Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

3 A Pilkada DKi Jakarta

25 September 2016   21:59 Diperbarui: 25 September 2016   22:47 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ahok dalam bahasa Arab bisa dibaca dengan “Akhoka” yang artinya saudaramu. Akhok ini dari suku China. Tentu saja, memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena memang tidak ada yang sempurna. Sedangkan wakilnya Jarot orang Blitar asli Jawa. Blitar itu memang sangat luar biasa. Cukup banyak tokoh-tokoh Nasional yang berasal dari Blitar, seperti; Bung Karno dan Budiono yang pernah menjadi wakil presiden era SBY.

Semua tahu dibalik Ahok dan Jarot itu ada nenek Megawati. Megawati saat ini menjadi neli (nenek lincah) dalam urusan politik. Hampir semua titah politiknya, tidak ada yang berani membantahnya. Barangkali takut kualat, atau bisa jadi kalau membantah itu akhirnya tidak mendapatkan jatah jabatan. Wong politik itu memang penuh dengan makna, dan tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik.

Calon kedua yaitu “Anis” yang diresafle oleh Jokowi dengan tidak menyebutkan alasanya. Anis itu artinya “lembut”. Anis itu wajahnya ganging. Maklumlah, dia keturunan Arab. Kendati keturunan Arab, beliau sangat cinta dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Anis itu juga pernah menjadi pengikut setia Jokowi. Anis pernah habis-habisan menelanjangi Prabowo yang sekarang menjadi juragan politiknya.

Anis itu sangat menarik. Ganteng dan keren, pernah menjadi menteri. Tetapi, tidak memiliki pendukung yang banyak. Yang mengangkat dan mendorong nya untuk maju pilkada DKI itu itu PKS partai syariah yang anti terhadap pikiran liberal. Sementara Anis itu sedikit agak liberal lho.

 Maklumlah, pemikiran-pemikiran Cak Nur sedikit melekat pada pikiran Anis. Itu semua tidak penting. Karena yang terpenting kali kalia ini, Anis mau menerima lamaran PKS dan Gerindra. Tidak ada yang paling dibenci oleh Gerindra, kecuali Ahok.

Agus Yudhoyono memang bagus, asli keturunan Nusantara. Tidak diragukan lagi kesetiaannya terhadap bangsa dan Negara. Karena memang sumpah seorang prajurit demikian. Jik Ahok pernah memakai bahasa China ketika berkunjung ke daratan China. Kalau Agus Yudhoyono pasti menggunakan bahasa Indonesia, karena memang darah yang mengalir itu darah Indonesia.

 Agus itu dipersiapkan untuk Indonesia 2019. Nama saja Agus, ya sudah pasti bagus untuk mendapat kepercayaan dari kalangan orang-orang yang bagus budi pekertinya. Bukan berarti yang lain itu kurang bagus. Sebab, Anies, Uno, Ahok, Jarot juga termasuk tokoh pilihan yang terbaik di negeri ini. Mereka ahlaknya bagus, hanya saja Agus Yudhoyono tetap masih bersih, karena memang masih anyar. Biasanya, warga Jakarta itu suka yang serba baru, termasuk Agus Yudhoyono.

Agus Maftuh itu salah satu dubes terbaik Indonesia yang sekarang bertugas di Arab Saudi. Orangnya sangat bagus di dalam membangun diplomasi dan interaksi dengan negara Timur Tengah, khususnya di Arab Saudi. Agus Maftuh sama persis dengan SBY yang ahli diplomasi. Jadi, tidaklah berlebihan jika SBY, ingin menjadikan Agus Yudhoyono sosok yang menyedot perhatian warga Jakarta. Sebab, dari segi penampilan nya emang keren habis. Dalam bahasa marketing, Agus itu wajahnya saja sudah market table, sesuai dengan permintaan pasar.

Bisa jadi Agus Yudhoyono itu memang dipersiapkan menarik simpati kaum wanita dan remaja serta orangtua untuk menuju presiden republik Indonesia 2019. Kondisi Indonesia seperti sekarang ini memerlukan Presiden yang muda, energik, serta memiliki visi dan misi. Tentu saja harus berwibawa. Agus Yudhoyono termasuk sosok yang berwibawa. Pantas menjadi Presiden Republik Indonesia 2019. Untuk itulah, sejak dini harus dipersiapkan. Tidak usah menunggu karir Jenderal, terlalu lama.

Para pemain politik di negeri ini, seperti; Prabowo sudah tidak menarik lagi untuk pilpres 2019. Di samping usianya sudah sepuh, orang sekitar nya itu terlalu lebay (ngilani).  Sukanya mencari kesalahan orang lain, tidak pernah mengaca atas kesalahan pribadinya. Inilah yang menyebabkan Prabowo turun wibawanya. Jika nanti, Anis kalah, bukan karena Anis tidak mampu, tetapi para pendukungya itu kurang bisa menjadi pendukung yang bisa menarik simpati masyarakat.

Begitu juga dengan Megawati yang usianya juga termasuk nenek-nenek. Megawati karir politiknya sudah mentok. Pada pilpres mendatang (2019) benar-benar sangat sepuh untuk bersaing dengan anak-anak muda yang enerjik. Sudah bukan waktunya, Presiden berusia sepuh. Orang sepuh itu hanya dimintai pendapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun