Mohon tunggu...
Teguh Hariawan
Teguh Hariawan Mohon Tunggu... Guru - Traveller, Blusuker, Content Writer

Blusuker dan menulis yang di Blusuki. Content Writer. "Menyurat yang Silam, Menggurat yang Menjelang " : (Nancy K Florida)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Atraksi Kebal Pemain Debus Dalam Festival Bantengan

13 Mei 2013   21:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:38 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_253836" align="aligncenter" width="500" caption="Banteng Ketaton (dok pribadi)"][/caption]

Mula-mula para pesilat saling berlaga. Jurus-jurus cantik mereka peragakan. Saling pukul saling tangkis dan saling tendang.  Diiringi bunyi tabuhan Demung yang bersahutan ditingkahi 2 kendang yang rancak. Jidor (sejenis bedug) bertindak sebagai pemutus iringan. Tak tung tak dor.. tak tung tak dor. Lalu, pesilat mundur dari arena. Diganti dengan munculnya  rupa-rupa hewan hutan di arena. Adegan ini  disebut Buron Alas (Buruan Hutan).  Ada Harimau, Naga, Monyet dan Ayam Hutan. Mereka menari  dan menonjolkan kegagahan serta  kelincahan. Tak lama, 2 Banteng Besar muncul menerjang. Terjadi perang tanding tak seimbang. Dua Banteng dikerubuti Buron Alas. Akhirnya, sang Banteng pun memenangkan pertempurannya. [caption id="attachment_253837" align="aligncenter" width="500" caption="Ciaaattttt... seni beladiri pencak silat (dok pribadi)"]

1368454423211240393
1368454423211240393
[/caption]

[caption id="attachment_253839" align="aligncenter" width="500" caption="Buron Alas sedang bertarung melawan Banteng (dok pribadi)"]

13684544611825045343
13684544611825045343
[/caption]

Itu salah satu adegan yang diperagakan dalam Festival Bantengan dan Bulan Purnama Mojopahit 2013, di Trawas, Kabupaten Mojokerto beberapa waktu lalu. Melihat antusiasme pserta dan penonton tak berlebihan jika Bantengan layak disematkan sebagai ikon Kabupaten Mojokerto.   Peserta datang dari setiap penjuru Kabupaten Mojokerto mewakili masing-masing kecamatan. Tak kurang dari 12 grup Bantengan tampil untuk memperebutkan Trophy Bupati Mojokerto.  Ini masih ditambah tampilan eksibisi dari grup-grup pendamping dari wilayah  Kecamatan Trawas. Tentu saja, Lapangan Trawas yang biasanya hening, maka dua hari itu penuh dengan lautan manusia. [caption id="attachment_253848" align="aligncenter" width="500" caption="Grup Bantengan Roda Jaya dari Trawas (dok pribadi)"]

1368454690323605029
1368454690323605029
[/caption] [caption id="attachment_253840" align="aligncenter" width="500" caption="Pengirin Musik Bantengan sedang beraksi (dok pribadi)"]
1368454491445756494
1368454491445756494
[/caption]

Bantengan merupakan salah satu seni tradisional  asli masyarakat Kabupaten Mojokerto. Disebut Bantengan, karena unsur utama kesenian ini adalah berupa Kepala Banteng, yang dibuat dari tanduk Sapi yang dibuatkan kepala dari kayu. Kemudian, Kepala Banteng itu dilengkapi dengan selubung kain panjang hitam menyerupai penutup. Diperlukan 2 orang untuk memainkan  Bantengan ini. Seorang bertugas sebagai pemegang Kepala Banteng, sekaligus sebagai bagian kaki depan Bantengan. Orang yang lain, bertugas sebagai ekor, sekaligus kaki belakang Banteng. Festival Bantengan Festival Bantengan ini merupakan salah satu upaya pelestarian Seni Tradisional Bernuansa Majapahit. Di dalamnya terkandung unsur Seni Beladiri Pencak Silat. Secara umum, tiap grup memiliki ciri yang sama. Baik dari segi peralatan Bantengan mupun musik pengiringnya. Termasuk pula pakem skenario (jalan cerita) yang ditampilkan dalam Festival Bantengan banyak  kemiripan. Hanya berbeda judul dan pemerannya saja. Sebuah grup Bantengan pasti memiliki 2 Banteng atau lebih. Ditambah dengan 2 Topeng Harimau. Kadang ada yang melengkapi dengan topeng Monyet. Dalam festival kali ini, ada peserta yang kreatif menampilkan Naga dan Ayam Hutan. Musik pengiring juga hampir seragam. Dua buah kendang  dilengkapi 2 demung dan satu buah Jidor. Namun ada juga grup yang membawa 1 set Drum sehingga musik terdengar makin rancak. Lalu ada satu orang yang bertugas sebagai Pranatacara. Tugasnya memberikan sambutan, perkenalan dan membawakan jalan cerita sepanjang pertunjukan. Atraksi Bantengan yang paling ditunggu oleh penonton adalah  setelah Adegan Buron Alas.  Saat itu di arena terjadi perang tanding antara hewan-hewan hutan (buruan hutan) dengan 2 banteng yang jadi ikon utama. Setelah cemeti besar berkali-kali disabetkan, entah karena ada unsur magis atau hanya halusinasi, pada akhirnya semua pemain (baik Buron Alas dan peraga Banteng) dilanda In Trance. Kesurupan!  Saat itu semua pemain menanggalkan topengnya. Bergerak kesana kemari mengikuti alunan musik. Gerakannya mirip dengan gerakan hewan yang topengya tadi dipakai. Mata mereka mendelik. Korneanya kelihatan bagian putih saja. Bahkan pemain banteng tak segan-segan memakan rumput di lapangan. Langsung dengan mulutnya. Dikunyah-kunyah sampai habis. Lalu ambil lagi seperti Banteng beneran. Seru! [caption id="attachment_253842" align="aligncenter" width="500" caption="Dua banteng sedang beradu (dok pribadi)"]

