Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terima Kasih, Garuda Muda!

26 Agustus 2017   23:29 Diperbarui: 27 Agustus 2017   01:12 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bermain cukup bagus, tapi harus menerima kekalahan, akibat kelengahan di menit-menit akhir laga. Itulah gambaran mengenai penampilan timnas U-22 Indonesia, saat tumbang 0-1 atas Malaysia, di semifinal SEA Games 2017. Kekalahan ini didapat, setelah gol sundulan Thanabalan, di menit-menit akhir laga, tak mampu dibalas Indonesia. Dengan hasil ini, Indonesia masih puasa medali emas cabor sepak bola SEA Games.

Secara kasat mata, kekalahan ini memang amat mengecewakan. Tapi, capaian ini tetap layak diapresiasi. Karena, ini diraih timnas, di tengah gangguan teknis, dan nonteknis yang terjadi silih berganti.

Secara teknis, kita sudah langsung dihadapkan dengan jadwal bertanding superpadat. Pada fase grup saja, timnas harus bertanding sebanyak lima kali, dengan jeda rata-rata dua hari per laga. Ditambah lagi, timnas harus menghadapi masalah absensi pemain, yang terus bermunculan. Penyebabnya, karena ada pemain yang cedera, atau terkena skorsing. Praktis, Garuda Muda tak pernah tampil dengan kekuatan penuh, sejak laga kedua fase grup SEA Games 2017.

Secara nonteknis, timnas kerap berhadapan, dengan lawan yang bermain keras, menjurus kasar, atau kurang sportif. Dalam hal ini, kita menemuinya, pada Timor Leste, dan Vietnam, yang bermain keras menjurus kasar, serta Kamboja, yang cenderung provokatif.

Parahnya, pemain tim Garuda Muda mudah tersulut emosi. Akibatnya, mereka harus absen, di laga-laga penting. Seperti yang dialami kapten tim Hansamu Yama, dan Marinus Wanewar. Keduanya harus absen di semifinal, akibat terkena akumulasi kartu kuning. Parahnya, kartu kuning itu didapat, di menit-menit akhir, saat timnas sudah unggul 2-0 atas Kamboja. Akibatnya, timnas harus berlaga di semifinal, dalam kondisi compang-camping. Inilah pelajaran mahal, yang didapat timnas kita, di SEA Games kali ini.

Berangkat dari situlah, akan sangat tidak bijaksana, jika pada akhirnya timnas (baca:PSSI) hanya menyalahkan pelatih Luis Milla seorang, atas kegagalan ini. Karena, seperti halnya pelatih, para pemain (seharusnya) juga menjadi pihak yang bertanggung jawab. Karena, merekalah yang bertanding di lapangan, pelatih hanya mengarahkan di sisi lapangan.

Kekalahan di Malaysia ini, seharusnya dapat menjadi momentum, untuk membangun timnas yang kuat di masa depan. Tentu saja, perlu pembenahan merata di timnas kita, terutama dalam hal mental. Tapi, kekompakan tim, yang sudah ada saat ini, dapat menjadi modal bagus, untuk membangun kerangka timnas di masa depan. Apalagi, pada tahun 2018 mendatang, timnas akan berlaga di ajang Piala AFF, dan Asian Games. Di sini, kita hanya perlu memberi Luis Milla waktu lebih, untuk dapat fokus membangun, dan mempersiapkan timnas yang siap tempur. Supaya, timnas mampu meraih prestasi.

Kekalahan di semifinal SEA Games kali ini memang tak mengenakkan. Tapi, semoga mental Garuda Muda cepat pulih. Karena, masih ada medali perunggu, yang masih bisa diperjuangkan untuk dibawa pulang ke Tanah Air. Satu hal yang pasti, kegagalan ini memang mengakhiri perjuangan timnas meraih medali emas. Tapi, ini adalah awal dari perjuangan timnas berikutnya. Karena, Piala AFF dan Asian Games 2018 sudah menunggu untuk diperjuangkan.

Terima kasih, Garuda Muda, keep moving on!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun