Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Perbankan Syariah, Emas Mentah Ekonomi Nasional

22 Agustus 2017   17:27 Diperbarui: 22 Agustus 2017   17:27 2272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bicara soal potensi, negara kita termasuk salah satu negara sarat potensi di berbagai bidang, misalnya, pertambangan, sumber daya manusia, dan ekonomi. Sayang, semua potensi itu belum digarap secara serius. Padahal, jika digarap secara serius, nilai manfaat yang dapat dihasilkan akan sangat besar.

Salah satu potensi yang belum digarap secara serius itu adalah Bank Syariah. Jika melihat karakteristik demografi Indonesia, yang mayoritas beragama Islam, Bank Syariah seharusnya adalah ceruk pasar yang sangat potensial. Malah, Bank Syariah bisa menjadi kontributor penting, bagi perekonomian nasional.

Sayang, potensi itu masih berupa potensi, layaknya emas yang masih mentah. Ini terlihat dari kalah gaungnya Bank Syariah, dengan bank konvensional. Jika melihat sejarahnya, fenomena ini sangat wajar. Karena, bank konvensional sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, sedangkan Bank Syariah baru mulai beroperasi tahun 1992. Di sini, ada 'gap kematangan' dalam berbisnis, dan berorganisasi. 

Dari sisi bisnis, brand position bank syariah masih kalah kuat dengan bank konvensional. Tata kelola organisasinya juga belum berjalan optimal. Dalam hal cakupan pasar, bank syariah masih terbatas. Karena, masih belum mempunyai positioning yang jelas. Alhasil, bank syariah masih menjadi pemain cadangan di dunia perbankan negeri kita, kontribusinya terhadap perekonomian nasional masih terbatas. Bisa dibilang, bank syariah masih menjadi emas mentah, yang nilai jualnya tak seberapa, jika dibanding emas yang sudah diolah.

Jika melihat target pasar utamanya, yakni masyarakat Muslim, bank Syariah seharusnya memfokuskab diri, pada identitas utama mereka. Misalnya, bekerja sama dengan Kementerian Agama, dalam hal mengelola dana jamaah haji, supaya tidak disalahgunakan, seperti yang baru-baru ini dilakukan pemilik First Travel, perusahaan agen perjalanan haji. Tentunya, dengan latar belakang Bank Syariah sebagai profesional, seharusnya pelanggaran semacam ini tak akan terjadi. Bank Syariah pun akan makin berkembang, dan dapat berkontribusi positif, kepada perekonomian nasional.

Mengingat potensinya yang besar, sudah seharusnya Bank Syariah segera mempertegas segmentasi, target pasar, dan posisi spesifik mereka di pasar perbankan nasional. Karena, sebesar apapun sebuah potensi, jika tak digarap dengan serius, potensi itu hanya akan mubazir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun