Mohon tunggu...
Wulan
Wulan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mencoba Menulis alakadarnya untuk mengurangi turbulensI otak dan sebagai hadiah 'salam tempel' untuk semua pembacanya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[LOMBA PK] Agen Toleransi Itu Didi Kempot

23 Januari 2017   18:24 Diperbarui: 23 Januari 2017   18:33 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewan juri yang terkhormat (bacanya pake huruf Kho ya, ter”kho”rmat…tolong perhatiken makhorijul hurufnya, itu kong Ragile tolong diulangi nguncapinnya sampe bener). Ijinkan saya menuliskan curhatan rahasia saya sebagai mbok mbok dan tolong jangan disampein ke Om Yanto ya..tolong, plis.

Sebenernya saya bertetangga sama tetangga saya ini baru sekitar sebulan…Tapi rasanya seolah olah udah berabad abad . Sampe lirik lagu wajib yang selalu di puter di tape mobilnya pun saya hafal. Gimana nggak hafal coba, ayo gimana... Tiap pagi tiap saya nyiram anggrek di halaman rumah, Om yanto (nama tetangga saya itu) sedang didepan rumah bersiin mobil sambil nyetel lagu lagu Didi kempot dengan suara kenceng layaknya orang lagi acara resepsi nikahan …aduuuh Pliss …. pusing pala barbie kalo suasana ini tidak juga berakhir di abad ini. Terus terang lampu bohlam, jujur sayur mayur saya merasa sangat terganggu. Denger musik jawa yang aneh dilengkapi dengan kata kata medok yang super aneh ditelinga saya.

Sampai suatu hari saya ngobrol sama suami saya : “Pah, tolong dong pah, toloong banget bilangin ke om Yanto itu, supaya setel musik nya pelan dikit. Mama ngomong ini yang ke seribu kali loh pa..plis ya pa. Suami saya hanya tersenyum mendengarkan keluhan saya. Sampai akhirnya saya ngomel lagi “Pah…ini bener loh, mamah mengeluh ini udah yang ke 1001 kali. Papa jangan cuek gitu dong .lama tak menjawab lalu tiba tiba suami saya mendekati saya dan berkata : ”mah..ada tiga point yang mamah harus dengarkan dan resapi , pertama om sebelah itu namanya Narto bukan Yanto. Kedua, mama ngomong ini baru yang ke 6, karena om yanto baru seminggu ngontrak dirumah sebelah . dan ke tiga kalo mama membenci sesuatu, mama cobain untuk berdamai dengan sumber nya. Besok papa beliin kaset kasetnya Didi kempot buat mama ya sayang, udah jangan cemberut dong ”. Whatss??? Mata saya seperti mau keluar. Tapi saya tak berkata kata menanggapi suami saya itu. Pokoknya tetep... Dia, atas nama om yanto, harus segera menyesuaikan diri dilingkungan ini (eh tepatnya dengan telinga saya sih) dalam tempoh jang sesingkat singkatnya, titik.

Singkat cerita dua minggu berlalu dan setiap pagi,sambil menyiram anggrek saya masih tetap ngedumel sendiri dengan kata kata yang mengalir tiada henti bagaikan air bocor dari ember gomber. Hingga suatu pagi, setelah sarapan dan merapikan penampilan saya bersiap berangkat nguli,dan seperti biasa sambil menyusuri jalan menuju kantor saya selalu mendengarkan musik sambil bernyanyi menirukan lagu yang berkumandang. Tombol tape saya pencet dan…, tiba tiba… loh loh apa ini….secara reflex mulut saya mengucapkan kata kata mengikuti syair lagu yang berkumandang di kabin mobil “Yen ing tawang ono lintang…cah Ayuuuu”…mata saya terbelalak…Oh God..ini kan lagu nya Om Yanto…Papaaaaaa…..! siapa lagi pelakunya kalo bukan suami saya yang sengaja mengganti disk dimobil saya dengan lagu lagu nya didi kempot persis lagu yang tiap pagi berkumandang dari mobil Om Yanto.

saya memenuhi janji saya untuk menjadi seorang yang logis sekaligus istri yang taat suami (aduh jangan kepedean dong mbok!) , itulah sebabnya saya mengikuti nasehat suami saya..ya, saya sedang mencoba berdamai dengan apa yang saya benci. Tiada lain tiada bukan, yaitu lagu didi kempot. Yah begitulah, sudah 3 hari ini saya berangkat kerja ditemani lagu itu yang sengaja saya setel kenceng2 dan mulut saya tak mau kalah untuk menyenandungkan syair lagu nya, bukan apa apa, saya sedang melakukan simulasi supaya saya bisa memahami kebiasaan tetangga saya itu. Oiya..yang ini rahasia, jangan sampai om yanto tahu…sambil menyenandungkan lagu lagu itu, saya pun melenggak lenggokkan kepala saya persis seperti apa yang dia lakukan setiap pagi . Oh God..sumprit kutu kuprit bener ikan wader, ini adalah pengorbanan terberat saya untuk berdamai dengan nya…gumam saya dalam hati.

Seminggu berlalu, saya pun semakin familiar dengan lagu lagu didi kempot hingga suatu pagi ketika saya sedang nyemprot anggrek (oh God, nggak ada objek lain untuk disemprot ya), seperti biasa tetangga sebelah muter lagu "Yen ing tawang ono lintang" sambil bernyanyi dengan suara kenceng bagaikan suara teriakan tukang tahu bulat. tanpa saya sadari kepala saya pun melenggak lenggok mengikuti lantunan musik itu beberapa saat hingga tiba tiba saya merasa saya pengen tenggelam ke dasar bumi karena terdengar suara dari dalam rumah "Cyeeee..yang udah damai ama lagu Jawa".

Rasa rasanya saya ingin berbagi tips kepada para pembaca, jika anda sedang dalam keadaan tidak bisa mentolerir sesuatu, cobalah untuk berdamai dengannya, cobalah untuk merasakan apa yang tidak bisa anda tolerir. niscaya anda akan menikmatinya dalam kedamaian. seperti pepatah kata , Tak kenal maka tak sayang,..

Begitu ajah curhatan mbok kali ini tentang Om Yanto..eh Didi kempot, eh bukan...maksut saya tentang semangat toleransi...menang atau kalah itu hal biasa dalam kompetisi, jadi supaya luar biasa, tolong segera transfer hadiahnya ya min...udah udah...mo geprek bawang dulu di dapur...daaaa

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun