Pic : Budayahidupsehat.wordpress.com
Saya punya teman yang hobinya sama dengan saya. Yaitu MAKAN. Upstt jangan tertawa dulu, kecil-kecil begini saya doyan makan lho. Makanya sampai kakak saya bilang saya cacingan "awasss ya Kak!" :(
Hampir tiap hari kami selalu makan bareng. Jajan bareng, apalagi kalau pasar lagi sepi, maka saya dan sahabat saya ini asyik ngobrol dengan cemilan di tangan kami. #hihi ketahuan deh suka ngerumpi.
Meskipun kami punya hobi makan yang sama. Saya dan dia sangat berbeda. Terutama soal ukuran badan. Kalau saya kurus, dia gemuk.
Setiap selesai makan dia paling senang memegangi lipatan perutnya dan berkata "duuuh perutku" lalu kami tertawa bersama.
Lucunya, teman saya ini tidak terlalu ngaruh dengan berat badannya yang tiap hari dirasanya bertambah. Kata-kata penghibur yang selalu diucapkannya adalah "ahh biarlah, aku sudah capek jadi orang kurus". Setelah mengatakan itu dia kembali semangat makan.
Bagi sebagian orang terutama perempuan gemuk itu sesuatu yang menakutkan. Ada orang yang sangat khawatir ketika berat badan mereka naik.
Alasannya karena "gemuk ga cantik" tumpukan lemak di mana-mana membuat perempuan merasa tak sexi lagi. Tidak bisa tampil modis dengan fashion yang tak bagus melekat di tubuh. Hingga banyak perempuan kehilangan kepercayaan diri karena memiliki bobot tubuh yang berlebih.
Punya tubuh gemuk memang terkadang banyak sisi negatifnya. Selain terlihat tak menarik. Sumber penyakit juga umumnya banyak bersarang di tubuh.
Karena alasan tersebutlah akhirnya banyak orang berusaha melakukan berbagai cara menurunkan berat badan. Mulai dari olah raga, diet sampai dengan cara-cara ekstrim seperti minum obat pelangsing ataupun yang lebih canggih sedot lemak misalnya.
Usaha untuk menurunkan berat badan kembali pada berat ideal tentu saja baik. Tetapi terkadang cara-cara yang dilakukan seolah menyiksa diri. Pola hidup tak sehat, dan diet yang tanpa perhitungan. Hasilnya bukan malah cantik karena berat badan turun, tetapi terserang penyakit.