Mohon tunggu...
Melina Purnomo
Melina Purnomo Mohon Tunggu... FREELANCE WRITER -

i am a freelancer writer, musician and a financial consultant.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meneguk Rindu Menjemput Lebaran

5 Juli 2017   15:30 Diperbarui: 5 Juli 2017   15:34 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini beranjak dari peraduan; dengan bertemu orang terkasih yang di kampung halaman sana. Seperti seakan tidak terperi. Kami selaku para "perantau" biasanya melakukan ritual ini setahun sekali adanya. Mudik namanya benar sekali. Untuk sebagian orang meleas rindu dengan sanak saudara adalah keinginan yang terpendam selama setahun lamanya.

Hari itu akhirnya datang juga di hari jumat malam saya mulai menyalakan sang kuda besi. Dikarenakan kehabisan tiket kereta api saya akhirnya memilih untuk mengendarai kendaraan roda dua menuju kampung halaman saya yang tercinta. Untuk sebagian orang melepas rindu yang mana sudah cukup lama saya tidak mengendarai kendaraan roda dua ini.

Akhirnya perjalanan dimulailah. Jarak yang akan ditempuh dari Jakarta menuju Prembun kampung halaman saya ditempuh kurang lebih 612 km menurut aplikasi waze yang saya percayakan untuk memandu perjalanan saya kali ini.

Dimulai dari jalur pantura kemudian berbelok di kota Brebes kemudian dilajutkan ke kota Banyuwandi  ajibarang; Wangon; Kemeranjeng ; Gombong; Kebumen ; untuk dapat sampai di Prembun. Total perjalanan yang ditempuh adalah 22 jam dari jalur perjalanan yang ditempuh yang seharusnya hanya ditempuh 16-18 jam perjalanan. Artinya tidak akurat yang diberikan oleh Waze donk? Bisa dikatakan seperti itu.

Namanya momen mudik pasti ada yang namanya tersendat atau macet kalau tidak demikian adanya tidak dapat dikatakan momen mudik yang asik adanya. Moment macet yang tidak terlupakan di lalui saat berada di Karawang dan Cirebon. Sisanya lancar Jaya. Padahal kala itu h-2 lebaran yang kata orang adalah saat-saatnya puncak arus mudik. Sayangnya saat perjalanan lebih banyak dilalui saat malam hari. Namun bukan berarti tidak ada hiburan di saat itu.

Barisan bus yang mengeblong mendominasi perjalanan mudik saya. Yang ada rasa kantuk yang ada pun seolah-olah hilang. Buat yang belum terbiasa bisa dikatakan ngeri melanda. Tetapi apa boleh buat dikarenakan mudik yang saya jalankan kali ini adalah mudik seorang diri akhirnya saya mencari teman dengan cara saya sendiri. Terlebih jalur yang saya pilih adalah jalur hutan belantara yang mana cukup membahayakan jika di riding/ di  lalui sendirian.

Sekilas pengalaman mudik saya di tahun 2017 ini. Setidaknya kita harus mempersiapkan fisik sebaik-baiknya serta kendaraan yang akan ditumpagi pastinya saat perjalanan jauh. Terlebih bila kita rasa kantuk dan lelah melanda ; sebaiknya membaringkan tubuh terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan kembali.

*MudikSehatMudikSelamat*

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun