Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HTI Anti Demokrasi dan Wahabi Anti Demontrasi

5 Mei 2016   14:34 Diperbarui: 5 Mei 2016   14:37 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa yang tidak kenal dengan HTI (Hizbu Tahrir). Organisasi ini salah satu dari sekian organisasi yang mengatakan bahwa pancasila itu Thogut (berhala). Artinya, Indonesia itu dianggap Negara yang menyembah dan mengagungkan “Pancasila” itu sama dengan menyembah berhala. Bahkan ada yang mengartikan kalau Thogut itu adalah “syetan” aatu sesuatu yang menjadi sesembahan selain Allah SWT. Maka, tidak ada yang lebih jahat melebihi kejahatan HT yang menuduh bangas Indonesia sebagai penyembah Syetan. Sementara yang merumuskan Pancasila itu adalah ulama-ulama Nusantara yang pengetahuan agama tidak bisa dibandingkan dengan Ismail Yusanto.

 Demokrasi itu katanya Kufur. Padahal Kufur itu artinya keluar dari islam. Padahal Indonesia salah satu dari sekian Negara yang mengikuti system demokrasi, yang berarti kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Maka setiap anggota masyarakat berhak menyuarakan pendapatnya tanpa harus merasa ketakutan, dan ancaman. Dengan model demokrasi, setiap orang dan organisasi bisa hidup dan diberikan ruang dan gerak untuk menyampaikan unek-uneknya. Yang terpenting tidak merusak, atau mengganggu hak asasi manusia.

Satu lagi, HT berpendapat bahwa hormat terhadap bendera merah putih itu juga dikatakan sirik.  Semua tahu syirik itu salah satu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT, karena telah menyektukan-Nya. Maka, hormat terhadap bendera merah putih dianggap sama dengan memulyakan dan menyembah selain Allah SWT.

Dan yang menjadi sebuah perdebatan panjang, HT tidak menerima Negara Kesatuan Republik Indonesia) itu tidak sah, karena tidak sesuai dengan Al-Quran yang mengajak Khilafah Islamiyah. HTI itu, salah satu aqidah nya adalah“Khilafah Islamiyah”, maka siapa-pun yang tidak mau menerima system khilafah Islamiyah dianggap keluar dari ajaran Islam dan Rasulullah SAW.

 Tokoh HTI meng-analogikan, saat wafatnya Rasulullah SAW, pemakamannya tertunda hingga beberapa hari, karena para sahabat lebih mementingkan pengganti Rasulullah (Khilafah Islamiyah) dari para pemakaman Jenazah Rasulullah SAW. Demi membenarkan kelompoknya sendiri, HT membuat analogi sesuai dengan hawa nafsunya. Dan ini analogy yang keliru dan gegabah.

Yang paling mengelikan ialah, HT itu mati-matian menentang demokrasi, dengan alasan produk Yahudi. Sementara, mereka sangat rajin demontasi untuk menyuarakan pendapat mereka dalam masalah Khilafah Islamiyah. Padahal, hanya di Negara demokrasi diperbolehkan demonstrasi.  HT itu bisa hidup di Indonesia dan diberikan kesempatan karena demokrasi. Gelid an menggelikan bukan?

Maka, hal ini sama persis dengan melarang merayakan valentine days, tetapi justru berjualan bunga di tepi jalan. Kepada setiap orang yang lewat, dia menawarkan bunga tersebut untuk orang yang sedang merayakan valentine day. Yang demikian itu, bukan haram lagi, tetapi benar-benar sangat haram.

Melarang produk barat dan Yahudi, tetapi mereka melaksanakan  MTU (Majelis Tokoh Ulama) di hotel-hotel yang bukan milik orang Islam. Bahkan busana-busana yang dipakai pun, bahanya textile (kain nya) bukan produk orang Islam, tetapi dari China dan Jepang, bahkan kadang dari India. Tidak usah jauh-jauh, handphone, Laptop, bahkan software hasil kreasi orang-orang Barat.

Menyadari atau tidak. Khilafah Islamiyah yang ditawarkan oleh HT belum jelas. Selama ini Khilafah Islamiyah, seperti; Khilafah Islamiyah Al-Dais ( Daulah Islamiyah Al-Syam dan Suriah), justru kerjanya membunuh sesama muslim. Ratusan umat islam terbunuh dengan alasan agama dan sunnah. Ribuan umat islam mengungsi ke negara Eropa, karena ketakutan atas kekejaman ISIS.

 Setiap hari jumlah anak Yatim dan Janda meningkat. Mereka berperang menggunakan senjata Api buatan Amerika dan Israel, sementara yang terbunuh adalah anak-anak, wanita dan orang-orang yang tak berdosa. Sementara yang mengaku berjuang menegakkan Khilafah dan Syariah Islamiyah merasa bangga.

Para ulama, seperti Imam Syafii, Ibn Hambal dulu pernah mendapatkan kekejaman atas Kholifah yang memimpin Negara waktu itu. Bahkan, tidak sedikit ulama yang terbunuh karena mempertahankan keyakinannya. Abdullah Ibn Zubair, sahabat sekaligus keponakan Rosulullah SAW, kepalanya dipenggal dan digantung di Kab’bah karena tidak selaras dengan Yazid Ibn Muawiyah sanga Kholifah Islamiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun