[caption id="attachment_247404" align="aligncenter" width="640" caption="Sholat berjamaah di atas bukit saat musim dingin dan angin kencang"][/caption] Hari ini seluruh umat Islam memperingati hari paling bersejarah yang menjadi tonggak awalnya kita diperintahkan untuk sholat, 27 rokaat, sehari 5 waktu. Perjalanan panjang Nabi tercinta mi'raj ke Sidratul muntaha membawa oleh-oleh tak terkira harganya. Salah satu ibadah wajib yang akan dihitung pahalanya pertama kali kelak nanti di hari penghitungan, yaumul hisab. Yang bahkan disabdakan Nabi, siapa yang baik sholatnya makan akan baik juga amalan lainya. Sebagai umat muslim di Indonesia, sungguh memperoleh kemudahan untuk melaksanakan sholat. Masjid ada di setiap 500 meter. Mushola tersebar di sepanjang jalan, baik di desa maupun di kota-kota besar. Bahkan Indonesia memiliki masjig terbesar se Asia Tenggara, yaitu Masjid Istiqlal di Jakarta. Ada pula masjid kubah emas yang elok tak terkira. Ada pula masjid seribu pintu yang khusyuk kita sholat di dalamnya. Namun tak kalah banyak masjid dan mushola sederhana di kampung-kampung sana yang penuh sesak oleh jamaah, masjid yang hidup. Kumandang Adzan terdengar merdu setiap lima waktu itu datang. Sungguh syahdu tak terkira rupanya. Namun apa jadinya jika, semua itu tiba-tiba lenyap? Adalah kami, di Jepang, yang kemudian harus memendam rindu bisa mendengarkan suara adzan langsung dari corong masjid bukan dari aplikasi iphone, yang meskipun tak semerdu para syaikh, tapi khusyuk mengalun membuat tenang jiwa raga. Kami juga rindu, bisa berjamaah lima waktu di mushola-mushola kecil kantor, di masjid-masjid sederhana kampung, dan di sejuknya masjid-masjid perkotaan. Berapa banyak masjid yang ada di Jepang? mungkin jari sepuluh pun masih sisa jika digunakan untuk menghitung. Di Yamaguchi bahkan tak ada satupun masjid. Kami hanya mendengar adzan sepotong dari aplikasi iphone yang mengalun setiap lima waktu, dan itupun sudah cukup membahagiakan. Hidup di negeri dengan mayoritas penduduk non-muslim memang merupakan tantangan yang luar biasa. Terutama ketika kita harus melakukan kewajiban sholat lima waktu. Ketika di Kampus misalnya, ada beberapa kampus yang telah menyediakan fasilitas sebuah ruangan untuk dipergunakan oleh mahasiswa muslim beribadah sholat lima waktu yang dilengkapi dengan fasilitas tempat wudhu yang memadai seperti yang ada di Fakultas Pendidikan, Hiroshima University. Namun ada juga universitas yang menyediakan tempat beribadah hanya untuk sholat jumat saja, dan ini banyak sekali termasuk Yamaguchi University. Untuk mengatasi hal tersebut maka biasanya kami sholat di lab masing-masing. Kasus saya, Alahmdulillah di Fakulas Ekonomi satu lab isinya mahasiswa Indonesia semua, sehingga seringkali kami melakukan sholat berjamaah di lab Keezai (Ekonomi). Sedangkan saya pribadi yanga da di Fakultas Pertanian menggunakan satu pojokan student room untuk melaksanakan sholat, kebetulan ada dua orang muslim satu lab, saya dan satu teman dari Mesir. [caption id="attachment_247403" align="aligncenter" width="504" caption="Fasilitas tempat wudhu di Fakultas Pendidikan Hiroshima University"]