Mohon tunggu...
Teuku Multazam
Teuku Multazam Mohon Tunggu... -

Saya anak pinggiran hutan belantara Aceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Masjid Tgk Dipucok Krueng

21 Desember 2012   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meureudu adalah ibukota Kabupaten Pidie Jaya. Kabupaten tersebut terbentuk pada 2 Januari 2007 berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007. Pidie Jaya memiliki delapan kecamatan, 34 mukim dan 221 gampong.

Pidie Jaya yang berbatasan di sebelah Utara dengan Selat Malaka, Timur dengan Kabupaten Bireuen,Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pidie (Tangse, Geumpang dan Mane) dan Barat berbatasan dengan Kecamatan Geuleumpang Tiga, Kabupaten Pidie memiliki potensi pariwisata yang sangat bagus.  Secara Pidie Jaya memiliki sebanyak 46 obyek wisata yang terdiri dari 17 obyek wisata alam, 33 obyek wisata budaya.

Semasa kerajaan Aceh, Meureudu pernah dicalonkan sebagai ibu kota Kerajaan Aceh.  Akibat konspirasi politik kerajaan, rencana tersebut digagalkan. Meski bukan sebagai ibukota Kerajaan, Mereudu kala itu sangat diistimewakan karean bebas dari berbagai aturan. Hal ini bukan berarti wilayah tersebut bebas dari kewajibannya. Tugas sebagai penyediaan logistik untuk kebutuhan kerajaan Aceh berhasil laksanakan.

Sebelum melakukan penyerangan ke Semenanjung Melayu, Sultan Iskandar Muda singgah di Mereudu untuk menjumpai sejumlah tokoh di wilayah itu. Beliau mengangkat Malem Dagang dan Teungku Japakeh sebagai pimpinan perang tersebut. Dan, mereka berhasil menaklukkannya.

Mesjid Teungku Dipucok Krueng

Kini, Meureudu sudah menjadi pusat pemerintahan kabupaten Pidie Jaya.  Di beberapa tempat, ada peninggalan-peninggalan sejarah yang masih terisisa dan bisa dikunjungi. Sekitar tiga kilometer dari pusat pemerintahan Pidie Jaya, sebuah masjid tua yang kubahnya menyerupai seperti kubah sejumlah mesjid di Madinah, Arab Saudi. Masjid itu terletak di Simpang Beuracan, Gampong Kuta Trieng.

Masjid itu dinamakan sebagai mesjid Tgk Dipucok Krueng dan dibangun oleh Tgk Abdussalim diatas tanah wakaf milik warga. Beliau merupakan salah satu warga Arab Saudi yang ingin menyiarkan Islam di Aceh semasa kerajaan Iskandar Muda, kata Tgk Ismail bilal mesjid Tgk Dipucok Krueng beberapa waktu lalu.

Menurut dia, penamaan mesjid itu diberikan karena Tgk Abdussalim ketika itu menetap di Pucok Krueng (pucuk sungai) Beuracan, disana beliau juga bermunajat kepada ALLAH. Ketika Jumat, beliau turun ke Mesjid untuk menunaikan kewajibannya, sebut dia. Di kompleks sebuah guci besar yang terisi air.

“Meski saat diisi air itu kotor, namun setelah diambil kembali ke dalamnya, airnya sudah sangat jernih,” kata Khaidir, salah seorang warga disana. Guci tersebut kini tertanam dia dalam tanah, hanya bagian leher dan mulut gucinya yang nampak,  namun kain putih dipasang sebagai pembatas dan kain penutup tersebut.

Tgk Abdussalim merupakan salah seorang ulama besar, untuk membangun masjid tersebut beliau juga membuka lahan persawahan seluas 50 hektar dan tanah perkebunan di lingkungan mesjid seluas 6 hektar, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pembangunan masjid.

Masjid Tgk Dipucok Krueng,  memiliki tiga atap tumpang yang terbuat dari seng, dinding yang terbuat dari kayu-kayu. Kini kayu-kayu aslinya sudah diganti dengan kayu lain yang diukir dengan motif Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun