Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Benarkah Jokowi "Kecolongan" di Australia?

11 Februari 2020   11:06 Diperbarui: 11 Februari 2020   13:37 4485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi di Australia. Foto: KONTAN.ci.id/Reuters

Presiden Joko Widodo tengah melakukan lawatan kenegaraan ke Canberra, Australia. Sayangnya di tengah kunjungan terbersit kabar tidak sedap dari aktivis yang juga pengacara untuk Papua, Veronica Koman.  

Veronica yang kini berstatus buronan Kepolisian RI karena diduga terlibat dalam provokasi yang menyebabkan kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu, mengatakan telah menyerahkan dokumen tentang tahanan politik dan korban tewas Papua kepada Presiden Jokowi.

Berkas itu diserahkan kepada tim Jokowi bersamaan dengan berkas lainnya. Jika benar demikian, berarti Veronica dan sejumlah aktivis berhasil menembus penjagaan sehingga bisa mendekati Jokowi.  Ataukah Veronica dan kawan-kawan menyelinap saat Jokowi bertemu dengan warga Indonesia di Australia?

Belum ada konfirmasi mengenai hal ini. Namun pernyataan sepihak Veronica tetap memanrik untuk dicermati. Bukan benar atau tidaknya dokumen itu sampai ke tangan Presiden, tetapi desakan agar pemerintah Australia memanfaatkan kunjungan Jokowi untuk membahas soal Papua.    

Terlebih data yang dibeber Veronica cukup mencengangkan. Disebutkan, ada 243 korban sipil meninggal selama operasi militer di Kabupaten Nduga sejak Desember 2018. Kematian itu bukan hanya disebabkan terbunuh oleh aparat keamanan namun juga karena sakit dan kelaparan dalam pengungsian.

Lebih miris lagi, Veronica mengatakan saat ini masih ada 57 tahanan politik. Mereka ditahan di penjara-penjara di Indonesia. "Mereka dikenakan tuduhan makar dan sedang menunggu persidangan," ujar Veronica.

Kita tidak dapat sepenuhnya percaya dengan ucapan Veronica, baik menyangkut penyerahan data kepada Presiden Jokowi maupun terkait jumlah korban meninggal dunia. Sebagai aktiivis dan kini tinggal di luar negeri, sangat mungkin data yang dibeber dilebih-lebihkan karena tujuannya untuk mempermalu Jokowi atau mendesak pemerintah Australia mau membahas soal Papua dengan memanfaatkan kunjungan Jokowi.

Kita pun yakin pemerintah Australia tidak mau menuruti keinginan Veronica dan teman-temannya. Hubungan bilateral yang terjaga selama ini menjadi dasar asumsi demikian itu.

Tetapi jangan lupa, kunjungan Jokowi tentunya mendapat liputan luas. Bukan hanya wartawan Australia namun juga jurnalis negara lain yang mungkin memiliki kepentingan berbeda.

Data yang disodorkan Veronica juga akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain di Australia yang selama ini selalu berpandangan negatif kepada Indonesia. Dengan demikian, tujuan Veronica tercapai berkat memanfaatkan kunjungan Jokowi.

Apakah hal ini sudah diperhitungkan oleh tim kepresidenan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun