Mohon tunggu...
Deff Neehaya
Deff Neehaya Mohon Tunggu... -

Menyukai dunia anak, berbagi di Taman Kanak-kanak. Menggemari bacaan dan tontonan, belajar menulis dan mencipta tokoh. Sedang belajar ^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Karakter Anak

5 Januari 2013   03:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:29 4191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13573550251146377826

Banyak pakar psikologi mengatakan bahwa kegagalan menanam karakter pada seseorang sejak usia dini, akan membentuk pribadi yang bermasalah dimasa dewasanya kelak. Oleh karena itu, sejak usia dini karakter perlu dibentuk dan dibina agar mendapatkan kualitas karakter yang baik, seperti halnya membentuk otot yang harus dilakukan secara terus menerus .

Thomas Lickora mengemukakan “Walaupun jumlah anak – anak hanya 25% dari total jumlah penduduk, tetapi menentukkan 100% masa depan”. Jadi, pembentukkan karakter melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak adalah kunci utama untuk membangun bangsa.

Pendidikan Karakter Anak

Kapan waktu yang tepat untuk menentukkan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Jawabnya adalah saat masih usia dini. Kita dapat membuktikannya melalui fakta yang telah banyak diteliti oleh para pakar dunia.

Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80%. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa – masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu banyak yang menyebut masa ini sebagai masa – masa emas anak ( Golden Age ).

Sebagai orang tua dan para pendidik hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk meberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya dimasa mendatang. Namun tidak dapat disangkal, kadang orang tua atau guru tidak menyadari dampak dari sikap mereka terhadap anak justru dapat menjatuhkan mental anak. Misalnya dengan memukul dan memberikan sugesti negative kepada anak, sehingga menjadikan anak tersebut bersikap buruk, rendah diri/ minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko yang pada akhirnya karakter – karakter tersebut akan dibawanya sampai dewasa. tentu hal ini akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya.

Sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak saja. Kesuksesan lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangun hubungan emosional dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spriritual dengan Allah SWT.

Adapun karakter yang dikehendaki adalah sebagai berikut :

Percaya diri

Kepercayaan terhadap diri sendiri sangat berpengaruh terhadap prilaku anak. Sbagai ilustrasi, seorang anak sebenarnya mampu mengerjakan soal hitungan, akan tetapi karena dia menilai soal hitungan itu sulit dan tidak dapat dikerjakan olehnya maka dia pun tidak akan bisa mengerjakannya. Oleh kerna itu membangun kepercayaan diri anak sangatlah penting. Sebagai pendidik kita dapat melakukan komunikasi dengan anak secara sehat, yaitu tidak menekan anak tetapi mengangkatnya ( menghargai segala kreatifitasnya ).

Memiliki rasa ingin tahu

Anak pandai bertanya tentang segala hal yang dia lihat atau dengar, akan tetapi kepandaian tersebut tidak akan terekspresikan apabila respon dari lingkungannya tidak menyenangkan. Oleh sebab itu berikanlah jawaban dengan bijaksanakepada anak yang bertanya.

Memiliki motivasi diri

Dalam menumbuhkan motivasi sebaiknya dilakukan sejak dini. Pemahaman anak yang diberikan sejak kecil akan dibawanya sampai dewasa. kadang orang dewasa menganggap anak kecil belum mengerti apa-apa, sehingga menyepelekan kualitas obrolan dengan anak. Pada kenyataannya anak akan menyerap informasi apa pun yang diterimanya.

Mampu menahan diri (bersabar)

Ketika anak menginginkan sesuatu, maka jarang sekali mereka dapat menahan keinginannya tersebut. Selalu ingin segara memiliki baik dengan cara merengek atau merebutnya langsung dari orang lain. Karakter ini dapat diubah seiring dengan pemahaman anaktentang keuntungan yang akan didapat jika dia bersabar (menunda keinginan). Misalnya, anak yang menginginkan permen diberi pilihan, jika dia mengambilnya sebelum jam istirahat maka dia mendapatkan satu tetapi jika dia mengambilnya setelah jam istirahat tiba, maka dia akan mendapatkan permen tersebut dua. Mereka akan belajar memilih tindakan dan konsekuensi dari tindakannya sendiri (jika mampu untuk bersabar, maka dia akan mendapatkan jumlah permen lebih banyak).

Mampu bekerja sama/bergaul

Anakmemiliki kemampuan emosional dan social yang baik dalam lingkungannya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kondisi dalam dirinya baik dan lingkungan yang positif pun mendukungnya.

Factor kegagalan dalam membentuk karakter anak :

·Tidak dididik sejak dini, padahal pendidikan sejak dini itu bersifat permanen dan anak pada usia 0-7 tahun, berdasarkan keyakinan islam bahwa “ belajar diwaktu kecil, bagiakan mengukir di atas batu”.

·Kesalahan orang tua dalam mendidik anak. Yaitu ketika tidak berhati-hati dengan ucapan atau doa yang berdampak negative terhadap anak. Terkadang orang dewasa memaksakan anak dan tidak menanamkan karakter baik pada anak meskipun tujuannya baik.

·Menanamkan sugesti-sugesti negativemelalui perkataan pada anak, sehingga terbentuk stigma yang tidak baik terhadap karakter anak.

Akibatnya:

·Sifat anak acuh tak acuh dan emosi tidak seimbang.

·Agresif, minder,dannegative thinking.

·Kreatifitas anak hilang hingga 90%.

Semoga Bermanfaat ^_^

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun