Mohon tunggu...
Yosepha D
Yosepha D Mohon Tunggu... Mahasiswa - VL-XXI

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

'Sepanjang Jalan Kenangan' Jurnalisme Online

23 Februari 2017   10:21 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:34 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnalisme online merupakan bagian dari tipe jurnalisme baru. Hal ini merupakan bentuk adaptasi terhadap perkembangan zaman. Sumber gambar : https://www.journalism.co.uk/news/5-tips-for-new-journalists-in-digital-journalism-world/s2/a555239/

Jurnalisme online kini menjadi bagian hidup manusia. Perubahan tersebut terus terjadi diiringi dengan perkembangan teknologi. Perkembangan jurnalisme pun mengalami perubahan yang cukup signifikan. Jurnalisme perlu mengembangkan fungsi baru untuk beradaptasi, pada lingkungan yang terus mengalami perubahan pula.  Sebelum kegiatan jurnalistik makin mudah seperti saat ini, tentu diawali pula dengan sejarah kemunculan jurnalisme online. Seperti apa sejarah jurnalisme online? Mari simak ulasan selanjutnya.

Jauh sebelum ditemukannya jurnalisme online, internet ditemukan sejak tahun 1950. Ted Nelson adalah seseorang yang berjasa dalam kiprahnya di dunia digital. Ia memperkenalkan istilah ”hypertext”. Istilah tersebut kemudian berkembang dan mendukung dunia multimedia. Nelson mengkritisi konsep hypertext yang diusung oleh Web, yakni format chunk – link statis yang mempermudah user untuk mengakses dari satu halaman ke halaman lainnya (Wardrip-Fruin & Montfort, 2003).

Pada tahun 1970, perusahaan-perusahaan komputer dan internet terbesar lahir. Pada 1980, terdapat lebih dari lima juta komputer yang digunakan di seluruh dunia. Penggunaan komputer-komputer tersebut secara umum diciptakan untuk bisnis dan pemerintah.

Hypertext ciptaan Ted Nelson kemudian juga diikuti oleh The Advanced Research Project Agency Network (ARPANET). ARPANET merupakan agensi dunia pertama berjejaring. Jaringan pertamanya digunakan untuk menerapkan TCP/IP, kemudian berperan penting dalam internet global yang kini kita rasakan.  

Menurut Janet Abbate (2000), ARPANET mendapat perhatian dari komunitas sains, karena ia mampu merepresentasikan demonstrasi pertukaran paket informasi terbesar. Pertukaran tersebut bersifat kontroversial. Sebab ARPANET mampu mentransmisikan data melalui jaringan.

Dalam perkembangannya, BBC mampu mendemonstrasikan sistem teletext. Teletext tersebut bernama “Ceefax”. Teletext merupakan suatu metode transmisi data menggunakan sinyal video. Selain itu, ia juga merupakan perputaran “halaman” penyiaran dalam televisi. Sayangnya, teletext tidak interaktif. Pelayanannya pun terbatas pada beberapa ratus halaman dan bersifat lambat.

Apabila teletext tadi mulai berkembang tahun 1971, maka videotext mulai dikenal pada 1974. Kantor Laboratorium Penelitian British mendemonstrasikan “Viewdata” yang kini dikenal “Prestel”, layanan videotext pertama. Berbeda dengan teletext, videotext sungguh interaktif karena mampu menjamah komunikasi dua arah. Selain itu, kita dapat menggunakan televisi dan menghubungkannya dengan kabel dan telepon. Grafik pun tampak lebih menarik daripada teletext, bahkan foto yang ditunjukkan.

Pada akhir 1970an, terdapat penemuan baru yang dikenal sebagai Telidon. Telidon merupakan informasi grafik digital berupa encoding maupun decoding dalam transmisi elektronik (Babe, 1993). Model tersebut  dianggap sebagai sistem videotext yang memuaskan. Beberapa tahun setelah itu, 22 negara mengaku telah mengembangkan videotext dan teletext.

Pada 1990, World Wide Web(www) dapat dikonsumsi secara umum. Dalam beberapa tahun, kita dapat memanfaatkan browser. Dalam waktu yang hampir bersamaan pula, masyarakat dunia pun mulai mengenal perusahaan eCommerce berbentuk eBay dan Amazon (Sampathkumar, 2014).

Artikel pertama dalam web dimunculkan oleh New York Times pada tahun 1993. Tahun berikutnya, koran pertama yang mempublikasikan berita secara rutin adalah Palo Alto Weekly di California. Portal tersebut memposting dua berita dalam seminggu. Mulai tahun 1993, beragam website berita mulai gencar menunjukkan keberadaannya dalam dunia maya. Tepatnya pada tahun 2000, berita-berita mainstream mulai melibatkan audiensnya. Sebagai contohnya, tulisan para audiens tertuang dalam beberapa website berita kala itu.

Dalam tahun 2003, model jurnalisme baru pun bermunculan. Jurnalisme yang dimaksud adalah citizen journalism. Menurut Stephen Quinn dan Stephen Lamble (dalam Hughes, 2010)citizen journalismatau jurnalisme warga terbagi atas dua bentuk. Pertama, ia adalah bagian publik, namun bukanlah seorang jurnalis profesional. Dalam satu sisi, ia menyumbangkan konten yang akhirnya diterbitkan oleh media tradisional. Bentuk selanjutnya, jurnalisme warga terjadi ketika seseorang yang merupakan bagian dari publik memproduksi blog atau web komunitas untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain, warga berperan sebagai jurnalis. Sebabnya, warga tetap memproduksi dan mengolah berita, meskipun ia bukanlah jurnalis profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun