Mohon tunggu...
Wahyu Putri P
Wahyu Putri P Mohon Tunggu... -

Mahasisa Kimia Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

BBA (Bahan Bakar Alam)

22 Agustus 2017   17:39 Diperbarui: 22 Agustus 2017   18:03 12094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://pranotoningtyas.wordpress.com/2017/08/22/bba-bahan-bakar-alam

Rangkaian 15 hari cerita energi telah memasuki hari keenam. Beberapa sumber enegi baru terbarukan seperti matahari, air, angin dan panas bumi telah dibahas pada tulisan-tulisan sebelumnya. Pembahasan sumber-sumber energi tersebut selalu mengarah pada kebutuhan energi listrik. Konsumsi energi listrik memang paling tinggi, baru kemudian disusul oleh konsumsi energi untuk transportasi. Pada hari keenam ini akan dibahas mengenai energi untuk transportasi.

Transportasi merupakan hal yang sangat penting karena dapat membantu mempercepat mobilitas kita sebagai manusia. Perkembangan transportasi di Indonesia juga cukup pesat. Menurut data dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 2013 berjumlah 104 juta yang didomisi oleh sepeda motor dengan jumlah 84 juta. Jumlah ini naik 21 % dari tahun 2012 dengan jumlah total 94 juta kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di Indonesia, maka jumlah kebutuhan BBM (Bahan Bakar Minyak) juga semakin tinggi.

BBM merupakan bahan bakar kendaraan yang diperoleh dari pengolahan minyak bumi. Sedangkan penelitian dari Kitami Institute of Technology Jepang mengatakan bahwa energi fosil termasuk minyak bumi akan habis pada tahun 2050. Selain menipisnya cadangan minyak bumi, penggunaan BBM ini sebagai bahan bakar kendaraan juga berdampak negatif pada lingkungan. Proses pembakaran BBM menghasilkan emisi gas yang dapat merusak atmosfer sehingga menyebabkan pemanasan global.

Dengan permasalahan ini, tentu diperlukan energi alternatif pengganti BBM. Bioenergi dirasa menjadi solusi yang tepat untuk dikembangkan menjadi bahan alternatif pengganti BBM. Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional dan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain.

Bioenergi merupakan energi yang diperoleh dari biomassa. Sedangkan biomassa adalah bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan maupun limbah pertanian. Biofuel merupakan bentuk final dari bioenergi yang dibagi lagi menjadi dua yaitu biodiesel dan bioetanol. Biofuel dinilai sangat efisien karena menggunakan bahan-bahan yang melimpah dan dapat diperbarui. Energi yang dihasilkan oleh teknologi ini lebih efisien dari minyak bumi dan relatif lebih ramah lingkungan. Ketersediaan cadangan bahan bakar nabati ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga menjamin kestabilan neraca minyak dan energi nasional.

Biofuel yang telah dikembangkan di Indonesia adalah produk biodiesel B-10 dan produk bioetanol E-10. Sejatinya bioenergi tidak dapat menggantikan BBM secara keseluruhan. Sejauh ini aplikasi bienergi masih memerlukan campuran dari bahan bakar minyak. Produk biodiesel B-10 misalnya, produk tersebut merupakan campuran 10 % biodiesel dan 90 % solar.

Begitu pula dengan produk E-10 yang merupakan campuran 10 % etanol dan 90 % bensin. Diperlukan pengembangan yang lebih intensif agar persentase campuran lebih condong pada biofuel daripada minyak bumi seperti negara Swedia yang telah berhasil memproduksi BE-85, yaitu campuran 85 % bioetanol dan 15 % bensin. Dengan sedikitnya pemakaian bahan bakar minyak bumi pada campuran, diharapkan akan mengurangi konsumsi BBM konvensional secara signifikan.

BIODIESEL

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Biodiesel ini dapat dihasilkan dari minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kemiri, minyak jarak pagar, dan minyak berbagai tumbuhan yang mengandung trigliserida. Di Hawai dan Nagoya Jepang, biodiesel dibuat dari minyak goreng bekas yang diperoleh dari restoran cepat saji. Untuk Indonesia, potensi yang sangat besar adalah penggunaan minyak kelapa sawit karena produktivitas minyaknya paling besar dibanding produktivitas minyak pada tumbuhan lain.

Pada prinsipnya, proses pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel dihasilkan melalui proses yang disebut reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis. Dari reaksi ini akan dihasilkan etil ester asam lemak (biodiesel). Kelebihan dari biodiesel adalah tidak memerlukan modifikasi mesin diesel yang telah ada, kandungan energinya hampir sama dengan solar dan tidak memberikan kontribusi pada pemanasan global.

BIOETANOL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun