Mohon tunggu...
Anik Yulianita
Anik Yulianita Mohon Tunggu... Penulis - Pribadi

Siangku untuk mewujudkan dunia dan ketika malam tiba Allah memberikan pakaian untukku :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bijak Berteman di Dunia Maya

22 September 2017   03:01 Diperbarui: 22 September 2017   04:14 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya tidak etis saya bercerita tentang hal ini, tapi hal ini adalah pelajaran bagi saya dan mungkin juga bagi sesama saya (kaum perempuan).

Menjadi seorang penulis adalah ambisi saya sekaligus impian saya meski mungkin karya-karya saya tidak akan terjejer di etalase-etalase toko buku.

Beberapa bulan kemarin, akun IG saya memang terbuka untuk umum. Saat saya mengikuti salah satu IG sebut saja Penyihir Kata-Kata, dari mengikuti IG Penyihir Kata-Kata kemudian saya mengikuti IG Informasi Penulis (bukan nama sebenarnya). Dalam sebuah postingannya IG Informasi Penulis menginformasikan akan ada seminar penulis yang boleh diikuti oleh umum, saya antusias ikut karena kebetulan sedang tidak ada kegiatan sehingga saya pun memberi komentar di dalam postingannya bahwa saya mau ikut.

Tidak berapa lama kemudian admin Informasi Penulis mengirim pesan DM ke IG saya... Senanglah pasti dan saya pun langsung memberikan nomer ponsel dengan begitu mudah ketika admin Informasi Penulis meminta.

Setelah saya memberikan nomer ponsel admin Informasi Penulis pun mengirim pesan WA, saya masih tanggapi dengan baik karena dengan berteman saya berpikir bisa bertukar pikiran atau berdiskusi tentang seputar tulisan.

Ternyata saya salah. Tidak begitu adanya. Setelah mengirim pesan WA adnin Informasi Penulis menghubungi saya, bukan masalah seputar tulisan yang dibahas melainkan mengajak saya hal yang negatif, yaitu phone sex. Saya menjadi terganggu dan sangat tidak suka tapi admin Informasi Penulis tetap saja menghubungi sehingga dalam pikiran saya saat itu ingin memberi pelajaran.

Pelajaran yang saya beri adalah saya meminta sejumplah uang, yakni satu juta rupiah dengan pemikiran bahwa admin Informasi Penulis pasti tidak akan mengganggu saya lagi apabila saya meminta uang dan terlihat matre.

Ternyata saya salah besar, admin Informasi Penulis ternyata menyanggupi setengahnya terlebih dahulu dengan syarat saya harus mengirim foto saya tanpa memakai jilbab dan hanya menggunakan lingerie...

"Gila nich orang!" umpat saya.

"Ya sudah kerjain aja." kata teman yang bekerja sebagai Peksos di Departemen Sosial, "Lihat kirim beneran apa enggak dan ambil aja foto dari google."

Saya mengikuti usulan beberapa teman yang memikiki pemikiran yang sama. Yang penting orang itu jera (kalau bisa tidak melakukan tindakannya kepada orang lain). Admin Informasi Penulis pun menawar saya untuk mengirim uang dua ratus ribu terlebih dahulu sebelum fix mengirim lima ratus ribu. Saya iyakan saja dengan permintaannya karena sekali lagi pikir saya tidak akan mungkin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun