Mohon tunggu...
Yanpatar Pandiangan
Yanpatar Pandiangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembara

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Muklis yang Taat

11 Februari 2020   15:16 Diperbarui: 11 Februari 2020   16:09 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu cuca sangat cerah. Angin sepoi berlarian menyusuri rumah Muklis.

Dari dalam rumah terlihat Muklis sedang duduk di bawah pohon Jengkol kesayangannya yang berjarak kira-kira 100 meter dari rumahnya. Sambil minum kopi, terlihat raut wajahnya menunjukkan sedang banyak pikiran.

Benar saja. Muklis adalah seorang kepala keluarga yang sangat taat beribadah dan berdoa kepada Tuhan. Dia memiliki istri dan satu anak laki-laki yang sangat dia kasihi. Akan tetapi Muklis hanyalah seorang penyuluh honorer di desanya.

Dengan gaji tidak sampai satu juta per bulan, dia berusaha memberikan hidup yang layak kepada istri dan juga anaknya. Ditambah lagi, istrinya sekarang sedang mengandung anak keduanya. Sehari-hari dia habiskan membantu petani di desanya.

Jika ada pekerjaan tambahan dari warga, dia akan sangat senang karena itu dapat menambah penghasilannya. Sementara itu, sudah 6 kali dia mencoba seleksi Aparatur Sipil Negara (ASN) tapi tak satupun jebol. Paling tinggi dia hanya menang di seleksi administrasi.

Pernah suatu ketika ada yang menawari, supaya bisa lolos ASN, Muklis cukup memberikan uang 60 juta. Kemudian dia menggeretu. "Jangankan mencari 60 juta, 60 ribu ajah susahnya bukan main".

Lagipula Muklis orang yang jujur dan idealis. Ketaatan dan kejujurannya itulah yang membuat dia selalu kuat menjalani hari-harinya yang menyedihkan. Beruntung dia punya istri yang setia dan juga taat kepadanya. Kalau tidak, bisa-bisa dia jomblo sampai mati. 

Setelah selesai minum kopi, dia memanggil istri dan juga anaknya yang sedang beres-beres di dalam rumah. Mereka memang sudah membuat janji, bahwa sore ini akan pergi ke Mal di kota yang berjarak 15 menit naik sepeda motor dari rumahnya.

Dia kemudian meminjam motor tetangganya. Motor diengkol, jalan kira-kira 15 menit dan akhirnya sampai di tujuan. Dia menyuruh istri dan anaknya masuk duluan kedalam Mal karena ban motor mereka rupanya dari tadi kempes.

Mereka berjanji akan bertemu di tempat jual sepatu murah yang berada di lantai paling dasar Mal. Hanya berselang 5 menit setelah istrinya dan anaknya masuk Mal, tiba-tiba Mal runtuh dan menimpa seluruh pengunjung yang ada di dalam maupun yang di sekitaran mal.

Riuh, Ribut, Panik, dan keadaan sangat mencekam. Semua orang berhamburan menyelamatkan diri. Sebagian orang yang berada di sekitaran gedung terkena serpihan reruntuhan gedung dan meninggal. Terdengar banyak jeritan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun