Mohon tunggu...
Muhammad Burniat
Muhammad Burniat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa filsafat dengan hobi menulis, jalan-jalan dan aktivitas sosial. Menulis adalah cara saya untuk hidup dan berbagi. E-mail: muhammadburniat@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Parents is Number One: Ridho Tuhan Ada Pada Ridho Orang Tua

17 Februari 2016   09:52 Diperbarui: 17 Februari 2016   10:19 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Lihatlah kerutan yang ada pada wajah mereka. Sudahkah Anda membahagiakan mereka?. Dok http://abiummi.com/assets/uploads/2015/10/orang-tua.jpg"][/caption]Hidup dalam kehebatan sendiri rasanya mustahil bisa berhasil. Harus ada tangan-tangan yang selama ini turut menjadi bagian dari keberadaan apa yang berhasil kita raih. Salah satu dari itu semua adalah dukungan orang tua.

Tidak ada yang mustahil dalam hidup apabila tangan orang tua sudah meminta kepada Sang Pencipta. Bait-bait doa yang mereka rangkai dengan penuh ketulusan dan kecintaan terhadap anak akan mudah sampai kepada diri-Nya. Sebab, doa orang tua adalah doa yang paling pertama Tuhan dengarkan.

Banyak dalam hidup ini dan mungkin di lingkungan sahabat sendiri, ada anak-anak yang tiba-tiba melupakan jasa orang tua. Ia pergi meninggalkan karena telah berhasil mencapai keinginan. Namun sayang, di balik keberhasilan tersebut ada terselip dosa besar terhadap orang yang sudah melahirkan dan membesarkan sahabat. Apa jadinya jika hal semacam ini terjadi pada orang-orang yang demikian? Saya yakin sahabat, keberhasilan yang mereka raih hanya bersifat semu. Lambat laun dengan beragam permasalahan yang datang akan menggerus apa yang sahabat miliki. Orang tua yang selama ini mendoakan kita bisa menarik kembali apa yang sudah menjadi kontrak mereka dengan Tuhan.

Kita lihat kisah berikut ini sahabat

Saya pernah membaca sebuah cerita, ada sebuah tradisi di Jepang yang membuang orang tua renta dan tak berdaya lagi ke hutan. Mereka dibuang karena dianggap hanya membebani kehidupan anak-anaknya.

Suatu hari ada seorang pemuda yang berniat melaksakan tradisi tersebut. Ia membuang ibu yang sudah lumpuh dan pikun. Ketika sampai di hutan, pemuda itu menggendong ibunya dan bergegas menyusuri hutan. Sang ibu tentu tidak berdaya dengan keadaan yang dialaminya. Di saat pemuda itu menyusuri hutan, ibu tersebut sepanjang perjalanan menggapai setiap ranting yang dilalaui kemudian dipatahkan.

Mereka berdua pun tiba di dalam hutan yang begitu lebat dan mengerikan. Si anak menurunkan ibu dari gendongannya sembari mengucapkan kata perpisahan dengan menahan rasa sedih yang terdalam karena tidak menyangka ibu yang telah merawatnya harus menerima perlakuan pahit dari sang anak. Meski anak terlihat begitu sedih, berbeda halnya dengan sang ibu, ia malah tampak tegar, senyum masih menyapa sang anak. Tiba-tiba ibu tersebut berkata;

“Anakku, Ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa Ibu selalu merawatmu dengan penuh segenap cinta. Bahkan sampai hari ini rasa sayangku tidak pernah berkurang sedikit pun. Tadi ibu sudah menandai sepanjang perjalanan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat. Ikutilah tanda-tanda itu agar kau selamat sampai di rumah”

Apa yang terjadi sahabat?

Setelah mendengar kata-kata itu, pemuda tersebut menangis dengan sangat keras atas perbuatan yang telah ia lakukan. Ia pun kembali memeluk sang ibu dan kembali menggendongnya untuk diajak pulang ke rumah. Pemuda itu pun merawat ibunya hingga sampai sang ibu menemui ajalnya.

Apa yang bisa kita tangkap dari cerita di atas sahabat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun