Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pertapaan Indrokilo, Tempat Favorit Bung Karno Mencari Inspirasi

22 Agustus 2013   21:02 Diperbarui: 4 April 2017   16:15 13776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_273727" align="aligncenter" width="500" caption="Tahun 2012"][/caption] [caption id="attachment_273740" align="aligncenter" width="500" caption="Tahun 2002"]

1377179085392535576
1377179085392535576
[/caption]

Soekarno,  Sang Putra Fajar memiliki perjalanan panjang dalam menapaki liku kehidupan. Tulungagung,  Blitar, Mojokerto, Surabaya dan Wates Kediri sangat erat kaitannya dengan kehidupan masa kecil, masa muda sampai akhir hayat beliau. Nah, ada satu tempat lagi Pasuruan yang disebut Pertapaan Indrokilo. Konon tempat ini dulu sering digunakan Sang Putra Fajar untuk bermeditasi, menyepi, mencari ketenangan dan inspirasi. Reruntuhan Candi Majapahit Pertapaan Indrokilo terletak di sisi Utara Gunung Ringgit- Gunung Arjuna. Termasuk kawasan Cagar Alam Arjuno Lalijiwo. Secara Topografi termasuk Taman Hutan Rakyat (TAHURA) R. Soerjo .  Tingginya tak lebih dari 2000 meter dpl. Rute awal menuju Pertapaan Indrokilo bisa ditempuh melalui jalur Pandaan-Jetak-Dayurejo sampai di DusunTalungnongko. Dusun terakhir yang bisa dilewati kendaran bermotor. Jaraknya sekitar 19 kilometer.  Dari Taman Safari II Prigen, Dusun talungnongko jaraknya  sekitar 4 kilometer.  Di  Dusun Talungnongko inilah awal pendakian menuju Indrokilo. Perjalanan harus dilakukan dengan jalan kaki sejauh kurang lebih 22 kilometer. Mendaki Gunung Ringgit. Unuk mencapai lokasi, normalnya ditempuh dalam kisaran waktu 2-3 jam. [caption id="attachment_273729" align="aligncenter" width="500" caption="Titik awal pendakian ke Pertapaan Indrokilo"]

13771784951882820317
13771784951882820317
[/caption] [caption id="attachment_273730" align="aligncenter" width="300" caption="Mencari rumput"]
13771785301534936283
13771785301534936283
[/caption] Lokasi Pertapaan Indrokilo, ada di pinggang sebuah bukit yang teduh. Kayu-kayu besar menanungi pelataran yang tak terlalu luas. Di pelataran inilah terdapat beberapa kekunoan berupa retuntuhan candi. Dilihat dari strukturnya, candi-candinya berbentuk Punden Berundak. Ini merupakan ciri khas bangunan Majapahit akhir yang dibangun di gunung-gunung yang disebut sebagai Milenarisme. Berkiblat pada arsitektur asli Nusantara jaman Megalithikum. [caption id="attachment_273731" align="aligncenter" width="500" caption="Gerbang Pertapaan Indrokilo"]
137717860283202841
137717860283202841
[/caption] [caption id="attachment_273732" align="aligncenter" width="500" caption="Beberapa kekunoan warisan Majapahit"]
13771787421096684277
13771787421096684277
[/caption]

13771790481211781704
13771790481211781704
Saya mengenal nama Indrokilo dari kakek saya. Beliau bercerita bahwa di Gunung Ringgit, yang memang kelihatan dari rumah, ada sebuah pertapaan. Bahkan, kakek saya meminta pada seorang seniman lukis untuk menggambarkan lokasi Pertapaan Indrokilo itu dalam sebuah lukisan naturalis. Digambarkan disana ada sebuah bukit dengan bangunan candi. Disekelilingnya ada deretan Jobong. Semacam genthong dari tembikar. Maka suatu ketika, sekitar tahun 2002, saya dengan beberapa siswa melakukan perjalanan ke pertapaan ini. Di sana bertemu dengan Pak Aziz dan Pak Salam,  juru kunci Pertapaan Indrokilo ini. [caption id="attachment_273733" align="aligncenter" width="500" caption="Jobong tahun 2012"]
13771787751871882270
13771787751871882270
[/caption] [caption id="attachment_273743" align="aligncenter" width="300" caption="Jobong tahun 2002"]
13771801421567706260
13771801421567706260
[/caption] Dalam cerita pewayangan, nama Indrokilo, erat kaitannya dengan satria utama Pendawa, Raden Arjuna. Tokoh sakti ini harus melakukan tapa brata di Pertapaan Indrokilo dalam upayanya mencari kekuatan baik lahir maupun batin.  Setelah melakukan tapa brata dan melewati  ujian yang berat maka Arjuna pun berhasil mendapatkan apa yang dicita-citakan. Mungkin terinspirasi dari cerita tersebut lokasi yang sebenarnya berupa reruntuhan Candi Majapahit ini disebut sebagai Pertapaan Indrokilo.
13771788191811189684
13771788191811189684
Kursi Bung Karno Singkat cerita, dari  para juru kunci dan sesepuh,  saya mendapat informasi bahwa di lokasi ini dulu pernah digunakan oleh Soekarno yang kelak lebih dikenal sebagai Bung Karno untuk melakukan meditasi. Menenangkan diri dan mencari inspirasi. Sayangnya memang tidak ada bukti apapun yang menunjukkan Soekarno pernah datang ke tempat ini. Namun, ada satu "peninggalan" yang disebut sebagai Kursi Bung Karno. Peninggalan itu berupa sebuah Kursi Batu. [caption id="attachment_273735" align="aligncenter" width="500" caption="Kursi Bung Karno"]
1377178907542266174
1377178907542266174
[/caption]
1377178929400314520
1377178929400314520
13771789521975204699
13771789521975204699
1377178970627464359
1377178970627464359
Konon, di kursi batu inilah Sang Putra Fajar biasa berlama-lama menikmati terbitnya matahari pagi ditemani semilir angin gunung yang segar  serta dimanjakan  pemandangan eksotis kawasan hutan yang hijau. Dari tempat ini pula, nun jauh di sana nampak pula , Sang Mahameru, puncak tertinggi Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa  sedang berselimut awan.  Jadi, melihat kondisi alamnya, tak berlebihan kalau Soekarno atau siapapun yang berdiam disini, menyatu dengan alam akan merasakan ketenangan, keheningan dan terinspirasi dengan ide-ide yang mencerahkan. [caption id="attachment_273741" align="aligncenter" width="500" caption="Goa Gambir, penuh yoshua dan kembang"]
13771795892010504132
13771795892010504132
[/caption] Vandalisme Sayangnya, reruntuhan pundek berundak di Pertapaan Indrokilo saat ini mengalami vandalisme. Di sekitar kekunoan dan  candi-candi banyak terdapat  penambahan-penambahan berupa arca-acara baru yang tidak jelas asal-usulnya. Bahkan, beberapa penganut kepercayaan tertentu melakukan ritual tertentu di tempat ini. Entahlah apa maksudnya. Mudah-mudahan, apa yang mereka lakukan semata-mata ditujukan untuk mendekatkan diri pada Sang Khalik. Apapun agama dan kepercayaannya.
1377179964176662743
1377179964176662743

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun