Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Raih Berkah Ramadhan dengan Manjakan Ibunda di Bulan Puasa

2 Juni 2019   15:14 Diperbarui: 2 Juni 2019   15:37 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap ibu sudah pasti mencintai putra-putrinya. Seorang Ibu akan mengorbankan apa-pun demi buah hatinya. Namun, tidak demikian dengan anak terhadap Ibunya. Kalau-pun ada, sudah pasti tidak setara dengan pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu kepada putra-putrinya.  Seorang ibu tidak akan perhitungan ketika membantu putranya, tetapi seorang anak pasti ada rasa itung-itungan ketika akan membantu ibunya sendiri.

Suatu ketika Rasulullah SAW berkata kepada Umar Ibn Al-Khattab ra "Sebaik-baik tabi'in adalah seorang laki-laki yang disebut dengan Uwais dan ia memiliki seorang ibu...(HR Muslim). Sudah pasti sang Umar-pun heran. Bagimana mungkin, Rasulullah SAW mengatakan demikian, padahal Rasulullah SAW tidak pernah mengetahui dan berjumpa denganya. Umar-pun akhirnya menanti moment tersebut dan akhirnya bisa bertemu. Saat itu, Rasulullah SAW sudah wafat.

Rahasia kehebatan Uwais Alqorni bukan perang dijalan Allah SWT, juga bukan rajin puasa dan selalu sholat berjamaah. Namun berbakti kepada Ibunya tanpa kenak waktu.

Suatu saat, sang Ibu yang sudah renta berkata kepada Uwais "nak, saya Tahun dengan harus menunaikan ibadah haji. Karena sepertinya, Tahun depan usia saya sudah memungkinkan lagi". Uwais langsung menjawab "Iya, saya siap laksanakan".

Padahal, Uwais sosok pria yang sakit kusta, tidak memiliki harta apa-pun yang bisa digunakan datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Namun Uawis tidak ingin mengecewakan sang Ibu.

Kemudian Uwais membeli seekor anak sapi yang masih kecil. Setiap hari, Uwais meletakkan ditempat di dataran rendah. Ketika senja tiba, Uwais Alqorni mengangkatnya ke dataran tinggi (bukit). Rupanya, Uwais Alqorni sedang melatih fisiknya agar ketika musim haji bisa menggendong ibunya dari Yaman menuju Makkah-Madinah untuk menunaikan ibadah haji. Uwais sempat mampir ke Madinah, namun tidak berjumpa dengan Rasulullah SAW.

Kita tidak akan mampu berbakti kepada ibu sebagaimana Uwais Alqorni, namun jika belum membahagiakan sang Ibu, minimal berusaha tidak mengecewakan dan menyusahkan Ibu.

Bulan suci Ramadhan momentum paling tepat memanjakan Ibunda dengan ke-seluruh kemampuan yang kita miliki. Ketika Rasulullah SAW ceramah di bulan Ramadhan, beliau pernah mengatakan "rugi sekali orang yang memiliki kedua orangtua yang lansia, atau salah satunya namun tidak mengantarkan masuk surga (HR-Alhakim).

Sudah saatnya memberikan yang terbaik kepada Ibunda di bulan suci Ramadhan. Jangan pernah Ibu ngutang kesana kemari untuk kebutuhan sehari-hari sementara sang anak mampu mencukupinya. Karena itu membuat murka Allah SWT. Apalagi, sampai tega menelantarkan ibu kandungnya sendiri. Cukup banyak anak yang hidupnya sengsara, tidak bahagia, dan kebutuhan ekonomi nya selalu kekurangan, padahal kerja sudah maksimal, doa juga tidak kurang. Sholat lima waktu, membaca Alquran, dan juga rajin ikut pengajian, ternyata "dia kadang kurang peka dengan ibunya".

Hindari lisan dari berkata-kata "nyemoni" ibu, walaupun ibu itu kadang cerewet (bawel). Dimana-mana sang Ibu itu pasti cerewet sekali, maka jadikan cerewet itu sebagai doa dan vitamin rohani, kita terima dengan lapang dada, kalau perlu buatlah ibu selalu tersenyum dengan guyonan dan candaan yang renyah nan menyegarkan.

Ketika hari raya, bawakan sesuatu yang menjadi kesenangan sang Ibu, seperti uang baru dan THR, dengan jumlah yang banyak. Pasti hati ibu sangat bahagia nan berbunga-bunga. Saat itulah, lisan ibu berucap doa kepada Allah SWT "ya Allah berikanlah kesehatan dan rejeki yang berkah kepada anakku, dan memudahkan urusannya". Malaikat-pun mengucapkan "amin".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun