Mohon tunggu...
Wisnu Mustafa
Wisnu Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

pencari cinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cuaca Ekstrem: Dokter Panen, Tukang Es Menangis

15 Januari 2012   06:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:52 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13266081591607875737

Cuaca ekstrem merupakan bagian dari gejala alam yang memang biasa terjadi di setiap tahunnya. Hujan yang turun tiada henti seringkali menyulitkan aktivitas di luar rumah. Parapedagang kecil kerap mengeluhkan kondisi ini.

Jono Seorang tukang es Doger bercerita bagaimana sulitnya dia di musim hujan seperti ini. “ udah dua hari rugi terus mas”, katanya dengan sedih. Es Dogeryang dia jajakan harus di buat dulu selama beberapa jam baru kemudian di jajakan. Dagangan tidak habis, tidak bisa disimpan. Alhasil kerugian yang didapat karena harus membeli bahan baku. “Satu hari dua hari mungkin masih bisa bertahan mas, kalau lebih dari itu, pasti gulung tikar jual celana”, celetuknya. Untuk mensiasatinya, tukang es doger ini beralih ke minuman botolan. Soft Drink botolan, meskipun itu juga kurang laku dimusim hujan seperti ini. Alternatif ini yang terpaksa dipilih. “Mau jualan yang lain saya ngak bisa mas, jadi terpaksa jualan minuman botolan.”

Jono bercerita bagaimana teman-teman lainnya sesama tukang es akhirnya tepaksa pulang kampung. Sawah-sawah di kampung biasanya memasuki musim tanam pada waktu musim hujan seperti ini. Mereka berharap ada pekerjaan sebagai buruh cangkul di kampungnya.

Derita juga dirasakan oleh para pedagang sayur dipasar-pasar tradisional. Pasar dimusim hujan seperti ini berubah menjadi kubangan kerbau,Becek dan bau comberan. Dengan kondisi pasar seperti ini siapa konsumen yangmau masuk kedalam pasar dan berbelanja. Hanya pembeli-pembeli tertentu saja yang masih rela berkotor-kotor ria menembus kubangan berwarna hitam itu.Suasana pasar pun lengang seperti kuburan. Para pedagang manatap penuh harap kepada setiap orang yang melintas.

Namun Cuaca ekstrem tidak selamanya berakibat negatif terhadap para pedagang. Ada pedagang yang justru omsetnya melonjak ketika musim penghujan seperti ini. Tukang Bakso, mie ayam, bajigur, Kacang rebus, Susu Jahe adalah beberapa diantaranya. Cuaca dingin memang sangat cocok untuk mengkonsumsi makanan dan minuman hangat.

Profesi lain yang tampaknya kebanjiran order adalah Dokter. Klinik-klinik umum, balai pengobatan, dan puskesmas tampaknyasemakin ramai saja dimusim penghujan seperti ini. Pasien tampak menumpuk di ruang tunggu.Penyakit mudah datang. Flu, batuk, panas dingin tampaknya gejala umum yang dihadapi pasien. Belum lagi ancaman demam berdarah.

Seorang bapak, nyeletuk “ wah musim hujan begini dokter panen nih, candanya. Ditengah antrian yang mulai memanjang disebuah klinik. Canda si bapak ini kontan mendapat respon dari pengunjung lainnya. “dokter panen, tukang es nangis darah pak, seru yang lainnya. Aku yang sedang mengantar teman hanya tersenyum saja.

Sakit tentu bukan kemauan anda dan juga bukan kemauan dokter. Tugas dokter adalahmengobati orang yang sakit. Saya yakin dokter juga tidak berharap atau berdoa dalam hati agar hari ini banyak yang sakit. Setiap rezeki manusia sudah diatur oleh Allah SWT.Hujan, cuaca buruk tentu ada hikmah dibalik semuanya. Konon katanya rezeki ngak akan tertukar. Apalagi rezeki dokter dan tukang es, yang sudah pasti tidakakan tertukar.

Selalu ada hikmah disetiap peristiwa, tukang es menangis di musim hujan tapi juga tertawa riang di musim panas lalu. Hukum kesetimbangan pun berlaku, ada saat omzet tinggi, ada pula saat omzet jatuh. Buat para pedagang adalah hal yang biasa, tinggal mental yang bicara.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun