Mohon tunggu...
Jansori Andesta
Jansori Andesta Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

aku anak ketiga dari pasangan hazairin dan sawati. dari tahun 2005 aku mulai menyukai puisi (baca n tulis puisi). dan saat ini menulis adalah pilihanku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemarau Masih

23 Oktober 2019   15:42 Diperbarui: 23 Oktober 2019   15:42 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terik mengangkangi wajah bumi. Pucat. Debu dan sayap-sayap hinggap mencari lindap. Tunas layu. Ranggas sesap ditinggal tuan. Hilang garap dan resap harap di sungai buntu.

Laju roda-roda kendara berkejaran pacuan waktu. Tebal aspal serupa api panggang pada tungku. Wajah-wajah membawa langkah terburu-buru. Lepas jabat hilang salam. Lupa tunggu.

Dari jauh berembus angin mengempas lepas. Tiada berkabar masih. Tandaskan lamun di sesak napas. Cemas. Lintas awan hanya menyemai angan. Tangguh waktu akan janji musim entah bila kan lunas.

Kemarau masih. Di lembar-lembar cetak kalender batas hari tiada terbaca lagi. Hilang jadwal. Berbisik kata usil menerka: hujan kan turun besok atau lusa.

Bengkulu, 23 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun