Mohon tunggu...
Ika Hardiyan Aksari
Ika Hardiyan Aksari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.\r\nMohon doa ya? Saling mendoakan pula.\r\nAktif juga menulis di ichaituika.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Punya Rekening BRI, Pelayanan Buruk?

28 Juni 2013   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:18 1990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pagi ini (Jumat, 28 Juni 2013), pukul 08.25 WIB saya pergi ke Bank BRI cabang Kebonagung, Demak untuk mentransfer uang sebesar Rp 300.000 yang saya tujukan ke pihak kampus sebagai pembayaran PPL. Sebelum melakukan transaksi transfer secara manual (lewat teller), saya mengambil uang sebesar Rp 50.000 dari ATM BRI (milik ibu saya) yang ada di depan kantor BRI. Karena saya hanya membawa uang Rp 250.000. Kenapa saya tidak transfer uangnya lewat ATM saja? Karena uang di ATM ibu saya itu jumlahnya di bawah Rp 300.000.

Jujur saja ini kali kedua saya melakukan transfer uang secara manual di bank apa saja (yang pertama itu sudah dua tahun lalu dan di bank BRI cabang Kebonagung). Karena saya biasanya transfer uang lewat ATM (ATM Mandiri-atas nama saya sendiri).

Selanjutnya saya masuk ke bank. Hanya ada saya yang jadi nasabah. Saya hampiri teller bernama LINDA. Saya utarakan maksud saya untuk mentransfer uang. Karena melihat saya masih memegang struk ATM, teller itu bertanya, “Kenapa tidak transfer lewat ATM saja, Bu?”

Saya mulai merasa aneh, apa salah kalau saya memilih untuk transfer manual. Apa karena biaya transfer? Saya jawab, “Uangnya tidak cukup, Mbak.”

Kemudian teller bernama LINDA itu menerangkan tata-cara transfer. Setelah dijelaskan saya tanya, “Slipnya di mana, Mbak?”

“Itu!” kata teller tersebut mulai ketus. Saya tambah tidak nyaman. Dua tahun lalu slip itu memang ada tepat di depan teller, kalau sekarang sudah berubah, dan saya tanya kan wajar? Lagi pula tempat slip-nya juga agak menyulitkan bagi nasabah yang baru pertama kali datang. Slip letaknya dekat pintu masuk sebelah kiri kalau dari luar datangnya. Slip ditaruh di sebuah meja kaca tingginya sedada saya, dan di bawahnya itu ada kotak-kotak yang berisi slip. Kalau dari samping slipnya itu tidak akan terlihat. Harus dari atas melihatnya.

Saya isi slip tersebut. Setelah selesai saya berikan kepada teller yang sama. Saya duduk dikursi. Tidak lama langsung dipanggil. “Bu, ini uangnya itu mau dikirim untuk diri sendiri?” kata teller tersebut masih dengan ketus.

“Oh, maaf , Mbak.”

Ternyata saya keliru menuliskan nama orang yang saya tuju dengan nama saya (saya akui salah). Kemudian saya menulis lagi di slip yang baru. Setelah selesai saya berikan lagi ke teller. Dan tahu pertanyaan apa yang keluar? “Mbak tidak punya rekening BRI ya?” nada yang keluar lagi-lagi ketus dan seakan-akan mengejek saya. Menyapa saya juga tidak lagi menyebut dengan kata Ibu. Saya hanya menjawab, “Yang punya ibu saya Mbak, saya punya-nya Mandiri.” Dengan tampangnya yang ketus, teller itu memproses transfer uang saya.

Berkali-kali mendapatkan perlakuan yang seperti itu, saya jadi berpikir kenapa beda dengan pelayanan di bank lain? Saya juga sering menabung di bank Mandiri, tapi pelayanannya tidak seketus itu. Saya juga sering salah ketika tidak memberikan cek list ataupun menulis di kolom “Terbilang”, tapi pelayanan teller di Bank Mandiri tidak seketus itu?

Apakah karena saya tidak memiliki rekening di bank BRI, kemudian pelayanan teller bernama LINDA seketus itu? Tolonglah, pihak-pihak yang terkait bisa membenahi pelayanannya. Saya hanya orang kecil, tapi kalau bukan untuk kita dan dari kita, untuk apa suatu bank didirikan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun