[caption id="attachment_198495" align="aligncenter" width="209" caption="Marai boros/vhenovolia.blogdetik.com"][/caption] Bicara rokok, merokok atau perokok nggak akan ada habisnya. Walau sudah jelas bahaya merokok namun tetap saja banyak perokok di Indonesia dengan pelbagai alasan. Lha wong nggak ada larangan merokok di KUHP, paling banter termuat di Perda, larangan untuk merokok di ruang publik. Penegakannya pun setengah hati. Yah itu memang hak asasi mereka para perokok, untuk tetap merokok, walau mereka sadar akan bahaya merokok. Saya pribadi pernah jadi perokok, walau tidak sampai kecanduan. Alhamdulillah sudah sepuluh tahun lebih berhenti merokok, takut anak-anak ikut merokok. Namun ada salah satu prinsip saya mengenai masalah rokok, saya tidak percaya sama Ustadz atau Kyai yang perokok. Tidak percayanya dalam hal ceramah atau nasehat mereka. Mungkin bagi sebagian orang hal ini dinilai berlebihan, namun bagi saya itu adalah prinsip yang penting, menurutku bagaimana mungkin mereka mengajak amar ma'ruf dan nahi munkar, sedangkan mereka merusak dirinya sendiri. Sudah jelas menurut para ahli kesehatan rokok adalah barang yang sangat berbahaya bagi tubuh. Dan merokok merupakan perbuatan yang menghambur-hamburkan uang, walau dengan harta mereka sendiri, tapi jelas ini hal yang mubadzir. Bagaimana mungkin saya mempercayai kata-kata orang yang tidak konsekwen, mengajak pada kebaikan, tapi disisi yang lain merusak dirinya dengan rokok, mengajak berbuat yang tidak sia-sia, tapi disisi yang lain berbuat mubadzir dengan terus membakar rokok. Dan masih banyak lainnya. Bagaimana dengan Anda ?