13684545351818722392
13684545351818722392
[/caption] [caption id="attachment_253844" align="aligncenter" width="500" caption="Buron Alas diseruduk banteng (dok pribadi) "]
13684545771192628518
13684545771192628518
[/caption]

[caption id="attachment_253846" align="aligncenter" width="500" caption="Penyadaran dari kesurupan (dok pribadi)"]

13684546601453859366
13684546601453859366
[/caption]

Tak dinyana, ada segerombol penoton usil yang melambai-lambaikan tanganya. Dikibarkan kain (saputangan) sambil bersuit-suit, keras.  Dampaknya, pemain bantengan yang sedang kesurupan di tengah arena seakan mendapat tantangan. Tetap dengan lagak lagunya mereka menatap tajam pada penonton yang bersuit-suit. Tiba-tiba......   pemain yang In Trance berlari mendekati penonton tersebut. Sebagian penoton buyar sebelum pemain tiba. Tapi, crew pendamping dari grup Bantengan sudah siaga. Begitu ada pemain yang hilang kendali mereka segera mengamankannya. Agar tak sampai terjadi keributan. [caption id="attachment_253850" align="aligncenter" width="500" caption="In Trance.. enjoy saja makan rumput.. ganyang sampai habis! (dok pribadi)"]

1368454736530694855
1368454736530694855
[/caption] Atraksi Ilmu Kebal Pemain Debus Festival Bantengan di Trawas Mojokerto juga menyajikan tampilan eksibisi yang tak kalah serunya. Atraksi Sulap  Debus. Disebut eksibisi karena Debus bukanlah bagian yang pakem dari Seni Tradisional Bantengan. Tapi, ini juga mampu menghipnotis penonton karena tampilannya yang luar biasa. Di awal memang sempat terjadi insiden. Pemain utama Debus yang menyemburkan cmpuran minyak tanah dan (bensin?)  ke sebuah Obor. Terjadi kecelakaan. Api membesar tak terkendali. Jilatannya sempat memanaskan sebagian wajah. Otomatis wajahpun melepuh. Tapi sang pemain pantang mundur apalagi menyerah. Atraksi tetap dilanjutkan. [caption id="attachment_253851" align="aligncenter" width="300" caption="Sebelum Atraksi sembur api (dok pribadi)"]
1368454779546825021
1368454779546825021
[/caption] [caption id="attachment_253852" align="aligncenter" width="300" caption="Ilmu kebal.. menancap tanpa luka dan tetesan darah (dok pribadi)"]
13684548311886635396
13684548311886635396
[/caption]

Dimulai dengan sulap membengkokkan sendok dengan tangan kosong.  Dilanjutkan dengan unjuk Ilmu Kebal. Sebuah pedang besar dan panjang, tampak sangat tajam karena mampu memotong batang-batang pisang sekali tebas. Tapi pedang tersebut ternyata tak menimbulkan luka saat digerakkan di leher dan tangan sang pemain. Luar Biasa! [caption id="attachment_253853" align="aligncenter" width="300" caption="Ilmu Kebal ...Pedang pun jadi tumpul (dok pribadi) "]

13684549401109091940
13684549401109091940
[/caption]

Begitu juga saat pemain debus memasukkan batang-batang logam ke lengan dan dadanya. Tak ada luka maupun tetesan darah. Kemampuan untuk menjaga keseimbangan dengan menggantungkan dan memutar badan di sebuah Lampu Neon yang menyala juga menjadi bagian dari atraksi debus ini. Akhirnya pertunjukkan diakhiri dengan atraksi berdiri  di atas gelas kaca tanpa pecah. Sungguh seru dan luar biasa Festival Bantengan di Mojokerto kali ini. Sebuah festival yang patut diapresiasi karena mampu mengakomodasi dan memberi motivasi pada masyarakat untuk tetap melestarikan seni tradisional yang ada di daerahnya. Ke depan, diharapkan selain seni itu sendiri tetap lestari, dampak pariwisata juga akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya. Tentu terjadi sinergi dan peningkatan ekonomi yang luar biasa. Salut untuk Festival Bantengan 2013. [caption id="attachment_253856" align="aligncenter" width="300" caption="Berdiri atas gelas kaca tanpa pecah (dok pribadi)"]

13684549843597271
13684549843597271
[/caption] [caption id="attachment_253857" align="aligncenter" width="300" caption="Salam dari Sang Banteng (dok pribadi)"]
13684550161225164288
13684550161225164288
[/caption]

Catatan: Foto dokumentasi Ottes

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun