Mohon tunggu...
Wistari Gusti Ayu
Wistari Gusti Ayu Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru

Guru adalah profesi yang mulia, saya bangga menjadi guru

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengikuti Prosesi "Nyineb Piodalan" di Pura Tanah Lot

12 Agustus 2019   17:39 Diperbarui: 12 Agustus 2019   17:44 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak kenal dengan Tanah Lot. Pantai yang terkenal karena keunikannya ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Bali. Mungkin bagi orang di luar Bali yang berwisata ke Bali, belum lengkap rasanya bila belum mengambil gambar di tempat ini.

Di Pantai Tanah Lot terdapat pura yang yang disebut Pura Luhur Tanah Lot. Pura ini berdiri di atas sebuah karang di tepi laut selatan. Didirikan oleh Dang Hyang Nirartha tokoh Hindu dari Jawa pada abad ke-16.

Sumber air di bawah Pura. Dokpri.
Sumber air di bawah Pura. Dokpri.

Dang Hyang Nirartha adalah seorang brahmana yang datang ke Bali untuk menyebarkan agama Hindu. Konon kedatangannya di Desa Beraban, Kediri,  Tabanan sempat ditentang oleh Bendesa yang menjadi tokoh masyarakat waktu itu. Bendesa Beraban mengusir Dang Hyang Nirartha yang bersemedi di atas batu karang pantai Tanah Lot, kemudian batu karang tersebut dipindahkan Dang Hyang Nirartha ke tengah Laut, sehingga sang Bendesa kemudian megakui kesaktian Dang Hyang Nirartha.

Pura Tanah Lot di lihat dari arah belakang. Dokpri.
Pura Tanah Lot di lihat dari arah belakang. Dokpri.

Akhirnya Dang Hyang Nirartha meninggalkan Tanah Lot dan meminta penduduk membangun sebuah pura di tempat meditasinya serta memberikan sebuah keris untuk Bendesa Beraban yang sampai saat ini masih dijaga oleh keluarga Puri Kediri, Tabanan. Setiap enam bulan sekali akan diupacarai.

Ibu-ibu meletakkan Banten. Dokpri.
Ibu-ibu meletakkan Banten. Dokpri.

''Piodalan' di Pura tanah lot dilaksanakan setiap enam bulan sekali, dengan menggunakan perhitungan wuku dan wewaran, yakni di hari Rabu, Wage, wuku Langkir, tepat pada tanggal 7 Agustus 2019.

Piodalan berasal dari kata wedal yang berarti keluar atau lahir. Pada saat Piodalan (odalan) tersebutlah diperingati dan ditetapkan sebagai hari lahir sebuah Pura atau bangunan suci. Saat Piodalan umat Hindu melakukan rangkaian upacara yadnya untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa.

Anak-anak di tangga pura. Dokpri.
Anak-anak di tangga pura. Dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun