Mohon tunggu...
shanti yanuarini
shanti yanuarini Mohon Tunggu... -

long life learner

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Borg dan Kastil Tua

5 November 2012   14:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:56 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Borg adalah seorang pria yang bertubuh bongkok. Tidak ada seorangpun yang mengetahui cerita tentang ayah dan ibu Borg. Ia tinggal di kastil bersama istri yang bernama Justa dan anaknya yang bernama Alend. Kastil itu terletak di ujung desa. Awalnya kastil itu terlihat megah, namun belakangan tampak tak terurus lagi.

Justa istrinya cukup berbahagia selama tahun-tahun pertama pernikahan mereka. Borg tidak pernah menampakkan gelagat yang aneh. Perilaku ganjil Borg mulai dirasakan Justa setelah mereka memiliki anak. Ia selalu memilih untuk berada di ruangan pribadinya, di sebuah kamar kecil yang terletak di bagian atas kastil pada setiap malamnya. Untuk menuju kesana sebenarnya tidak mudah karena cukup gelap. Berkali-kali Justa meminta Borg memasang lampu agar lebih terang tetapi Borg tidak menyetujuinya. Akhirnya Justa mengalah pada Borg, membiarkan jalan itu tetap gelap. Justa pada akhirnya paham bahwa Borg memang tak pernah menginginkan cahaya di ruangan itu.

Perilaku itu semakin terasa aneh karena Borg tidak pernah berusaha menampakkan sayangnya pada Alend, anak mereka. Borg tidak pernah merasa sabar terhadap anaknya. Ia semakin sering menjauhkan diri dari mereka berdua. Anak dan istrinya tidak boleh mengganggunya terutama ketika ia berada di kamar kecil itu. Apa yang Borg lakukan di kamar itu tiada yang tahu. Yang Justa tahu adalah Borg akan berada di kamar itu semalam suntuk dan baru akan keluar keesokan paginya. Apakah Borg tidur di kamar itu, rasanya itu mustahil karena selalu saja ada suara-suara aneh yang berasal dari kamar itu.

Pernah suatu kali Justa berusaha mencari tahu apa yang terjadi. Setelah anaknya tertidur, ia mengendap-endap menuju ke kamar atas tempat Borg biasa menghabiskan malam. Ia berjalan begitu pelannya sehingga ia hampir-hampir merasa tidak sadar bahwa ia telah sampai pada tujuannya. Tapi entah kenapa Borg dapat merasakan kehadirannya. Ia segera berkata dari balik pintu “pergilah atau sesuatu yang buruk akan terjadi padamu”.

Justa segera ketakutan mendengar ancaman itu. Ia tahu bahwa Borg tidak pernah main-main dengan kata-katanya. Iapun berjalan balik menuju kamarnya.

Alend selalu mencari ayahnya dan ingin bermain bersamanya. Namun Borg selalu menyingkir dan menyendiri. Pernah suatu saat Alend menangis karena mengalami mimpi buruk. Bukannya ikut menenangkan Alend, Borg berteriak-teriak kepada Justa agar ia menenangkan anaknya. Ia mengancam akan membunuh Alend jika anak itu masih terus menangis. Entah Alend mengetahui atau tidak kemarahan Borg (karena waktu itu ia masih berusia 2 tahun), ia berhenti menangis tidak lama setelah Borg mengeluarkan ancamannya.

Kehidupan indah yang diangankan oleh Justa berubah menjadi mimpi buruk yang menakutkan baginya. Ia ingin melarikan diri ke desa dan kembali pada orangtuanya namun ia tidak sanggup. Setiap kali ia berusaha melangkah keluar dari pagar kastil itu maka tiba tiba ada api yang menyala di sekeliling jalannya. Justa merasa Borg telah memantrai jalan itu.

Sebenarnya Justa tidak ingin percaya bahwa Borg sudah berubah. Ia tidak pernah melihat keanehan Borg sebelum menikah ataupun tentang mantra-mantra yang dimilikinya. Kastil yang dulu dirasanya sebagai kastil yang indah dan megahpun terasa bagai misteri yang menyeramkan baginya. Ia tidak tahu apa, tetapi ia merasakan ada yang aneh di kastil itu.

Alend bertumbuh semakin besar. Kini sudah delapan tahun pernikahan mereka tetapi Borg tidak pernah sekalipun menyentuh anaknya. Borg tampak membenci anak itu. Justa bertanya-tanya dalam hati mengapa Borg harus membenci anak yang tidak bersalah itu. Borgpun tidak pernah berusaha menjelaskan apapun pada Justa. Sekarang sepanjang hari ia memilih untuk berada di dalam kamar kastil pilihannya itu.

Suatu hari Justa mengingatkan Borg bahwa seminggu lagi adalah ulangtahun Alend yang ke-6. Borg tampak semakin jarang keluar dari ruangan itu. Justa mulai menyebut itu ruangan terkutuk karena ruangan itu membawa Borg semakin jauh dari dirinya. Justa berusaha mempersiapkan perayaan kecil yang spesial buat ulangtahun Alend. Kini hanya Alend yang berharga baginya. Sebuah kue kecil beserta lilin sudah disiapkan oleh Justa. Saat Justa memberitahukan Borg bahwa mereka akan merayakan ulangtahun Alend, Borg tiba-tiba turun dari ruangannya dan membawa sehelai kain berwarna hitam. Alend yang melihat itu segera ketakutan dan berteriak. Dengan insting seorang ibu, Justa berusaha melindungi anaknya. Ia merangkul anak itu dan tidak mengijinkan Borg menyentuh anaknya. Borg kemudian berteriak pada Justa “anak itu adalah penyihir”. Borg telah memberitahukan kebenaran pada Justa dan Justa segera mati sesudah ia mendengar kata penyihir. Seulas senyum menghiasi bibir Alend. Borg menyesali perkataannya. Ia berusaha untuk menangkap Alend tetapi anak kecil itu terlalu lincah baginya yang bongkok. Alih-alih membungkus anak itu dengan jubah kegelapan yang dipintalnya, ia tanpa sengaja malah menyenggol Alend dan tubuhnya berubah menjadi batu.

Kastil itu kembali sunyi senyap seolah tidak ada kejadian apapun. Namun kutukan yang berlaku di kastil itu tak pernah hilang. Barangsiapa yang tanpa sengaja tinggal di kastil itu maka dia akan terkena kutukan. Setiap dia memiliki anak, maka anak itu akan membawa aura kegelapan seumur hidup mereka. Mereka tak akan lepas dari kutukan itu kecuali sang ayah memintal jubah kegelapan. Ayah sang anak tak pernah boleh memberitahukan kutukan itu pada siapapun termasuk pada istrinya. Jika istrinya tahu maka istrinya akan mati. Jika sampai sang ayah tersentuh kulit dari sang anak. Maka ia akan berubah menjadi batu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun