Mohon tunggu...
Fitri.y Yeye
Fitri.y Yeye Mohon Tunggu... Administrasi - otw penulis profesional

Wanita biasa.\r\nPenulis Novel Satu Cinta Dua Agama & Rahasia Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arti Sahabat

6 Januari 2011   01:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:55 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sahabat adalah orang yang paling mengenal kita selain keluarga. Sahabat yang akan mengingatkan kita pada saat kita lupa. Sahabat yang menguatkan pada saat kita terpuruk. Sahabat yang mendengar dengan sabar setiap keluhan kita. Sahabat juga yang paling pantas menikmati bahagia yang kita rasakan. Itulah arti sahabat yang sebenarnya, mau menerima kita apa adanya. Tapi masihkah ada sahabat yang seperti itu di zaman sekarang? Ternyata jawabannya ada, tetapi jarang sekali kita temukan. Begitu berharganya seorang sahabat, maka pantas kita harus menjaga dan mengikat tali persahabatan itu dengan erat. Persahabatan diawali dari saling kenal di suatu komunitas atau suatu kelompok yang memiliki tujuan tertentu. Namun sangat tidak mudah untuk menjalin persahabatan yang abadi selamanya. Berbeda kepentingan adalah awal dari retaknya sebuah persahabatan. Tidak adanya saling pengertian menghancurkan nilai-nilai persahabatan itu sendiri.

Sebagai umat Muslim tentu teladan yang pantas di tiru adalah Nabi Muhammad saw. Bagaimana beliau membagun hubungan dengan para sahabat, saling mencintai, dan mengasihi satu sama lain. Persahabatan mereka diikat oleh satu alasan Agama yang benar dan itu membuat cinta mereka tejalin dengan sangat kuat. Di setiap kesempatan Rasulullah selalu menunjukkna pada sahabat lainnya tentang kelebihan satu sahabat. Sikap ini ternyata mampu menumbuhkan toleransi atau penghargaan yang kuat sesama sahabat. Misalnya Rasulullah pernah berkata melalui Aysah ra. Tentang Umar bin Khatab yang dijuluki Al-Faruq, karena keikhlasan dan kesucian hati beliau dari hawa nafsu serta kecintaan beliau pada keadilan. Nabi berkata :" Allah menempatkan kebenaran di lidah dan di hati Umar. Dialah Al-Faruq (pemisah) yang memisahkan antara yang hak dengan yang batil." Dan inilah yang mengabadikan nama al_Faruq sepanjang sejarah, yang melekat pada Umar sampai sekarang, dan akan tetap demikian selamanya.

Dilain waktu Nabi jug pernah berkata tentang Usman bin Affan " Umatku yang benar-benar pemalu adalah Usman" Karena begitu pemalunya Usman Nabipun sangat menghormatinya sehingga semua orang juga malu terhadap beliau. Bahkan Nabi pernah menyatakan "Bahkan malaikatpun malu terhadap Usman "Atau ketika Rasulullah memuji sahabat beliau Abdur-Rahman bin Auf tentang kejujuran dan ketulusan hati beliau. Sebagai salah seorang yang mula-mula dalam Islam, begitu besar cinta beliau kepada Allah dan Rasulnya. Sehingga Nabi mengatakan "Dia (Abdur-Rahman nin Auf) jujur di bumi dan di langit. Begitulah Rasulullah menunjukkan kecintaan beliau kepada sahabat-sahabatnya. Begitu banyak kisah para sahabat yang dapat kita teladani dalam Islam. Bagaimana Rasulullah menempatkan para sahabat di hati beliau, Buat Rasullullah semua sahabat-sahabat itu sangat berharga.

Begitu tulus persahabatan yang dicontohkan Rasul kepada kita. Semua menjadi sebuah pelajaran berharga buat kita. Di masa sekarang persahabatan terjadi bukan lagi atas dasar saling jujur dan keikhlasan. Tetapi lebih karena kepentingan pribadi dan golongan, yang bahkan sering terjadi sahabat menikam sahabatnya dari belakang. Ibarat kata pepatah sahabat sekarang menjadi "Musuh dalam selimut" Atau seseorang akan mau berteman dengan kita jika ia butuh sesuatu, dan pada saat ia sudah tidak perlu lagi maka ia akn dengan mudah menjelek-jelekkan sahabatnya. Ternyata tidak mudah membina hubungan persahatan itu, jika hati nurani dan kemanusiaan sudah tak bisa lagi bicara. Dan nafsu telah menjadi raja dalam diri.

Tulisan ini ditujukan untuk semua orang yang cinta perdamaian. Jaga selalu Silaturrahmi dengan sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun