Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Dosen - blogger

berbagi cerita, karena kelak ini jadi sejarah...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sosok [Guru] pada Iklan Komersial

12 April 2013   00:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1365701903435099801

Berawal dari keprihatin seorang teman yang berprofesi sebagai seorang pendidik (dosen) yang melihat sinetron dan iklan dengan memposisikan peran guru sebagai sosok lelucon untuk humor yang kurang mendidik, dan kemudian beliau mengangkat penelitian tersebut. Berikut sedikit ulasan mengenai seminar yang diadakan secara internal, mengenai Melek Media: Profesi Guru pada Iklan Televisi Komersial

[caption id="attachment_254193" align="aligncenter" width="300" caption="Melek Media (foto: Wulan)"][/caption]

Guru adalah sosok yang harus digugu dan ditiru, maka guru yang baik harus memberikan contoh yang terbaik dengan cara memberikan atau mencontohkan atas sikap dan perilakunya yang baik.

Banyak diantara iklan komersil mengangkat sosok guru yang tujuannya sebagai upaya mendekatkan produk dengan konsumennya. Sosok guru yang "tampil" dalam pesan-pesan iklan tidak lain adalah usaha tim kreatif untuk membuat pesan dengan menumbuhkan emotional benefit di audiens terhadap pesan yang diterimanya. Pada dasarnya iklan dibuat untuk merayu atau menarik target audience secara perlahan untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh pengiklan melalui media. Namun idealnya iklan harus memiliki tanggung jawab moral kepada masyarakat, yaitu dengan memberikan pendidikan kepada masyarakat. Salah satu iklan yang menurut ibu Rina kurang menghargai profesi seorang guru adalah iklan mie instant yang ending dari iklan tersebut memposisikan seekor ayam di atas kepalanya. Iklan tersebut secara pesan bila dilihat diawal sangat kena big ideanya, hanya saja sayangnya ending dari iklan tersebut sangat melecehkan profesi guru. Bahkan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sempat meminta stasiun televisi untuk memperbaiki adegan tayangan iklan tersebut sebelum tayang kembali, karena iklan tersebut tidak memperhatikan norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan sekolah, memperolok tenaga pendidik (guru) dan merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan.

Bagi saya yang juga suka menonton iklan, penempatan profesi guru atau apapun yang tujuannya menarik konsumen sebenarnya dibalik itu semua adalah karena adanya kepentingan pasar. Maka dari itu kita sebagai konsumen haruslah melek media, artinya bisa lebih kritis dalam melakukan pembacaan terhadap pesan iklan sehingga makna-makna yang ditransfer melalui iklan dapat disikapi dan dimaknai dengan tepat, cerdas dan bijaksana.

Sumber: Makalah Seminar Dosen DKV Unindra, penulis Dra. Rina Wahyu Winarni, MSi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun