Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keistimewaan Lebaran

25 Juni 2017   01:01 Diperbarui: 25 Juni 2017   02:54 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagian besar umat Islam pada hari ini Minggu (25/06/2017) akan merayakan hari raya Idul Fitri dengan suka cita. Istilah yang melekat di masyarakat adalah lebaran. Tradisi lebaran dimasyarakat kita adalah mudik ke kampung halaman. Tujuan dari mudik adalah untuk menyambung silaturrahim (persaudaraan) dengan keluarga yang hampir putus selama setahun penuh akibat kesibukan bekerja. Lebaran biasanya juga identik dengan sesuatu yang serba baru seperti : baju baru dan sendal baru.

Umat muslim akan melaksanakan ibadah shalat sunnat Idul Fitri dengan dua rokaat dan satu salam. Setelah itu kita akan saling bermaaf-maafan terhadap keluarga, tetangga, dan teman-teman yang pernah berhubungan dengan kita.

Lebaran terasa begitu istimewa bagi umat muslim karena untuk mencapainnya harus dilalui terlebih dahulu dengan menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan. Kita harus bisa menahan lapar, dahaga, nafsu marah dan seksual bagi yang sudah berkeluarga selama seharian penuh. Hal ini tentu berat dilakukan bagi seseorang bila tidak memiliki iman (keyakinan) yang kuat terhadap agamannya.

Bagi umat muslim yang bisa menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh akan merasakan kepuasan tersendiri. Mereka akan mendapatkan predikat sebagai orang yang bertakwa karena bisa menjalankan perintah wajib dari Allah SWT. Umat muslim yang menjalankannya dengan ikhlas tentu akan mendapatan pahala yang setimpal sesuai dengan janji Allah SWT yang ada pada kitab suci Al-Qur’an. Sedangkan bagi umat muslim yang tidak menjalankannya tentu akan mendapatkan dosa yang akan dipertanggungjawabkan kelak di alam akhirat.

Keistimewaan hari raya Idul Fitri adalah bisa membersihkan dosa umat muslim. Karena mereka akan kembali menjadi manusia yang fitroh (suci) setelah saling bermaaf-maafan satu sama lain.

Seperti yang kita ketahui ada dua jenis dosa, yaitu dosa kepada Allah SWT dan dosa kepada sesama manusia. Atau yang kita kenal dengan hablumminallah (hubungan kepada Allah) dan hablumminannas (hubungan kepada sesama manusia). Tentu dalam suatu hubungan yang kita jalankan kita pernah melakukan suatu kekhilafan/kesalahan. Kekhilafan inilah yang bisa menimbulkan sumber-sumber dosa kita.

Dosa yang dilakukan kepada Allah SWT adalah seperti keengganan menjalankan ibadah shalat wajib lima waktu dalam sehari. Cara menghapus dosa tersebut adalah dengan langsung memohon ampun kepada Allah SWT seusai kita shalat. Di ampuni-Nya atau tidak dosa tersebut adalah tergantung dari hak preogratif Allah SWT.

Sedangkan dosa kepada sesama manusia adalah seperti ketika kita sedang berbicara dengan orang lain dan secara tidak sengaja menyinggung perasaannya. Hal ini lalu menyebabkan hatinnya terluka dan memendam rasa benci kepada kita. Maka dosa yang seperti ini cara menghapusnya adalah harus langsung meminta maaf kepada orang lain yang telah kita singgung perasaanya. Bila orang itu bisa memaafkan dengan ikhlas kesalahan kita maka kita bisa tenang karena terhapusnya dosa yang pernah kita lakukan kepada orang tersebut.

Tradisi “Lebaran” Saling Berkunjung

Setelah selesai shalat ID biasanya sesama umat muslim akan saling berkunjung ke rumah tetangganya di samping kiri-kanan dan depan-belakang masing-masing. Hal ini dilakukan untuk sekadar bersalaman dan saling bermaaf-maafan.

Tentu kejadian ini hanya terjadi setahun sekali yakni ketika lebaran tiba. Selain bersalaman biasanya ada suatu kalimat yang bisa kita ucapkan kepada orang lain seperti , “Mohan Maaf Lahir & Batin” atau kalau dalam bahasa jawa biasanya kita mengucapkan kalimat , “ Ngaturaken sedaya kelepatan kula” artinya saya memohon maaf atas kesalahan yang pernah saya perbuat kepada anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun