekan setim saat sesi latihan. Sedangkan, 'jurus ngambek' Dembele adalah melakukan aksi bolos latihan. Meski caranya sama-sama kurang etis, keduanya sama-sama sukses memaksa klubnya melepas mereka.

Modus operandi transfer yang mirip, sebenarnya juga terjadi pada saga transfer Coutinho, pemain Liverpool asal Brasil, yang diincar Barcelona. Secara resmi, 'pdkt' Barca selalu ditolak Liverpool. Karena, Coutinho adalah pemain kunci di tim. Tapi, manajemen Barca tak patah arang. Mereka lalu menjalin kesepakatan prakontrak personal dengan si pemain. Setelah kesepakatan terjalin, si pemain lalu mengajukan permohonan transfer.

Untunglah, pelatih Jurgen Klopp, direksi, dan pemilik klub kompak menolaknya. Apalagi, "Si Penyihir Kecil" terikat kontrak di Liverpool sampai tahun 2022, tanpa ada nilai pelepasan. Situasi ini membuat Coutinho, yang kebetulan sedang terkena cedera punggung, jadi tak berkutik. Alhasil, transfer Coutinho ke Barcelona pun batal terjadi. 

Dengan terpaksa, Barca mengalihkan bidikannya ke Thomas Lemar (AS Monaco), atau Riyad Mahrez (Leicester City). Barca pun harus berpacu dengan waktu. Karena, "deadline day" transfer pemain di La Liga adalah Jumat (1/9) waktu Spanyol.

Kini, dengan bertahannya Coutinho, opsi serangan di sisi sayap Liverpool akan sangat beragam. Karena, selain diisi Sadio Mane, Liverpool juga mempunyai Mohammed Salah, dan Alex Oxlade-Chamberlain, dua pemain sayap baru, yang sama-sama skillful. Di sini, persaingan ketat memperebutkan tempat utama tak terhindarkan. Apalagi, kualitas keempatnya relatif seimbang. Posisi bermain mereka pun relatif sama.

Di sisi lain, bertahannya Coutinho, menyisakan sebuah PR bagi Jurgen Klopp. Pelatih asal Jerman ini perlu memastikan Coutinho tetap berkomitmen penuh di timnya. Karena, jika Coutinho masih mendua, ia hanya akan menghadirkan situasi, seperti pada potongan lirik lagu "Madu dan Racun" berikut ini:

Madu di tangan kananmu
Racun di tangan kirimu
Aku tak tahu mana yang, akan kau berikan padaku?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun