Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Eksistensi Intelektual Nahdiyin di Kampus Plat Merah

25 Juli 2016   16:17 Diperbarui: 25 Juli 2016   16:32 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga NU, sekarang sudah tidak malu-malu lagi mengadakan acara di kampus plat merah. Berbeda dengan era Presiden Suharto, yang memang NU sedikit tersisih. Bahkan,  orang NU jarang sekali yang menjadi pegawai negeri, karena memang orang NU, tidak diberikan kesempatan waktu. Tetapi, era itu sudah berlalu. Siapapun yang bermukim di bumi Nusantara diberikan kesempatan yang sama untuk menjadi pegawai pemerintah.

Indonesia benar-benar surga bagi warganya. Siapa-pun bisa berkiprah di Nusantara, apapun agamanya dan organisasinya. Bahkan, keturunan India, Arab, dan China juga boleh berkiprah di bumi Nusantara. Tidak heran, jika saat ini ada keturunan China, Arab, India menjadi walikota, menteri, dan juga dosen. Siapa yang bekerja keras, serta memperoleh dukungan masyarakat, maka bisa meraih apa yang diinginkan dalam percaturan politik.

 Nah, Malang menjadi contoh nyata. Semua etnis bisa ditemukan di kota Malang. Wali kota Malang itu Bendahara PCNU Kota Malang, keturunan China. Tetapi, sangat ramah dan bisa bergaul dengan warga keturunan China yang lain, bahkan sangat taat dengan para ulama (Kyai). Juga sangat horamt dan ta'dim terhadap para habaib (durriyah Rosulullah) yang membimbing Abah Anton (sebutan Wali Kota Malang). Kyai-kyai dan santri kota Malang, banyak yang di umrahkan. Begitulah khidmah Wali Kota terhadap para ulama penerus perjuangan Rosulullah SAW.

Kampus di Kota Malang menjamur, mulai kampus besar hingga kampus yang paling kecil. Kampus yang berbasis NU, seperti Unisma, Unira, serta kampus yang berbasis Muhammadiyah juga ada. Selebihnya, kampus negeri dan swasta. Yang menarik dari kampus-kampus di Kota Malang itu, ternyata mahasiswanya cukup banyak, mulai dari daratan Afrika, Eropa, Asia hingga Timur Tengah. Jangan heran, jika memasuki kawasan kampus di kota Malang menemukan mahasiswa Bule, dan juga berkebangsaan Arab. Menariknya, semua hidup damai, dan senantiasa menjaga kota Malang agar tetap aman dan nyaman, serta kondusif. Begitulah ciri khas masyarakat madani.

Universitas Negeri Malang salah satu dari kampus terbasar dan berkualitas di Kota Malang. Rasanya, belum sempurna jika belum pernah belajar di Malang, khususnya bahasa Arab dan Inggis. Tenaga pengajarnyan juga berasal dari beragam daerah di seluruh Indonesia, dan juga agamanya macam-macam, apalagi organisasinya. Ada yang organiasi Muhammadiyah, NU, Pesis, bahkan ada juga yang GMNU, HTI. Semua orang Indonesia.

Nah, saat ini masih pada nuansa Halal Bi Halal. Rektorat telah mengadakan “Halal Bi Halal” pada hari senin (11/07/2016), dilanjutkan Fakultas Sastra pada (14/07/2016). Menariknya, setiap Sabtu dan Minggu selalu ada yang merayakan Halal Bi Halal. Ini menandakan bahwa semarak Halal Bi Halal memang sangat menyenangkan bagi setiap warga Universitas Negeri Malang.

Pada (Sabtu, 24/06/2016) giliran keluarga Besar Universitas Negeri Malang, khususnya warga NU mengadakan Halal Bi Halal. Menariknya, pada Halal Bi Halal ini dihadiri oleh Rector UM, Pro.Dr. Rofiuddin dan jajaran Rektor serta guru besar yang memang orang NU. Rupanya, Rektor UIN malailan Malik Ibarahim, Prof. Dr. Mujia Raharjo juga ikut serta hadir dalam rangka Halal Bi Halal yang diadakan oleh warga NU Universitas Negeri Malang. Sangat menyenangkan bagi awarga NU, sudah tidak malu-malu lagi mengadakan Halal Bi Halal di Kampus plat merah.

Wajarlah, jika NU melakukan Halal Bi Halal, karena memang orang yang pertama kali menggunakan istilah Halal Bi Halal adalah KH Wahab Hasbullah. Dalam Halal Bi Halal, orang NU sebagai organisasi para ulama yang cinta terhadap Rosulullah SAW, ikut mengajak dan  di dalam meneladani kepribadian Rosulullah SAW. Semua ngerti esensi yang diajarkan oleh Rosulullah SAW adalah moral (budi pekerti).

Sebagai pembicara pada Halal Bi Halal di Universitas Negeri Malang adalah KH Hasan Mutawakkil PWNU Jatim. Beliau banyak memberi wejangan-wejangan agar supaya kiprah warga NU benar-benar memberikan manfaat kepada umat dan NKRI. Beliau juga mengingatkan akan bahaya Radikalisme yang terhadap Eksistensi Republik Indonesia. KH Hasan Mutawakkil juga banyak menyinggung dakwah wali songo, sampai menyebut bahwa salah satu istri Prabu Brawijaya adalah keturunan China.

Ulama NU-Santara yang pernah nyantri di Makkah ketika pulang ke Indonesia bukan sekedar mengajar ilmu agama. Mereka juga menjadi teladan sekaligus mentransfer nilai-nilai ajaran Rosulullah SAW kepada masyarakat secara luas. Mereka juga memiliki umat yang setia kepada ulama, sahabat dan juga Rosulullah SAW. Ciri khas ulama Nusantara itu memiki ilmu, pengikut, dan juga memiliki pesantren. Sebalik, Ulama Arab itu memili ilmu, tetapi tidak memiliki pesantren dan juga tidak banyak pengikutnya.

Saat ini NU benar-benar sangat seksi, karena bangsa Arab, Afganistan, Eropa hingga Afrika sangat terkagum-terkagum dengan nilai-nilai yang ada pada NU. Rupanya nilai yang diajarkan itu adalah budi pekerti Rosulullah SAW. Itu semua tidak lepas dari apa yang ajarkan oleh Ulama Wali Songo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun