Mohon tunggu...
Siti Nurjanah
Siti Nurjanah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

jangan hanya lipat tangan, tp turun tangan - Mahasiswi Universitas Islam Sunan Kalijaga - Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Gegabah pada Herpes, Ini Salah Satu Solusinya...

6 Januari 2014   23:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:05 9065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu pagi ibu saya memperlihatkan pada saya sesuatu yang ada di lengan sebelah kanannya. Ternyata ada bintik yang menyerupai nanah yang akan segera meletus, namun jumlah baru satu ketika itu. Saya masih belum begitu ngeh dengan apa yang terjadi pada ibu saya. Mungkin hanya gatal biasa, kemudian saya menyarankan untuk menggunakan salep yang biasa bulek saya pakai. Karena salep itu juga merupakan salep untuk gatel, kalu tidak salah namanya hydrocortison. kemudian ibu sya pun mengoleskan pada bagian yang bintik tersebut. Menurut keterangan ibu saya, bintik yang diderita awalnya adalah gatal biasa yang karena ibu saya merasa kurang puas dengan menggaruknya dengan tangan kemudian ibu saya menggaruknya menggunakan sisir. Alhasil karena terlalu keras dalam menggaruknya maka terjadi iritasi  dan menyebabkan bintik yang sperti itu.

Selang 2hari kemudian ibu saya memperlihatkan lagi bintik yang ada di lengannya tersebut. Bukannya berkurang karena sudah diolesi salep kemaren malah sekarang bintiknya semakin banyak. Jenisnya pun ada yang menggerombol, ada yang besar dan yang kecil. Saya kaget ketika itu. Saya kemudian bertanya apakah cara penggarukan itu dilakukan  lagi? Tidak katanya. Ibu saya pun juga kaget ketika mendapati bintik itu semakin menambah. Tak hanya itu, malam harinya ibu saya merasa menggigil bukan main, padahal malam itu tidak turun hujan dan seisi rumah merasa hawa pada saat itu panas. Namun ibu saya merasa kedinginan dan merasa lengannya begitu pegal. “Cekot – cekot”, ujarnya. Saya panik, apa mungkin ini pengaruh dari gatalnya itu, tapi apa pengaruhnya gatal dengan badan mengigil? Keesokan harinya, saya mengantarkan ibu ke dokter terdekat langganan ibu saya. Di sana tidak dijelaskan apa yang terjadi pada ibu saya. Hanya saja ketika ibu saya meminta dokter untuk memberikan suntik, dokter tersebut memberinya satu kali suntik. Saya heran, biasanya pasien yang menurut pa kata dokter, kenapa ini malah dokter yang menurut apa kata pasien? Namun demi berharap ibu saya sembuh saya abaikan perasaan itu. Lalu kami diberi satu salep dan satu beberapa tablet obat dan membayarnya seharga Rp35000. Kali  ini salep yang diberikan berbeda dengan yang kami gunakan, dokter tersebut memberikan salep acyclovir. Kemudian kami pun pulang dan kemudian mulai memakai resep yang dokter tadi berikan.

2hari setelah pemeriksaan ke dokter tadi, tanpa sepengetahuan saya dan atas saran bulek saya ibu saya mencoba untuk memeriksakan diri ke dokter umum yang biasa praktek di masjid dekat rumah saya. Karena pada hari itu bertepatan dengan jadwal praktek dokter tersebut. Kemudian ibu memperlihatkan obat yang diberikan oleh dokter tersebut. Dokter tersebut memberikan beberapa tablet selembar resep untuk nantinya ditebus di apotek terdekat. Tablet tersebut adalah azamefenamat yaitu yang saya tau adalah obat penghilang rasa sakit. Dan salep yang dianjurkan sama dengan salep yang diberikan oleh dokter pertama yaitu acyclovir namun kali ini ditambah dengan tablet aclyclovir dan bedak salycil. Saya pun menembus obat tersebut di apotek terdekat. Cukup murah karena harganya juga terjangkau. Kemudian saya rutin meminumkan obat tersebut kepada ibu saya. Namun bukan membaik, kata ibu saya , ibu merasa lengannya seperti terbakar, dan saya melihat bintik tersebut semakin meluas hingga ke dada dan lengan bagian belakang. Kemudian sodara saya dan beberapa teman ibu sya menyarankan untuk membawanya untuk berobat ke pengobatan alternatif dan shinsei. Dengan biaya sekitar 200-500an ribu. Saya bilang pada ibu untuk berpikir lagi untuk berobat ke pengobatan seperti itu. Bukan saya tidak percaya hanya was – was saja, karena ketika itu dompet menipis dan harus berobat dengan harga sebesar itu. Akhirnya kami mengurungkan niat untuk berobat di pengobatan altenatif karena maslah biaya.

Ketika itu saya tak sengaja memberitahu sodara saya bahwa ibu saya mengalami sakit gatal dengan ciri-ciri yang saya sebutkan. Kemudian dia mengatakan bahwa dia pernah juga mengalami penyakit sperti itu. Dia menyebutkan bahwa ibu saya mengalami penyakit herpes. Penyakit yang menyerang saraf kita, biasanya menimbulkan pegal-pegal pada bagian yang muncul bintik-bintik tersebut. Kemudian dia menyarankan untuk mengobatinya hanya dengan menggunakan alkohol. Sedikit tidak percaya, namun saya kemudian mencobanya dengan cara mengompreskan pada bagian yang gatal. Alhasil dari hari ke hari gatal yang di timbulkan lama – lama pecah dan muncul nanah, namun kemudian kering. Karena setahu saya memang fungsi dari alkohol ini adalah untuk antispetik pada bagian yang luka.

Tanpa harus berobat ke pengobatan yang mahal ternyata jika kita jeli sebenarnya ada obat yang murah dan mujarab di sekitar kita. Jadi kami tidak perlu mengeluarkan ratusan ribu untuk berobat namun hanya dengan Rp4000 rupiah saja. Tunggu hingga satu minggu sampai nanah yang sudah pecah tersebut mengering maka itu tandanya anda sudah sembuh. Apabila belum terjadi reaksi apapun baru sebaiknya anda berobat ke dokter spesialis kulit jangan ke dokter umum.

Terima kasih semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun