Indonesia adalah negara para petani dan para pedagang kecil. Itulah mayoritas pencaharian penduduk di negara ini. Dan Pak Gik adalah salah satu dari mereka.
Pak Gik adalah orang yang sudah berusia 50 tahun. Dia memiliki warung makan. Warung kecil untuk para mahasiswa di Kota Malang. Luas warungnya hanya 4x4 m. Tidak terlalu ramai konsumen, tapi tetap ada langganan. Siang tampak enak dipandang, tapi malam warungnya agak petang mencekam. Wajar, lampu udah dimatikan (Foto di atas kuambil saat sedang berjalan lewat depannya pada pukul 2 dini hari kemarin).
Dua hari yang lalu aku mampir ke warung itu. Warungnya bersih. Baunya harum dan udaranya segar. Tapi ada yang beda dari masakannya. Menu-menunya tidak banyak. Hanya ada 4 macam masakan. Dan 3 macam lauk. Katanya, hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya SDM dan modal yang ada. Tak hanya itu, gas LPG yang dia pakai juga semakin mahal dan terbatas. Tidak sebanyak dulu.
Temanku yang kuajak berkata bahwa inilah yang terjadi di Indonesia. Padahal persediaan alamnya melimpah, tapi yang diolah dan disuguhkan untuk rakyat sangat terbatas. Sisanya dinikmati para elit-elit negeri dan di ekspor.