Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Kelud Pasca Meletus

5 Agustus 2015   09:52 Diperbarui: 5 Agustus 2015   09:52 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

https://ekitirtanazamzani.files.wordpress.com/2015/08/dscf0048.jpg

Liburan akhir pekan sungguh sangat disayangkan apabila terlewati tanpa berwisata. Kami dari tim pengajar di The House of Training Centre/HTC Mojokerto mengunjungi objek wisata gunung kelud di Kediri dan pantai di Blitar (Jumat, 16/05/2015). Wisata gunung dan pantai kami pilih karena kedua tempat tersebut memiliki panorama alam yang indah.

Biaya masuk ke objek wisata gunung kelud adalah Rp.9.000,00/orang. Ketika kami menuju ke puncak gunung kelud, diperjalanan disuguhi oleh pemandangan alam yang begitu mempesona. Kami melewati bukit-bukit berbentuk piramida yang dipenuhi oleh tanaman-tanaman nanas di sepanjang sisi jalan. Selain itu, medan jalan yang terjal menambah keseruan pada perjalanan wisata kali ini.

Untuk mencapai puncak kelud, mobil akan melewati sebuah jalan misteri. Suatu jalan yang dipengaruhi oleh gaya medan magnet. Jadi meskipun mesin mobil dimatikan pada saat melewati jalan yang menanjak. Mobil masih tetap bisa melaju dengan lancar. Hal ini dapat terjadi karena mobil mengandung zat besi yang dapat ditarik oleh gaya medan magnet yang terdapat pada jalan tersebut.

Di tengah-tengah perjalanan menuju puncak. Mobil harus diparkirkan terlebih dahulu. Karena puncak kelud hanya bisa di tempuh dengan jalan kaki atau naik ojek. Untuk naik ojek biayanya sekitar Rp.15.000,00/orang. Puncak kelud bentuknya sudah tidak utuh lagi akibat meletus di tahun 2013. Fasilitas-fasilitas objek wisata masih banyak yang tertimbun oleh pasir dan bebatuan.

Perjalanan wisata lalu kami lanjutkan ke pantai tambakrejo di Blitar. Kami sampai disana pada malam hari. Sehingga sebagian pantai sudah tak terlihat lagi karena gelap. Untungnya kami masih bisa menemukan tempat yang terang disekitar tempat pembuatan kapal. Sehingga kami masih bisa menikmati pemandangan deburan ombak dan cahaya gemerlap bintang di malam hari. Ombak laut di pantai tambakrejo besar-besar karena gelombang lautnya langsung berasal dari lautan lepas yaitu Samudra Hindia.

Kami lalu menggelar tikar untuk memesan makanan dengan menu khas ikan laut. Dengan uang sebesar Rp.60.000,00, kami sudah bisa mendapatkan lima porsi makanan dengan lauk ikan pindang bakar dan lima gelas teh hangat. Setelah puas menikmati suasana pantai di malam hari. Kami segera meninggalkan Blitar untuk kembali pulang ke Mojokerto.

  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun