Ahhh... kau datang tepat pada saat Azan berkumandang.
Jangan kautanya kemana keramahanku,
saat kaudapati tak sedikitpun senyum melihatmu.
Tentu saja kecewa meruap-ruap; air mata menggenang.
Sungguh kau adalah tamu yang tak dirindukan.
Penantianku pada lusa hari pertama hancur berserakan.
Maaf bukan mengutuk kehadiranmu pun tak menerima kodratku.
Hanya saja ... kehadiranmu membuat atmaku hampa,
menjadikan sepertiga malamku tak bernyawa.
Namun apa daya, sekalipun kumohon “ tolong kali ini jangan datang”
Kau acuh, karena kau tak pernah terlambat ataupun lupa datang.
Tak seperti kami kebanyakan, di mana janji sering terlupakan.
Cililin, 25052017 (07:46)
Wiwin Damayanti