Mohon tunggu...
yoseph handoko
yoseph handoko Mohon Tunggu... -

tinggi gemuk berkacamata

Selanjutnya

Tutup

Money

Captive Power Versi 2.0

24 Oktober 2016   15:57 Diperbarui: 24 Oktober 2016   16:04 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Captive Power

Kita semua tahu apa itu captive power, yaitu pembangkit listrik yang melistriki sebuah industri dan kelebihan energi listriknya bisa dijual kepada PLN. Artinya jika mereka kelebihan energi dan jika PLN merasa kekurangan energi, maka ada transaksi penjualan antara captive power kepada PLN. Namun sewaktu captive power ada kelebihan energi, tidak ada keharusan juga dari PLN untuk membeli kelebihan energi tersebut, sehingga captive power bisa menggunakan untuk keperluan pihak lain. Di sini terlihat bahwa captive power itu berarti pembangkitan sendiri milik sebuah industri dan dipakai untuk melistriki industri tersebut serta kelistrikannya tidak tergantung dari PLN. Bahan bakar captive power bisa berupa limbah sisa produksi atau dari gas dan batubara.

Kondisi Transportasi di Indonesia

Di mana banyak terdapat jalan tol ? Jawabannya sederhana, yaitu di pulau Jawa. Di mana banyak pelabuhan besar di Indonesia ? Jawabannya sekali lagi sama, yaitu di pulau Jawa. Pelabuhan di pulau jawa juga yang menjadi pintu gerbang pengiriman dan penerimaan barang dan material untuk seluruh Indonesia. Dengan banyaknya jalan tol di pulau Jawa, ditambah dengan banyaknya pelabuhan besar, maka banyak pula dibangun pabrik besar dan muncul industri-industri baru, baik PMDN ataupun PMA, karena setelah paska produksi, maka tidak mempunyai masalah dalam distribusi barang. Apa lagi sebagian besar penduduk dan pusat ekonomi ada di pulau Jawa, sehingga investor merasa perlu membangun pabrik di pulau Jawa, walau untuk membangunnya biayanya jauh lebih mahal dibandingkan jika membangunnya di luar pulau Jawa.

Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Melihat kondisi sekarang, maka Pemerintahan sekarang memulai pembangunan jalan tol darat dari ujung pulau Sumatera sampai ujung pulau Papua. Di samping membangun jalan tol darat, pemerintah juga membangun tol laut untuk menghubungkan seluruh Indonesia melalui transportasi kelautan, dengan menganut prinsip Indonesia sebagai negara maritim. Diharapkan bahwa pada tahun 2019, tidak ada hambatan infrastruktur transportasi dalam menghubungkan seluruh Indonesia, sehingga proses distribusi barang dan material ke seluruh Indonesia tidak lagi terkendala. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan untuk proses pengiriman barang dan material antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa, untuk pembangunan pabrik baru atau munculnya industri-industri yang baru.

Jika ada pabrik di sekitar kota Palembang, kemudian akan dikirim ke Jawa, maka sekarang membutuhkan waktu 10-12 jam jalan darat dan 3 jam melalui laut, sehingga total waktu yang dibutuhkan adalah sebesar 13-15 jam. Dan apa yang terjadi jika jalan tol darat dan laut sudah ada, maka dibutuhkan waktu sekitar 6-7 jam jalan darat dan 2 jam melalui laut, jadi waktu yang berkurang mencapai 4-5 jam. Dengan kondisi begini, maka truk-truk yang melakukan proses pengiriman barang dan material, bisa menghemat waktu, malah bisa melakukan perjalanan pergi-pulang, sehinggal bisa menghemat pula biaya penginapan.

Begitu pula jika pelabuhan laut di seluruh ibu kota sudah berjalan dengan baik dan cepat, dengan alokasi dwelling time yang hanya 1-2 hari, maka tidak ada alasan pengiriman barang dan materi bisa memakan waktu lama, dan pengirimannya bisa dilakukan melalui kapal laut (yang murah), bukan lagi pesawat udara (yang mahal), sehingga bisa menekan biaya jual barang dan material tersebut.

Potensi Beban Kelistrikan

Yang menjadi sorotan saya bukan biaya para sopir atau biaya bahan bakar yang bisa dihemat, tetapi pemikiran para investor yang menginginkan bisa membangun pabrik dan industri baru dengan biaya yang jauh lebih murah di luar jawa. Dengan melihat potensi baru di luar jawa, besar kemungkinan mereka akan membangunnya di luar jawa, karena harga tanah jauh lebih murah dan biaya upah tenaga kerja tidak setinggi di pulau Jawa. Mereka tinggal melihat tanah-tanah kosong yang bisa dibeli murah di sekitar jalan tol yang akan dibangun tersebut. Dengan adanya jalan tol, maka bahan baku yang akan mereka olah dan barang atau material hasil produksi mereka, bisa datang dengan mudah, bisa lewat darat dan laut. Inilah yang saya sebut dengan potensi beban kelistrikan yang baru, pabrik dan industri baru ini tentunya sangat membutuhkan listrik yang sangat besar, yang akan dipakai untuk melistriki proses produksi, perumahan karyawan dan keperluan-keperluan lainnya.

Pertanyaannya adalah Siapkan PLN melistriki potensi kelistrikan tersebut ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun