Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Anda Pengendara Sepeda Motor? Sayangi Kaki Anda

31 Maret 2016   18:41 Diperbarui: 31 Maret 2016   18:57 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Berkendara Tanpa Alas Kaki (sumber gambar: malesbanget.com)"][/caption]Akhir-akhir ini, banyak wilayah diguyur hujan, dengan intensitas yang berbeda-beda. Salah satu wilayah yang tengah gencar diguyur hujan adalah Yogyakarta. Beberapa hari ini, hampir setiap sore, Yogyakarta terus diguyur hujan. Intensitasnya cukup deras, hingga menggenangi jalan. Beberapa titik yang kerap saya lalu, misalnya di Jalan Jogja-Solo sekitaran Plasa Ambarukmo, sekitaran Ring Road perempatan Jalan Wonosari dan Jalan depan JEC yang kerap tergenang air saat hujan deras.

Namun, saya tidak akan membahas masalah genangan air di badan jalan, karena pihak terkait saat ini tengah berupaya terus membangun gorong-gorong saluran air. Ada hal yang tak kalah penting dari itu, yaitu perilaku pengendara saat hujan turun, khususnya pengendara sepeda motor. Hujan yang sering turun saat sore hari, pada jam pulang kerja, kerap menimbulkan kemacetan. Saya tidak bermaksud menyalahkan hujan. Hujan sungguh tak pantas disalahkan, justru harus Kita Syukuri, karena hujan adalah anugrah.

Ketika hujan dan terjadi kemacetan, memberi saya kesempatan untuk mengamati perilaku pengendara sepeda motor. Perilaku yang sangat sering dilakukan pengendara sepeda motor saat hujan adalah menggunakan jas hujan/mantel dan melepas sepatunya. Ada yang menggantinya dengan sandal jepit. Namun ada yang benar-benar menanggalkan alas kaki, alias telanjang kaki, alias “nyeker”.

Perilaku seperti itu sepertinya bukan hanya terjadi di Jojga (tempat saya mengamati), nampaknya di daerah lain pun sering dijumpai. Alasan melepas sepatu tentunya agar sepatunya tidak basah karena hujan dan bisa digunakan untuk esok hari. Mengganti alas kaki dengan sandal (biasanya sandal jepit), masih masuk akal. Lantas apa motivasi menanggalkan sepatu dan tidak menggunakan alas kaki saat berkendara? Saya belum tahu pasti, belum ada kesempatan untuk bertanya kepada pengendara dengan perilaku seperti itu.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah Ia lebih sayang sepatunya ketimbang kaki? Apakah Ia tidak tahu resiko berkendara tanpa alas kaki? Apakah Ia juga tidak tahu adanya kemungkinan benda tajam di permukaan Aspal? Apa Ia bisa memastikan bahwa kakinya tidak akan turun ke aspal hingga tiba di tempat tujuan? Dengan kondisi jalanan Jogja yang sering macet dan banyak lampu merah, rasanya mustahil tidak akan menginjakkan kaki di aspal. Sekali lagi, itu adalah hil yang mustahal!

Berkendara Tanpa Alas Kaki: Pahami Bahan Pedal Peseneling dan Rem

Sepeda motor bukan Matic dan motor sport memiliki pedal pemindah gigi/peseneling dan pedal rem, yang sering diinjak pengendara. Kedua pedal tersebut terbuat dari bahan logam. Bahan logam, jika basah dapat berakibat pada rendahnya gaya gesek yang bekerja dipermukaannya alias licin. Untuk motor sport, yang biasanya menerapkan pedal perseneling dua arah (atas dan bawah), diberi lapisan komposit karet dan plastik. Namun, tetap saja licin jika terkena air, Karena bentuknya yang cenderung silinder/oval.

[caption caption="Pedal Rem dan Perseneling (sumber gambar:: astra-honda.com dan ridergalau.com)"]

[/caption]Kondisi licin tersebut dapat mengakibatkan slip, apalagi jika menginjak pedal tersebut tanpa alas kaki. Slip dapat menggangu kontrol kendaraan. Slip yang terjadi saat menginjak pedal perseneling saat akan memindah transmisi, dapat mengakibatkan sepeda motor mengalami hentakan. Ending-nya, dapat menabrak kendaraan di depan.

Apalagi jika slip terjadi saat akan menginjak pedal rem. Akibatnya, pedal tidak tertekan dengan optimal dan dapat mengurangi kinerja rem. Dampaknya, juga bisa menabrak kendaraan di depan. Jika pengendara menggunakan alas kaki, slip tersebut dapat diminimalisir atau bahkan terhindar dari slip.

Benda Berbahaya di Permukaan Aspal

Kita tidak bisa memastikan bahwa permukaan aspal bebas dari benda tajam atau benda berbahaya lain. Ketika hendak berhenti, baik saat lampu merah atau tempat lain, biasanya reflex langsung menurunkan kaki ke aspal. Sangat jarang orang yang terlebih dahulu mengamati kondisi permukaan aspal yang akan menjadi landasan kaki berpijak. Tidak sempat. Kondisi seperti itu dapat membahayakan telapak kaki (khususnya kaki telanjang) pengendara, jika saja ternyata aspal tempat mendaratkan kaki ada benda tajam seperti paku, pecahan kaca, batu tajam atau sejenisnya. Jika menggunakan alas kaki, tentu dapat melindungi telapak kaki.

Selain itu, kaki telanjang saat berhenti, di area lampu merah misalnya, berpotensi terkeda roda sepeda motor dari pengendara lain. Katakanlah pengendara lain, yang akan berhenti di sebelah kanan atau kiri Kita, mengalami ban slip terhadap aspal saat mengerem. Slip yang diakibatkan oleh air hujan yang membasahi permukaan jalan. Sehingga, kendaraan menjadi tak terkendali. Hal itu dapat mengakibatkan kaki Kita –yang tanpa alas kaki dan sudah dalam posisi kuda-kuda menyangga sepeda motor- akan tertabrak atau terlindas roda sepeda motor tersebut. Jika menggunakan alas kaki, khususnya sepatu, tentu akan mengurangi dampak buruk dari tertabrak atau terlindas roda sepeda motor.

Sedia Alas Kaki Cadangan Sebelum Hujan

Alas kaki yang paling aman dan nyaman bagi pengendara sepeda motor adalah sepatu. Katakanlah hanya memiliki sepasang sepatu untuk bekerja, Anda bisa menggunakan mantel sepatu saat berkendara diwaktu hujan. Banyak yang menjual mantel sepatu, bertaburan di situs jual beli online. Harganya bervariasi, sekitar Rp 40.000. Senin harga Naik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun