Mohon tunggu...
Muhammad Choirur Rokhim
Muhammad Choirur Rokhim Mohon Tunggu... -

memberikan apa yang saya bisa, berjuang demi sesuatu hak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Injury Time Ramadhan

16 Juli 2015   10:26 Diperbarui: 16 Juli 2015   10:26 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ramadhan akan berakhir dalam hitungan jam. Dari jam ke menit, dari menit ke detik. Hingga detik-detik bergemanya alunan takbir pun akan kita sambut penuh suka cita. Setelah satu bulan penuh kita melakukan berpuasa, maka tibalah momentum yang sangat menggembirakan Dan ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seantero dunia. Namun kebahagiaan selama bulan puasa telah memasuki masa-masa injury time atau di penghujung bulan penuh, ampunan, pertaubatan dan bulan penuh kenikmatan.

Istilah injury time kita mengenalnya di dunia olahraga. Lebih tepatnya di lapangan sepak bola. Injury Time yang kita kenal di dunia olahraga, saya selaraskan dengan injury time di bulan Ramadhan, karena sama-sama menunggu detik-detik menyambut kemengan bagi yang merayakannya.

Dalam sepak bola, injury time  memang moment-moment yang sangat menentukan. Bagi yang menang, atau team yang memiliki selisih gol lebih banyak, memiliki keuntungan kemenangan itu tadi. Dan memiliki selisih yang dominan dari beberapa highlight atau skema pertandingan. Mereka menguasai penguasaan bola, penyerangan, hingga shot on goal, tendangan ke arah gawang. Dan, tidak menutup kemungkinan beberapa peluang terjadi goal yang membuat team menang.

Dalam injury time, bagi klub yang bertanding, dan bagi yang mengantongi keunggulan gol, pertandingan tersebut terasa sangat lamban dan lama sekali, lantaran mereka meresa siap menyambut kemenangan. Dan, terus berusaha keras mempertahankan kedudukannya. Mereka terus berusaha agar tidak lengah dan memperkuat pertahanan supaya tidak kejebolan gawangnya. 

Namun, bagi team yang ketinggalan skor, mereka merasa waktu yang bergulir sangtlah cepat sekali. Dan, berusaha mati-matian untuk mengejar ketinggalan di menit-menit terakhir. Bagi mereka, team yang kalah, waktu injury time adalah hidup mati. Mereka akan terus berusaha menggempur pertahanan lawan dan mencari berbagai cara untuk mencetak gol.

Kiranya, istilah injury time ini, tepat sekali untuk menggambarkan suasana bulan Ramadhan. Sebab, tinggal menunggu hitungan detik,  bulan Ramadhan akan kembali pulang serta kita dengan suka-cita menuju hari kemenangan. Hari perayaan untuk para pemenang setelah satu bulan penuh melakoni pertandingan khusus melawan hawa nafsu dan menahan rasa lapar dari terbit fajar sampai sinar matahari di ufuk Barat--adzan Maghrib berkumandang.

Bulan istimewa di antara sebelas bulan yang lain ini telah kita lewati. Suka dukanya telah kita nikmati bersama selama satu bulan penuh. Selama satu bulan penuh kita didik untuk menjauhi segala larangan dan meningkatkan keimanan kita sebagai hamba-Nya. Di bulan Ramadhan banyak nikmatnya tinimbang dukanya. Pasalnya, bulan suci Ramadhan adalah bulan istimewa, di mana bulan seribu berkah bagi yang ikhlas dan mencari pahala dari ridha Allah SWT. Setiap amal ibadah dilipat-gandakan.

Oleh karena, Ramadhan tahun ini telah memasuki waktu Injury Time. Yakni, waktu paling krusial dalam beberapa menit terakhir. Artinya, tinggal menghitung detik, Ramadhan telah usai. Dan kita dapat menentukkan team kemenangan. Konteks ini yang mendapatkan kemenangan adalah seorang hamba yang sebulan penuh offensif melancarkan ibadahnya secara personal maupun sosial. Atau beribadah manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan sesama. Serta, mampu defensif atau mempertahankan ibadahnya selama bulan Ramadhan ini. Jelas, tipologi orang yang seperti ini yang menerima reward kemenangan di hari nan fitri esok.

Pernak-pernik untuk menyambut perayaan kemenangan dalam lapangan sepak bola, biasanya dengan terompet, umbul-umbul (bendera) yang dilakukan kibarkan, atau lampu merah (plet red)--alat ini sekarang--dilarang oleh panitia pelaksana pertandingan sepak bola. Sebagaimana di dunia sepak bola, euforia Ramadhan pun tidak kalah meriah. Orang-orang di kota maupun di desa sama-sama mwmeriahkan kedatangan bulan syawal,, di mana bulan lebaran. Orang tua, muda semua berbau mempercantik rumah masing-masing maupun memperindah masjid, langgar atau suraunya, semua dilakukan hanya memberi rasa nyaman beribadah kepada Allah.

Di masjid, apabila bersih dan suci serta indah, orang yang datang dan beri'tikab di Masjid, terasa aman nan nyaman. Sehingga hablu minallah pun tidak terganggu dengan hal-hal lain, yang sekiranya berlebihan. Hubungan hablu minnas pun juga mempengaruhi, apabila rumah kita bersih, masyarakat atau kerabat yang datangpun merasakan kenyamanan, dan bisa ngobrol gayeng, sehingga ukhuwah Islamiyah pun erat di hari nan fitri ini. Semoga di hari yang fitri ini, kita tidak hanya mempercantik 'asesoris' jasmani saja, namun sisi spiritual dan batinpun juga terjaga, dengan tidak melakukan yang di larang oleh Allah SWT. Dan, semoga kita kembali ke fitri lagi, kembali bersih hati, pikiran dan tingkah laku kita.

Kembali pada teks injury  time. Injury time Ramadhan, menandakan kita telah menjalankan perintah Allah SWT dengan berpuasa dengan durasi kurang lebih satu bulan penuh. Maka, esok hari di hari 1 syawal kita saling maaf memaafkan. Kita ibaratkan, lapangan sepak bola yang hijau itu sajadah panjang. Stadion yang megah kita ibaratkan masjid agung yang kemuliaan. Suara penonton yang ada di stadion diibaratkan suara takbir di pelosok negeri, sampai seantero penjuru dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun