Mohon tunggu...
Febrialdi  Ali
Febrialdi Ali Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manjada wajjada

Era et labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keteladanan Bung Hatta dan Kisah Tak Mampu Beli Sepatu Bally

6 November 2012   05:13 Diperbarui: 4 November 2015   20:56 21385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Hatta dan Sepatu Bally yang ingin dibeli.

[caption id="" align="aligncenter" width="648" caption="ervakurniwan.worldpress.com"][/caption] Bung Hatta salah satu tokoh Proklamotor kita dan sosok yang selalu hidup dalam keserdehanaan dan jauh dari pengaruh ingin memanfaatkan ketokohan  serta kekuasaan yang dimiliki buat kepentingan pribadi dan keluarga.Bahkan beliau sampai bersumpah tidak akan kawin sebelum Indonesia merdeka.Ucapan dan janji ini bukan hanya sekedar pemanis bibir saja pada rakyat sebagaimana yang kita lihat pada pemimpin sekarang ini.

Bung Hatta membuktikan janjinya baru menikah setelah tiga bulan kemerdekaan di proklamirkan.Beliau baru menikah pada uisa 43 tahun,tepatnya pada tanggal 18 November 1945.Mas kawin yang diberikan oleh Bung Hatta pada Ibu Rahmi saat itupun hanya sebuah buku "Alam Pikiran Yunani"karangan beliau sendiri sewaktu di tahan di Banda Neira tahun 1930 an.Pada saat itu Ibu Rahmi berusia 19 tahun.

DR(HC) Drs.H.Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902. Terlahir dengan nama Mohammad Athar .Bung Hatta juga kita kenal sebagai seorang diplomat,negarawan,bapak Koperasi,wakil Presiden I R.I.Sikap beliau yang dikagumi banyak orang adalah sangat sederhana,jujur,santun,hemat.Hidup beliau benar-benar dibaktikan buat kepentingan bangsa dan negara.Penjara sudah tak terhitung kalinya beliau rasakan dalam memperjuangkan bangsa dan negara dari kekuasaan penjajah bersama Soekarno.

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="keluarga Bung Hatta.nurmuhlis.wordspress.com"]

keluarga Bung Hatta.nurmuhlis.wordspress.com
keluarga Bung Hatta.nurmuhlis.wordspress.com
[/caption]

Kisah Sepatu Bally dan Mesin Jahit.

Sekitar tahun1950 sewaktu pulang ke rumah Mohammad Hatta yang waktu itu masih menjabat sebagai Wakil Presiden R.I di tanya oleh sang isteri Rahmi Hatta mengenai kebijaksaaan pemotongan mata uang ORI(Oeang Republik Indonesia) dari 100 menjadi 1.Hal itu ditanyakan oleh Rahmi karena dengan kebijaksaan itu dia tidak bisa membeli mesin jahit yang sudah lama dididamkan dan dia telah menabung sekian lama untuk mewujudkan mimipinya itu.

Bung Hatta sebagai seorang suami tentu mengerti perasaan isterinya dan berkata pada sang isteri "Sunggguhpun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia ini tidak patut dibocorkan kepada siapa pun. Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya?” jawab Bung Hatta.

Sepatu Bally adalah merek sepatu yang pernah dimpikan dan diidamkan oleh Bung Hatta semasa hidupnya. Sepatu Bally sangat terkenal pada masa tahun 1950 an.Beliau karena belum mampu untuk membeli sepatu itu,menggunting  potongan iklan sepatu Bally itu dan menyimpannya di buku harian beliau.Sangat mengharukan dari kisah ini,Keinginan beliau ini hanya menjadi impian saja sampai akhir hayatnya.Keinginan beliau ini baru diketahui setelah ditemukan sebuah guntingan secarik kertas berisi gambar potongan sepatu Bally dalam buku hariannya oleh puteri beliau,setelah Bung Hatta wafat.

Uang yang ditabung beliau tidak pernah cukup untuk membeli sepatu yang diinginkan oleh beliau.Beliau lebih mementingkan uang itu bagi kebutuhan rumah tangga dan membantu kerabat dan saudara yang lebih membutuhkan bantuan dari hanya sekedar memenuhi keinginan pribadi,begitulah prinsip hidup beliau. Kalau beliau mau tentu dengan sangat mudah bisa mendapatkan sepatu Bally tersebut dengan Kekuasaan dan relasi yang dimiliki atau tinggal menghubungi diplomat yang bertugas di luar negeri pada saat itu.Bung Hatta pada saat itu masih punya pengaruh besar tidak hanya di tanah air,tapi juga di Dunia.

Disinilah kita melihat jiwa seorang pemimpin dan tokoh seorang rakyat yang tidak mau memanfaatkan kekuasan dan wewenang yang dimiliki untuk kepentingan pribadi semata.Beliau merasa malu dan tidak pantas untuk menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi.Biarkanlah hidup dengan kekurangan dan sederhana dari pada menghinakan diri seperti memanfaatkan kekuasaaan  dan pengaruh untuk kepentingan pribadi. Kita lihat sekarang ini bagaimana sikap para kebanyakan pemimpin dan anggota Dewan kita yang selalu berlomba untuk memperkaya diri memanfaatkan kekuasaaan tanpa malu-malu berani minta bagian.

Kemana hati dan nurani mereka berani bertindak dengan cara seperti itu.Apakah mereka tidak sadar,bagaimana dulu para pahlawan dan tokoh dan pejuang bangsa ini berjuang dengan mengorbankan darah dan harta dan keluarga mereka semua hanya demi bangsa dan negara dan rakyat Indonesia dan meletakkan semua kepentingan hanya untuk bangsa dan negara. Pada tahun 1956 Bung Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden R.I,karena tidak sepaham dangan pemikiran dan idelogi Soekarno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun